Sejatinya, dengan skuad mentereng seperti yang dimiliki PSG saat ini, bisa dibilang bahwa hasil minimal yang harus mereka capai adalah Treble Winner. Opini ini pun sudah beberapa kali diutarakan oleh para pakar sepak bola.
Penulis pun sepakat dengan opini tersebut. Bagaimana tidak, PSG seakan tidak punya alasan untuk tidak meraih Treble Winner musim depan. Mereka punya pelatih berkualitas, fasilitas kelas satu, hingga pemain bintang di semua lini.
Namun, target juara ini juga lah yang sejatinya dapat menjadi boomerang bagi para pemain serta pelatih PSG. Yup, pressure untuk menjuarai Ligue 1 pasti akan selalu terasa dari awal hingga akhir musim.
Pun halnya dengan kiprah mereka di UCL. Neymar dkk jelas akan dituntut untuk meraih hasil positif di setiap laganya guna memuluskan ambisi mereka. Pertanyaannya, sejauh apa skuad PSG yang ada sekarang dapat bertahan menghadapi kerasnya pressure untuk meraih Treble?
Kedatangan pemain senior berpengalaman seperti Sergio Ramos penulis pikir merupakan nilai plus yang bisa membantu skuad PSG saat ini dalam menghadapi pressure yang tinggi dalam ambisi Treble mereka musim depan.
Jadi, akankah kedatangan Sergio Ramos bisa meningkatkan moral para pemain dalam menghadapi tingginya pressure meraih Treble Winner? Kita nantikan keseruannya musim depan!
2. Individualitas Para Pemain
Persoalan individualitas pemain tak diayal memang merupakan salah satu polemik yang disinyalir berkontribusi dalam kegagalan PSG musim lalu. Yup, memiliki pemain berkualitas di segala lini, mengontrol ego serta perilaku mereka di dalam dan di luar lapangan tentu bukan hal yang mudah.
Di dalam lapangan, sudah pasti PSG punya "Dua Matahari" dalam diri Neymar dan Kylian Mbappe. Meski terlihat baik-baik saja, namun mereka pasti punya targetnya masing-masing. Terutama Neymar, yang sudah menginjak usia 29 tahun, pasti memiliki ambisi untuk memenangkan gelar Ballon D'or musim depan.
Tak hanya di posisi penyerang, di posisi penjaga gawang pun berpotensi menimbulkan hal yang sama. Kedatangan Gianluigi Donnarumma bisa memberikan efek boomerang, apabila Keylor Navas merasa posisinya perlahan-lahan tergantikan. Persis saat dirinya masih berseragam Real Madrid dahulu, ketika posisinya direbut Thibaut Courtois.
Sementara itu, PSG pun harus mengurusi PR yang tidak kalah beratnya dengan perilaku/sikap pemain di luar lapangan. Permasalahannya lagi-lagi sama, datang dari pemain bintang mereka, Neymar dan Mbappe.