Mohon tunggu...
George Steven Limson Sinaga
George Steven Limson Sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Undergraduate Environmental Infrastructure Engineering Student at Bandung Institute of Technology

Selanjutnya

Tutup

Kkn Pilihan

Hantu Kepala Terbalik yang Menyeramkan

21 Mei 2024   13:00 Diperbarui: 21 Mei 2024   13:12 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suara lengkingan burung hantu membelah keheningan malam, menambah nuansa mencekam yang menyelimuti hutan pinus tua di lereng bukit. Cahaya rembulan menerobos celah-celah ranting, menyorot jalanan setapak yang berkelok-kelok di antara pepohonan raksasa. Di sanalah aku berjalan dengan langkah gemetar, diiringi keringat dingin yang mengalir di punggung.

Malam ini, aku terpaksa melewati hutan ini seorang diri untuk sampai ke rumah bibi di desa seberang. Mobil tuaku mogok beberapa kilometer dari sini, dan aku terpaksa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Semua orang di desa memperingatkanku untuk tidak memasuki hutan ini pada malam hari, tetapi aku tidak punya pilihan lain.

Legenda mengerikan telah beredar selama bertahun-tahun tentang makhluk menakutkan yang berkeliaran di hutan ini setiap malam. Mereka menyebutnya "Hantu Kepala Terbalik," sebuah entitas jahat yang kepala dan wajahnya terpuntir 180 derajat, dengan mulut menganga lebar dan mata melotot mengerikan.

Aku berusaha mengenyahkan pikiran-pikiran seram itu dari benakku, tetapi suara gemerisik dedaunan dan patahan ranting di balik semak-semak membuatku semakin waswas. Langkahku semakin cepat, dan napasku terengah-engah. Tiba-tiba, aku mendengar suara langkah kaki yang berat di belakangku, seolah ada sesuatu yang besar yang mengikutiku. Aku menoleh dengan ngeri, tetapi jalanan hanya dihiasi bayangan pepohonan yang bergoyang-goyang tertiup angin malam.

Aku mempercepat langkahku, berharap segera menemukan ujung hutan yang mengarah ke desa. Namun, di tikungan berikutnya, aku melihat sesuatu yang membuatku membeku di tempat. Di sana, di tengah-tengah jalan setapak, berdiri sebuah sosok mengerikan dengan kepala yang terpuntir 180 derajat. Wajahnya yang rusak dan mengerikan menatapku dengan mata melotot, dan mulutnya yang lebar menganga, seolah-olah siap menerkamku kapan saja.

Aku terpaku di tempat, gemetar ketakutan. Makhluk itu mulai bergerak ke arahku dengan langkah tertatih-tatih, disertai suara erangan yang membekukan darah. Aku ingin lari, tetapi kakiku seolah terpaku di tanah, seakan-akan ada kekuatan jahat yang menghipnotisku untuk tetap di sana.

Semakin dekat makhluk itu mendekat, aku bisa melihat lebih jelas wajahnya yang rusak dan mengerikan. Kulitnya mengelupas dan membusuk, dengan cacing-cacing kecil merayap keluar dari lubang-lubang di wajahnya. Bau busuk yang menyengat menyeruak dari tubuhnya, membuatku ingin muntah. Tiba-tiba, makhluk itu melompat ke arahku dengan gerakan yang sangat cepat, seolah-olah melayang di udara. Aku berteriak ketakutan dan menutup wajahku dengan lengan, bersiap untuk serangan yang mengerikan.

Namun, serangan itu tidak pernah datang. Ketika aku membuka mata, makhluk itu telah lenyap, meninggalkan jalanan yang sunyi dan senyap. Aku berdiri gemetar, dengan lutut yang terasa lemas. Apakah itu hanya ilusi? Atau aku baru saja berhadapan dengan "Hantu Kepala Terbalik" yang legendaris itu?

Dengan gemetar, aku melanjutkan perjalanan, berharap segera menemukan ujung hutan. Namun, setiap bunyi gemerisik dan suara aneh membuatku terkejut dan semakin waswas. Tak lama kemudian, aku mendengar suara erangan lagi, kali ini dari semak-semak di sisi kananku. Aku menoleh dan melihat makhluk itu merayap keluar dari balik pepohonan, dengan kepala terbalik dan mata melotot mengerikan.

Aku berteriak ketakutan dan berlari secepat yang aku bisa, tidak peduli ke mana arah yang kutuju. Yang terpenting adalah menjauh dari makhluk mengerikan itu.

Aku terus berlari, sesekali tersandung akar dan ranting, tetapi aku tidak peduli. Yang kupikirkan hanya untuk bertahan hidup dan menjauh dari hantu kepala terbalik itu. Akhirnya, aku melihat cahaya di kejauhan, pertanda bahwa aku sudah dekat dengan ujung hutan. Dengan langkah terengah-engah, aku mempercepat lariku dan akhirnya keluar dari hutan, menemukan diriku di jalanan desa yang aman.

Aku berhenti untuk mengambil napas, dengan lutut gemetar dan keringat membasahi seluruh tubuhku. Aku menoleh ke belakang, ke arah hutan yang gelap dan menakutkan itu, dan bersumpah untuk tidak pernah memasuki tempat itu lagi, terutama pada malam hari. Sejak malam mengerikan itu, aku selalu terbayang-bayang oleh wajah hantu kepala terbalik yang mengerikan. Matanya yang melotot dan mulutnya yang menganga lebar seolah-olah siap menerkam kapan saja. Aku tidak pernah benar-benar bisa melupakan pengalaman traumatis itu. Dan sampai hari ini, jika aku mendengar suara lengkingan burung hantu di malam hari, bulu kudukku selalu meremang, dan aku kembali dibayangi oleh sosok mengerikan "Hantu Kepala Terbalik" yang berkeliaran di hutan pinus tua itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kkn Selengkapnya
Lihat Kkn Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun