Mohon tunggu...
Steven empindontatarigan
Steven empindontatarigan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa UKI

Hobi kritik, meneliti, mengamati dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Berpikir Kristis terhadap Isu dan Data Menjelang Tahun Pemilu

3 Desember 2023   22:30 Diperbarui: 3 Desember 2023   22:51 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://sokrates.id

  3. Dalam dunia agama berpikir kritis penting agar kita tidak tersesat terhadap ajaran palsu.

   Berpikir kritis terhadap agama bukan berarti tidak beriman ataupun tidak percaya Tuhan. Namun, lebih jauh lagi kritis terhadap ajaran agama adalah tindakan untuk memikirkan lebih dalam lagi. Sehingga ketika kita memilih dan memutuskan untuk percaya pada suatu ajaran atau doktrin agama kita mengerti dan paham mengapa dan kenapa kita percaya hal tersebut. Bukan percaya hanya karena di pengaruhi oleh orang lain apalagi percaya hanya karena di manipulasi.

C. Bagaimana caranya berpikir kritis?         

  Lalu bagaimana caranya untuk berpikir kritis?. Dalam berpikir kritis kita harus bisa berpikir secara objektif, mengidentifikasi dan menganalisa masalah, serta evaluasi dan refleksi.

1.Berpikir objektif.

   Berpikir objektif artinya kita mempertimbangkan sesuatu yang nyata, fisik, dan ada terlepas dari emosi, perasaan dan persepsi pribadi.

  2. Mengidentifikasi dan menganalisa

   Mengidentifikasi dan menganalisa setiap isu seperti mencari bukti-bukti mencari hal yang pro-kontra dari isu tersebut, menggali data dari isu tersebut,mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang berkontribusi terhadap hal tersebut, dan menganalisa inti permasalahan dari sebuah isu.

  3.Evaluasi dan relfeksi.

   Artinya melihat sejauh mana hal tersebut di mengerti dan apakah sudah mendekati sesuai dengan fakta, memikirkan hal tersebut apakah penting dan apakah isu tersebut logis untuk di percaya.

   Kita akan mencoba mengaplikasikan ke sebuah contoh kasus ringan. Seperti kasus penyebaran hoax yang menghina seorang calon pemimpin, dengan memotong vidio pendek ketika calon pemimpin tersebut salah dalam berkata-kata yang sebenarnya tidak mengarah kepada hal negatif. Tetapi dengan bukti vidio tersebut orang-orang menghina bahkan memfitnah calom pemimpin tersebut dengan berkata "masa calon presiden begitu" atau "Nah,kan ketahuan sifat nya"  sehingga orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut mengakibatkan kegaduhan dan menyebarkan ujaran kebencian. Namun jika ditanggapi secara kirtis terlebih dahulu kita akan berpikir objektif terhadap isi informasi dan vidio tersebut.  Kemudian mencari bukti-bukti yang menjamin, dan mencari tahu lebih detail lagi isi dan maksud perkataan tersebut. Setelah itu, kita mengevaluasi dan refleksi apakah kita benar-benar yakin dan apakah hal tersebut logis untuk di percaya. Karena kita tidak mendapat kan data yang lengkap, bukti yang menjamin,dan nampaknya hal tersebut belum terbukti kebenaranya, pastinya kita akan tidak langsung percaya hoax tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun