Paris Saint Germain alias PSG tak bisa dimungkiri adalah klub Ligue 1 terbaik selama 10 tahun terakhir. Dominasi mereka di Ligue 1 Prancis terlihat dari materi pemain bintang yang mereka miliki, hingga koleksi trofi domestik yang bukan kaleng-kaleng.
Musim lalu, PSG yang menargetkan untuk meraih Treble, sayangnya hanya berhasil meraih trofi French Cup. Mereka dikalahkan Lille dalam perebutan gelar juara Ligue 1 2019/2020, dan kandas di semifinal UCL oleh Manchester City dengan aggregat 4-1.
Untuk tim sekelas PSG, tentu raihan musim lalu tersebut merupakan sebuah kegagalan. Bagaimana tidak, tim yang dipenuhi bintang di berbagai bintang di segala lini mulai dari Keylor Navas, Marquinhos, Neymar, hingga Mbappe, kalah dengan Lille yang bahkan beberapa orang masih asing dengan nama para pemainnya.
Pukulan telak tersebut tak ayal membuat pemilik PSG, Nasser Al-Khelaifi, bergerak cepat di bursa transfer kali ini dengan mendatangkan sejumlah nama besar seperti Gianluigi Donnarumma, Achraf Hakimi, Georginio Wijnaldum, hingga yang terbaru Sergio Ramos dikabarkan oleh Fabrizio Romano sudah menerima pinangan PSG dalam kontrak selama 2 tahun.
Alasan belanja besar-besaran tersebut sudah jelas, yakni untuk membalas kegagalan musim lalu. Pertanyaannya, akankah impian untuk bermain lebih baik di musim depan dapat terwujud? Berikut analisis penulis.
PSG dapat berprestasi, karena:
1. Mempertahankan Semua Pemain Bintang
Di masa pandemi di mana banyak klub mengalami permasalahan ekonomi, membuat beberapa klub wajib memutar otak agar gaji para staff dan pemain dapat terbayarkan dengan lancar.
Beberapa klub memilih menjual pemain mereka guna mendapatkan dana segar sekaligus mengurangi gaji yang harus dibayarkan. Contoh nyatanya adalah Barcelona, yang dikabarkan rela melepas Philippe Coutinho sebesar 20 juta Euro saja, hanya untuk mengurangi gaji yang harus mereka bayarkan.
Namun, permasalahan finansial semacam itu tentu tidak berpengaruh kepada Paris Saint Germain, secara mereka punya Nasser Al-Khelaifi yang siap sedia memenuhi bayaran tinggi para pemain PSG.
PSG pun dipastikan mempertahankan seluruh bintang mereka di segala lini. Mulai dari Keylor Navas, Marquinhos, Kimpembe, Verrati, Neymar, Di Maria, Mbappe, hingga Mauro Icardi.
Hal itu tentu sangat fundamental untuk kekuatan skuad PSG musim depan, sebab para pemain sudah memiliki chemistry satu sama lain sehingga seharusnya kerja sama tim bisa lebih terjalin dengan baik.
2. Menambah 4 Pemain Bintang Baru
Tak hanya berhasil mempertahankan para pemain bintangnya musim lalu, PSG pun seperti yang sudah penulis singgung sebelumnya, berhasil mendaratkan 4 nama besar, yakni Donnarumma, Ramos, Wijnaldum, dan Hakimi.
Kedatangan para pemain kelas dunia tersebut jelas akan membuat starting line-up maupun bench PSG nantinya menjadi sangat "mevvah". Berikut komposisi pemain PSG musim depan menurut perkiraan penulis:
(4-2-3-1): Navas, Ramos, Marquinhos, Bernat, Hakimi, Verrati, Wijnaldum, Di Maria, Neymar, Mbappe, Icardi
Cadangan: Donnarumma, Kimpembe, Kurzawa, Kehrer, Gueye, Herrera, Draxler, Sarabia, Moise Kean (Belum pasti).
Nah, dengan skuad yang 11/12 tersebut, pelatih Mauricio Pochettino dijamin tak akan pusing menjalani musim 2021/22 kendati ada pemain yang cedera sekalipun. Sebab, PSG memiliki opsi pemain bintang di segala lini.
Modal seperti ini, jelas tak akan dimiliki Pochettino ketika melatih klub lain. Hanya segelintir tim saja yang memiliki pemain cadangan yang sama bagusnya dengan pemain utama, dan PSG jelas adalah salah satunya.
Yang tinggal dilakukan pelatih adalah bagaimana membuat para pemain baru ini beradaptasi secara cepat dengan formasi tim, sehingga mereka bisa tancap gas dari Minggu pertama dan tak perlu membuang-buang poin di Minggu awal, seperti yang mereka lakukan musim lalu.
Namun, PSG juga bisa saja tampil memble, apabila:
1. Terbebani Target Treble Winner
Sejatinya, dengan skuad mentereng seperti yang dimiliki PSG saat ini, bisa dibilang bahwa hasil minimal yang harus mereka capai adalah Treble Winner. Opini ini pun sudah beberapa kali diutarakan oleh para pakar sepak bola.
Penulis pun sepakat dengan opini tersebut. Bagaimana tidak, PSG seakan tidak punya alasan untuk tidak meraih Treble Winner musim depan. Mereka punya pelatih berkualitas, fasilitas kelas satu, hingga pemain bintang di semua lini.
Namun, target juara ini juga lah yang sejatinya dapat menjadi boomerang bagi para pemain serta pelatih PSG. Yup, pressure untuk menjuarai Ligue 1 pasti akan selalu terasa dari awal hingga akhir musim.
Pun halnya dengan kiprah mereka di UCL. Neymar dkk jelas akan dituntut untuk meraih hasil positif di setiap laganya guna memuluskan ambisi mereka. Pertanyaannya, sejauh apa skuad PSG yang ada sekarang dapat bertahan menghadapi kerasnya pressure untuk meraih Treble?
Kedatangan pemain senior berpengalaman seperti Sergio Ramos penulis pikir merupakan nilai plus yang bisa membantu skuad PSG saat ini dalam menghadapi pressure yang tinggi dalam ambisi Treble mereka musim depan.
Jadi, akankah kedatangan Sergio Ramos bisa meningkatkan moral para pemain dalam menghadapi tingginya pressure meraih Treble Winner? Kita nantikan keseruannya musim depan!
2. Individualitas Para Pemain
Persoalan individualitas pemain tak diayal memang merupakan salah satu polemik yang disinyalir berkontribusi dalam kegagalan PSG musim lalu. Yup, memiliki pemain berkualitas di segala lini, mengontrol ego serta perilaku mereka di dalam dan di luar lapangan tentu bukan hal yang mudah.
Di dalam lapangan, sudah pasti PSG punya "Dua Matahari" dalam diri Neymar dan Kylian Mbappe. Meski terlihat baik-baik saja, namun mereka pasti punya targetnya masing-masing. Terutama Neymar, yang sudah menginjak usia 29 tahun, pasti memiliki ambisi untuk memenangkan gelar Ballon D'or musim depan.
Tak hanya di posisi penyerang, di posisi penjaga gawang pun berpotensi menimbulkan hal yang sama. Kedatangan Gianluigi Donnarumma bisa memberikan efek boomerang, apabila Keylor Navas merasa posisinya perlahan-lahan tergantikan. Persis saat dirinya masih berseragam Real Madrid dahulu, ketika posisinya direbut Thibaut Courtois.
Sementara itu, PSG pun harus mengurusi PR yang tidak kalah beratnya dengan perilaku/sikap pemain di luar lapangan. Permasalahannya lagi-lagi sama, datang dari pemain bintang mereka, Neymar dan Mbappe.
Yup, beberapa pengamat sepak bola dunia di musim lalu seringkali menyoroti kelakuan Neymar dan Mbappe di luar lapangan. Mereka dinilai terlalu banyak menghabiskan waktu dengan kegiatan yang tidak berkaitan dengan sepak bola.
Para pengamat sepak bola tersebut membandingkan mereka dengan Cristiano Ronaldo, yang benar-benar serius menjaga tubuh dan konsistensi latihannya, sehingga masih mampu top perform di kala usianya yang sudah mencapai usia 36 tahun.
Nah, permasalahan di dalam dan di luar lapangan itu sudah selayaknya menjadi poin perhatian PSG apabila mereka serius ingin tampil konsisten musim depan guna merengkuh gelar juara.
Pochettino dan jajaran staff/manajemen PSG wajib mencari cara agar ego para pemain tetap terjaga selama di dalam lapangan, serta menjaga locker room mereka tetap kondusif dan konsisten di luar lapangan.
***
Itulah beberapa hal yang penulis rasa akan menjadi kekuatan serta kelemahan PSG musim depan. PSG di atas kertas tentu masih sangat dijagokan bahkan untuk meraih Treble sekalipun.Â
Yang terpenting, bagaimana PSG mampu bermain secara kolektif dan semuanya bersama-sama berusaha menghindari kelemahan yang bisa membuat fokus tim buyar. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H