Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Katolik Widya Mandira-Kupang
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah hobi saya. Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan jiwa saya ke dalam tulisan. Tulisan yang selalu saya senangi adalah puisi. Karya sastra sederhana itu membuat saya menemukan kembali jiwa saya yang kadang pula rapuh sebagai manusia.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Siapa Itu Manusia?: Memahami Manusia dari Konteks Filsafat

18 Oktober 2022   14:31 Diperbarui: 18 Oktober 2022   14:35 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            Kedua, dalam perseptif  Sokrates,  filsafat Stoa mengajukan  tuntutan untuk mengenali  diri. Dia  yang hidup sesuai dengan dirinya, dengan jiwanya adalah hidup sesui juga dengan alam semesta, karena baik tatanan  alam semesta maupun tatanan manusia adalah  aneka perwujudan dari suatu hukum umum yang misterius. Dalam keterkaitan antara alam dan manusia itu, manusialah dan bukan alam yang menentukan, karena pada manusia ada daya pertimbangan (rasio).

           Ketiga, St. Agustinus (filsuf Abad Pertengahan) mengatakan bahwa ratio baginya justru tidak menghantar kita kepada kejelasan, tidak membawa kita kepada kebenaran, karena arti rasio itu sendiri begitu kabur, asal-usulnya terselubung dalam misteri. Misteri itu tidak bisa dicapai oleh rasio itu sendiri. Rasio asli manusia sudah rusak oleh kejatuhan Adam. Rasio tidak bisa bangun dari dan oleh sendirinya. Ia membutuhkan pertolongan. Bantuan itu hanya mungkin dari daya adikodrati Ilahi.

Filsafat Manusia

            Manusia bersifat dinamis, misteri dan juga paradox. Dinamis: membuat manusia terus mengalami perkembangan. Dalam perkembangan, manusia akan berhadapan dengan bermacam-macam masalah yang sebenarnya tidak pernah berakhir. Yang patut untuk dipertahankan adalah bahwa persoalan manusia harus terus dilakukan supaya hidup semakin bermutu.

            Filsuf kuno, Aristoteles, mengungkapkan manusia adalah binatang berpikir, yang dalam bahasa Latinnya adalah "homo est animal rationale". Ungkapan ini secara jelas memperlihatkan bahwa berpikir adalah salah satu esensi manusia. Dengan terus mempertanyakan dirinya, manusia dapat mengungkapkan jati dirinya.

            Filsafat  manusia menghadirkan pandangan-pandangan mendasar tentang dimensi hakiki manusia, agar manusia semakin mengenal dirinya lebih baik. Sokrates mengatakan "kenalilah dirimu sendiri", mengungkapkan perlunya mengenal manusia secara memadai sebelum bertindak terhadapnya. Hal ini penting agar kita mampu dalam mencintai nilai-nilai kemanusiaan.

Kesimpulan

            "Siapakah manusia?" merupakan pertanyaan fundamental dalam sejarah hidup manusia. Segala pertanyaan yang menyangkut hal-hal lain seperti nafas, matahari, sub-atom, perang, tubuh serta Tuhan hanya relevan jika dikaitkan dengan manusia. Tetapi bagi manusia sendiri, mengenal, dari mana asal-usul, tujuan hidup serta bagaimana menghayati hidup secara konsisten adalah masalah yang berbeda-beda. Namun, bagaimana pun juga segala pertanyaan ini merupakan satu kesatuan yang berkaitan dengan pemaknaan hidup serta nilai-nilai keberadaannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun