Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah hobi saya. Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan jiwa saya ke dalam tulisan. Tulisan yang selalu saya senangi adalah puisi. Karya sastra sederhana itu membuat saya menemukan kembali jiwa saya yang kadang pula rapuh sebagai manusia.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tapak Kaki Perempuan Pertama

28 Januari 2023   09:51 Diperbarui: 28 Januari 2023   10:05 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TAPAK KAKI PEREMPUAN PERTAMA


Udara serasa basah saat elegi puisi ini ditulis.

Terasa berat tuk menuangkannya sebab, aku takut  huruf-huruf mengobarkan api

Menjadi senjata paling mematikan.

Seorang diri, kutarik mata air mata dan kugali-gali diriku sendiri

Dari kuil ke kuil, dan sinilah aku berdiri

Sebagai seorang perempuan pertama.

Tapak-tapak kaki yang kulewati tak pernah sendirian.

Hitam dan putihnya kehidupan hadir menemani kesunyian "Salib" yang kupikul.

Meninggalkan bekas dan meluapkan kenangan.

Ku tak pernah goyah dan gentar sebagai seorang "puan"

Yang merindukkan kisah indah di akhir cerita nanti.

Ini barulah langkah awal yang kujejali.

Serasa berat, namun kumenerimanya penuh berkat.

Aku tak mau dibilang manusia sempurna, tapi ingin disebut manusia berguna.

Masih ada ribuan tapak yang harus kulewati.

Ceria, letih, canda dan tawa menghiasi balutan langkah kuyuh kakiku,

Satu kata mendorongku dalam hati: semangat!

Sebab, aku adalah perempuan pertama yang ingin melukis indah warna-warni senyuman di bias kedua orangtuaku.

Sudut Penfui, 28/01/23

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun