Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah hobi saya. Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan jiwa saya ke dalam tulisan. Tulisan yang selalu saya senangi adalah puisi. Karya sastra sederhana itu membuat saya menemukan kembali jiwa saya yang kadang pula rapuh sebagai manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Georg W. F Hegel tentang Idealisme Absolut Serta Relevansi bagi Calon Imam

27 Oktober 2022   23:30 Diperbarui: 27 Oktober 2022   23:33 1091
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

a) Tahap ketika Roh berada dalam keadaan "ada dalam dirinya sendiri". Ilmu filsafat  yang mebicarakan Roh dalam keadaan ini disebut logika.

b) Tahap kedua Roh berada dalam keadaan " berbeda dengan dirinya sendiri", berbeda dengan "yang lain". Roh disini keluar dari dirinya sendiri, menjadikan dirinya "di luar" dirinya dalam bentuk alam, yang terikat pada ruang dan waktu. Ilmun filsafat yang membicarakan tahap ini disebutnya filsafat alam.

c) Akhirnya tahap ketiga, yaitu tahap ketika Roh kembali pada dirinya sendiri, yaitu kembali daripada berada diluar dirinya, sehingga roh berada dalam keadaan "dalam dirinya sendiri dan bagi dirinya sendiri". Tahap ini menjadi sasaran filsafat roh.

Hegel Mengelompokkan idealisme menjadi tiga bagian yaitu :

1) Filsafat idealisme Subyektif, yakni idealisme yang berpangkal kepada subyek.

2) Filsafat idealisme obyektif, yakni idealisme yang memandang bahwa ego berada di dalam alam, dan alam berada di dalam ego

3) Filsafat idealisme mutlak (idealisme absolut) adalah idealisme yang merupakan sintese dari idelaisme subyektif dan idealisme obyektif.

Menurut Hegel, dialektika terdiri dari tiga aspek secara berurutan. Yang pertama adalah aspek abstraksi, dimana pemahaman mengasumsikan bahwa sebuah konsep adalah tidak terikat dan sepenuhnya terlepas dari hal lain.

Aspek kedua adalah aspek negasi ketika pemahaman menemukan bahwa ternyata konsepnya tidaklah sepenuhnya terlepas dari yang lain, ia harus dipahami dalam kaitannya dengan hal lain. Pada titik ini, pemahaman terperangkap dalam kontradiksi; disatu sisi ia harus mengasumsikan ada yang tak terikat untuk mengakhiri rangkaian ikatan-ikatan, tapi disisi lain ia tidak bisa mengasumsikan yang tak terikat karena ia selalu menemukan batasan yang mengikatnya.   

Tahap ketiga adalah tahap spekulatif atau rasional yang mengakhiri kontradiksi antar dua tahapan sebelumnya dengan memandang bahwa yang tak terikat bukanlah sesuatu yang tersendiri melainkan keseluruhan dimana segala yang terbatas hanyalah bagian darinya. Dengan demikian bagi Hegel, keseluruhan mendahului bagian-bagiannya.

Relevansi Bagi Calon Imam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun