Mohon tunggu...
Steven empindontatarigan
Steven empindontatarigan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa UKI

Hobi kritik, meneliti, mengamati dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Gen Z Cinta Tanah Air?

18 Januari 2023   23:24 Diperbarui: 18 Januari 2023   23:27 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Steven empindonta tarigan

Berbicara mengenai perkembangan Zaman sangat lah luas baik itu  hal yang positif  maupun hal yang negatif. Bisa dikatakan perkembangan zaman ini adalah hasil dari kemajuan teknologi. Semakin pesat nya teknologi semakin mudah muda-mudi bangsa ini mengakses bagaimana kehidupan di seluruh dunia ini. Oleh sebab itu muda-mudi Indonesia kerap sekali mencoba untuk meniru budaya, Bahasa,  dan bahkan kebiasaan orang orang di luar sana hanya untuk kepentingan gaya hidup dan hal tersebut umunya terjadi kepada generasi Gen-Z.

Sebelumnya kita terlebih dahulu mengetahui apa dan siapa itu generasi Z. Generasi Z adalah muda mudi yang terlahir di antara tahun 1995- 2010. Di sebut dengan Gen Z karena generasi sebelumnya itu di beri istilah generasi X dan Y. Di tahun 2023 ini pasti nya generasi Z ini di sebut masih muda. Seperti yang kita ketahui bahwa karakter seorang anak muda itu adalah suka menjelajah dan suka hal yang baru. Oleh sebab itu, generasi ini kerap ingin merasakan hal-hal yang tidak biasa mereka lihat dan rasakan sehingga mereka cepat sekali mengadopsi gaya hidup budaya luar untuk mereka Tiru.

Hal yang perlu kita waspadai di zaman yang semakin maju ini adalah kecintaan anak muda atau gen z terhadap negeri kita ini. Jangan sampai kemajuan zaman ini memudarkan rasa cinta tanah air masyarakat Indonesia terutama pemuda yang akan menjadi generasi bangsa ini. Karena hal tersebut baik kita sadari ataupun tidak, bisa saja terjadi karena nilai-nilai yang berasal dari luar budaya Indonesia perlahan menggantikan nilai-nilai budaya kita di hati dan pikiran putra-putri bangsa. Contoh nya seperti terjadinya adopsi budaya luar, memiliki idola dari negara luar terobsesi brand luar dll,  ini bisa memicu pudarnya cinta akan tanah air. Di tulisan ini  saya akan menguraikan keadaan gen-z saat ini dan kita akan belajar apakah hal tersebut dapat mempengaruhi kecintaan mereka akan bangsa ini.

A. Terjadinya adopsi budaya luar

Selain ingin mencari sesuatu anak muda juga selalu ingin terlihat keren oleh teman sebaya mereka. Menurut penilaian anak muda seseorang bisa di sebut keren jika bisa mengikuti apa yang trend baik di dunia nyata maupun di sosial media. Sayang nya trend tersebut cenderung datangnya dari kehidupan orang luar bukan dari dalam negri dan panutan yang mereka tiru adalah tokoh-tokoh mancanegara. Obsesi ini lah yang menyebabkan budaya luar sangat mudah mempengaruhi dan memudarkan budaya yang ada di Indonesia di kalangan generasi Z.  Pengaruh tersebut dapat kita lihat dari gaya Bahasa, gaya berpakaian bahkan etika pemuda yang tidak menunjukkan jati negara bangsa Indonesia.

           1. Gaya bahasa

 Indonesia memiliki bahasa yang sangat sopan dan sangat ideal untuk budaya di Indonesia. Karena bahasa itulah salah satu cerminan dari budaya kita. Contoh nya seperti memanggil orang tua kita tidak boleh menyebut nama ataupun menyebut dengan kata kamu atau kau. Namun, kita harus menggunakan kata bapa, ibu, kakek, nenek, om, tante dan sebagainya. Begitu juga menyebut orang yang lebih tua dari kita harus menggunakan kata anda atau kamu.

Gaya bahasa Indonesia tersebut berbeda dengan bahasa  Berbeda dengan bahasa inggris yang bisa menggunakan kata YOU untuk semua orang. Ini adalah salah satu contoh bahwa bahasa Indonesia itu memiliki karakteristik tertentu. Namun terkadang generasi Z ini tidak menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, apakah mereka tidak bangga dengan bahasa Indonesia kita tidak tahu. Pastinya mereka mencampuradukkan bahasa Indonesia dengan istilah luar karena hanya ingin terlihat gaul atau keren. 

Seperti yang saya perhatikan bahwa generasi Z di Jakarta selatan memiliki trend berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang di kombinasikan bahasa Inggris.Contoh istilah yang sering digunakan oleh generasi Z di sosial media seperti ; on the way, glow up, cancel culture, post a picture, dan masi banyak lagi. Saya tidak mempermasalahkan bahasa inggris atau bahasa apapun yang mereka gunakan namun yang saya heran adalah istilah istilah tersebut di satukan dalam kalimat bahasa Indonesia.

Jika seseorang fasih berbahasa inggris dan menggunakan bahasa inggris sebagai alat Pendidikan ataupun sarana untuk belajar dengan orang luar saya tidak akan mempersalahkan hal tersebut bahkan saya mendukungnya. Namun, mengapa bahasa Indonesia harus mereka campuradukkan dengan istilah-istilah luar tersebut?.  Apakah mereka tidak bangga dengan bahasa Indonesia? Dengan kelakuan mereka tersebut apakah dapat di katakan mereka cinta akan tanah air?

       2.Gaya berpakaian

Gaya berpakaian juga sudah sangat berbeda dengan budaya Indonesia yang cenderung berpakaian sopan, tertutup dan memiliki ciri khas Nusantara. Namun, pakaian seperti itu telah sukar menemukan nya, muda-mudi bangsa ini berlomba-lomba memakai apa yang sedang trend di sosial media. Pakaian seperti apa sih?. Pakaian kebarat-baratan itu bisa kita lihat di mana mana mulai dari Mall, pasar dan di kelingkungan kita apalagi di ibukota. celana pendek dan kaos crop top bukan lah budaya kita. 

Seperti budaya batak itu harus memakai pakaian sopan ketika ketemu dengan tulang, oppugn, bapak atau keluarga lainya ketika berkumpul. Namun, semakin ke sini gadis-gadis generasi z ini sudah tidak memperhatikan hal-hal seperti ini.  Di mana mana masalah gaya pakaian ini pasti ada, tidak hanya di generasi Z samapai generasi tua juga kadang telah tidak perduli dengan ciri khas pakaian indonesia. Orang-orang akan membantah dan akan mengatakan hal ini wajar karena perkembangan zaman kita meninggalkan zaman yang kuno. Memang benar, namun menurut saya hal ini adalah salah satu hal yang bisa memudarkan kecintaan kita akan budaya kita yang nanti nya tanpa disadari kita juga kurang mencintai Tanah Air ini

 B.Terobsesi terhadap idola dan brand dari luar negeri

Memiliki idola adalah setiap hak orang dan tidak ada undang-undang atau peraturan yang melarang nya. Di kalangan generasi Z ini sudah hal biasa ketika seseorang memiliki idola orang korea atau orang luar negeri lainya. Bahkan ada yang mengidolakan seseorang sangat berlebihan atau bisa di katakana ekstrim. Dikatakan ekstrim karena ia akan rela mati-matian membela idola nya ketika  idolanya tersebut di kritik negative, mereka akan membuat kelompok dan memuja-muja idola nya tersebut. Banyak kasus yang menunjukkan mereka terlalu berlebihan dalam mengidolakan tokoh-tokoh tersebut bahkan ada yang sampai menangis-menangis terjatuh meminta hadiah dari tokoh idola tersebut saat konser. Apakah dengan prilaku tersebut kita berani menilai mereka sebagai orang yang mencintai Tanah Air?

Generasi Z menghabiskan waktu dan tenaga mereka mengerjakan sesuatu yang tidak ada manfaatnya untuk bangsa dan negara. Mengapa waktu mereka yang di pakai menonton konser tersebut di gunakan untuk belajar sejarah atau berkunjung ke museum dan belajar tentang sejarah Indonesia ? Kemudian anda menjawab itu hak mereka untuk bersenang-senang, atau ada yang berkata pikiran saya terlalu kuno. Kalau begitu ijinkan juga saya berkata inilah salah satu penyebab kecil pudar nya rasa cinta Tanah Air.

  Mencintai Brand luar negeri

Pakaian sekarang ini tidak hanya di lihat dari kualitas nya saja. namun yang paling di perhatikan oleh generasi z adalah brand atau merek. Di Indonesia sangat banyak produksi pakaian baik itu pabrik dan produksi rumahan. Namun produk produk dalam negeri selalu kalah oleh merek atau brand yang datang nya dari luar negeri. Hal ini pasti nya di pengaruhi juga oleh teknologi informasi contohnya, di sosial media beredar brand yang terkenal dan bergengsi. Gen z akan berlomba-lomba untuk membeli brand tersebut karena dengan begitu ia akan merasa keren dan gaul. 

Dari kecintaan mereka terhadap brand tersebut artinya mereka sedang membanggakan negara yang memproduksi barang tersebut. Mereka dengan senang hati memamerkan barang mereka yang di produksi oleh korea atau pakaian yang memiliki brand yang pernah di pakai oleh idola mereka. Kembali lagi kita bertanya apakah mereka tidak bangga dengan produk dalam negeri? Apakah mereka malu memakai produksi brand Indonesia? Lalu apakah bisa di katakana generasi seperti itu mencintai Tanah Air?

C. Globalisasi, Gen z dan cinta Tanah Air

Cinta tanah air biasanya di artikan dengan perasaan untuk mengabdi, melindungi, membela dan memelihara tanah air.  Cinta tanah air bisa bertumbuh melalui rasa kecintaan terhadap lingkungan sendiri. Mencintai suku, budaya, bahasa, lingkungan adalah salah satu kecintaan akan bangsa ini. Setelah mencintai lingkungan terdekat maka akan bertumbuh juga rasa nasionalisme dan  cinta Tanah Air dengan saling menghargai, menghormati, memiliki tenggang rasa, menerima perbedaan, melakukan kewajiban sebagai masyarakat , perduli terhadap sesama dan masih banyak lagi. Rasa ini hanya bisa di tumbuhkan oleh pribadi masing-masing bagaimana kita menempatkan posisi Indonesia ini dalam hati kita.

Untuk memiliki rasa cinta tanah air kita harus menempatkan tanah air ini di sebuah posisi dalam hati kita. Dari hati akan bertumbuh setiap buah-buah dari kecintaan akan tanah air tersebut. Hal seperti  ini lah yang saya takut kan memudar dari generasi z. Posisi yang seharusnya di tempati oleh bangsa ini digantikan oleh hal-hal yang kita telah bahas di atas. Artinya benih-benih yang seharusnya di tanamkan dalam hati generasi z ini untuk mencintai tanah air digantikan dengan benih-benih yang akan membuat pudar nya akan kecintaan tersebut. Saya memperhatikan bahwa sesuatu yang gaul untuk anak muda ini adalah gaya hidup yang kebarat-baratan, artinya di dalam hati mereka sudak tidak perduli dengan budaya Indonesia, ini point yang saya maksud globalisasi bisa mengakibatkan pudar nya rasa cinta generasi z terhadap tanah air.

Kesimpulan

Jadi sebagai masyarakat Indonesia baik orang tua, mahasiswa ataupun siswa yang membaca tulisan ini marilah kita memiliki kesadaran dan  terus menanamkan rasa cinta tanah air terhadap anak, saudara, dan kaka adik kita agar tanah air kita tetap memiliki tempat di dalam hati generasi Z ini. Karena sangat fatal jika generasi-generasi selanjutnya sudah tidak memiliki rasa cinta tanah air lagi atupun rasa nasionalisme. Mengikuti kemajuan zaman tidaklah lah masalah atau pun mengikuti globalisasi. Namun, jangan jadikan hal tersebut memudarkan kecintaan kita terhadap tanah air ini. Setiap anak muda wajib di edukasi mengenai negara kita ini baik sejarah dan juga rasa nasionalisme. Karena rasa itu juga akan membuat negara kita semakin maju dan semakin kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun