Nah, untuk teman-teman yang masih bingung apakah termasuk ke dalam kategori hoarder (sebutan untuk penderita hoarding disorder) atau bukan, ada beberapa gejala dari hoarding disorder yang dapat dideteksi, antara lain:
1. Sulit Membuang atau Menyingkirkan Barang yang Tidak Berguna
Gejala yang paling jelas dari penderita hoarding disorder adalah kesulitan memilah barang-barang yang tidak berguna untuk nantinya dibuang atau disingkirkan.
Keengganan penderita hoarding disorder menyingkirkan barang-barang yang tidak berguna tersebut, disebabkan karena mereka merasa bahwa barang tersebut akan berguna di masa depan, atau hanya sekadar untuk kepuasan pribadi si hoarder itu sendiri (biasanya untuk dikoleksi).
Maka dari itu, membantu mereka menyingkirkan barang yang tidak berguna tersebut pun akan sulit, sebab hal itu kemungkinan besar akan ditentang oleh hoarder itu sendiri.
2. Terganggu Apabila Barangnya Diganggu atau Dibersihkan
Jangankan membantu untuk menyingkirkan barang yang tidak berguna tersebut, bila ada orang lain yang mengganggu atau mencoba membantu membersihkan pun, akan ditolak mentah-mentah oleh beberapa penderita hoarding disorder.
Beberapa hoarder beranggapan, bahwa barang tersebut adalah kepunyaan mereka, jadi hanya mereka lah yang punya hak untuk mengatur dan mengorganisir barang yang mereka miliki itu. Biasanya, hoarder yang sudah akut lah yang akan mengadopsi pola pikir seperti ini.
3. Terus-terusan Membeli Barang yang Tidak/Belum Mereka Butuhkan
Gejala umum lainnya yang terjadi pada penderita hoarding disorder adalah terus-menerus membeli barang-barang yang sejatinya tidak mereka butuhkan.
Biasanya, diskon atau promo adalah penggerak utama yang membuat para hoarder ini semakin aktif untuk berbelanja. Ibaratnya, sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.Â
Jadi selain karena mungkin akan digunakan di masa depan, mereka juga merasa beruntung karena mendapatkan barang pilihannya dengan harga miring.
Cara Mengatasi Hoarding Disorder