Setiap manusia pasti pernah merasakan stres, baik itu dalam hal menghadapi jenjang pendidikan, padatnya dunia kerja, tagihan yang menumpuk, dan lainnya. Dalam menghadapi kondisi ekstrim, tubuh akan cenderung mengalami stres. Hal tersebut telah menjadi mekanisme natural yang tertanam di dalam diri kita masing-masing. Namun perlu diketahui bahwa tidak semua stres merujuk pada konotasi yang negatif. Perasaan senang yang didapat ketika mendapat jabatan yang diinginkan, bangga karena mendapat nilai bagus, semua itu merupakan contoh stres yang menguntungkan.Â
Stres sangat wajar dan normal  ketika  berada dalam situasi terancam ataupun situasi yang baru pertama kali dihadapi. Namun, cara setiap pribadi merespon terhadap masalah bisa berbeda-beda. Misal, ada dua pribadi yang dihadapkan masalah yang sama. Bisa saja hanya satu pribadi yang merasakan stres akibat masalah tersebut dan satunya lagi tidak. Semua bergantung kepada mental dan cara menyikapinya.
Secara harfiah, stres sendiri diartikan sebagai reaksi seseorang, baik secara fisik maupun emosional terhadap perubahan yang terjadi di dalam lingkungan sekitar. Stres dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu distress & eustress. Distress merupakan stres yang melibatkan perasaan negatif & pengalaman sulit, sedangkan eustress merupakan kebalikan dari distress, yaitu stres yang membawa keuntungan, sehingga memicu respons yang positif. Respons stres dipicu oleh hormon adrenalin & kortisol, yang akan membuat detak jantung & tekanan darah meningkat. Hormon-hormon ini akan bekerja ketika seseorang berada dalam situasi yang menegangkan, penuh konflik, spontan, bahkan ketika sedang merasa frustasi.
Apabila dihadapkan dengan pemicu stres secara berkelangsungan, tubuh akan mengalami kelelahan. Stres yang menumpuk akan melemahkan sistem imun dalam tubuh, sehingga timbul resiko penyakit, mulai dari gejala-gejala penyakit ringan seperti sakit kepala, depresi ringan, & sulit tidur, hingga penyakit fatal. Berikut merupakan penyakit fatal yang disebabkan oleh stres:
Obesitas
Berdasarkan penelitian, seseorang dengan kadar hormon kortisol yang berlebih cenderung mengalami pertambahan massa tubuh & pinggang lebar. Hal tersebut disebabkan oleh stres yang berkelanjutan, sehingga membuat penderita lebih sering mengonsumsi makanan manis & tinggi lemak agar dapat merasa lebih baik.
Penyakit jantung
Seseorang dapat mengalami penyakit jantung akibat tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh stres. Tekanan darah tinggi dapat terjadi apabila darah yang dipompa oleh jantung melewati batas normal atau terjadinya penyempitan pada pembuluh darah arteri. Selain itu, penyakit jantung dapat dipicu oleh kebiasaan merokok, makan berlebih, & jarang beraktivitas.
DepresiÂ
Stres secara berkepanjangan mampu menempatkan penderitanya dalam fase depresi. Hal tersebut sangat berbahaya karena penderitanya mampu melampiaskan stresnya dengan melakukan hal hal berbahaya seperti mengkonsumsi obat obatan terlarang, hingga bunuh diri.
Berikut merupakan beberapa cara untuk mengatasi stress: