Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Frank Lampard, Begini Cara Memperbaiki Skuad Chelsea

5 Januari 2021   17:00 Diperbarui: 6 Januari 2021   03:25 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Pelatih Chelsea, Frank Lampard (Sumber: chelsea-news.co)

Situasi Chelsea saat ini layak sekali mendapat julukan Kuda Hitam yang pincang

Memulai musim dengan menyandang predikat Kuda Hitam mendampingi Liverpool dan Manchester City sebagai dua kandidat utama juara Premier League, nyatanya The Blues tak mampu menunjukan performa yang sesuai dengan ekspektasi tersebut.

Ekspektasi selangit dari para pengamat sepak bola sekaligus True Blues sejatinya sangat masuk akal. Alasan utama yang mendasari keyakinan tersebut ialah dana belanja sebesar 250 Juta Euro yang dikucurkan taipan asal Rusia, Roman Abramovic kepada Frank Lampard guna membeli sejumlah nama bintang untuk memperkuat skuad Chelsea yang ada saat itu.

Dengan uang segudang tersebut, Lampard mendatangkan bintang Bundesliga Timo Werner dan Kai Havertz, bek senior Brazil Thiago Silva, lalu Ben Chilwell, Hakim Ziyech, hingga kiper utama mereka sekarang, Edouard Mendy.

Pemain bintang tersebut menambah kuat skuad Chelsea yang sebelumnya sudah diisi banyak pemain muda potensial seperti Mason Mount, Tammy Abraham, Reece James, Fikayo Tomori, hingga Callum Hudson-Odoi.

Nah, dengan kombinasi pemain bintang dan pemain muda potensial tersebut, serta didukung pemain berpengalaman seperti Azplicueta, Kante, Jorginho dan Giroud, sangat wajar apabila skuad Chelsea saat ini disebut cukup ideal untuk menjuarai Liga Primer Inggris.

Namun ekspektasi sungguh tak seindah realita. Hingga Pekan ke 17 Premier League, The Blues malah terkapar di peringkat 9 klasemen sementara. Peringkat tersebut didapat Chelsea setelah hanya menang sekali dalam 6 laga terakhir.

Ya, Werner dkk. harus kehilangan 3 poin saat berhadapan dengan Everton dan Wolves, lalu sempat menang 3-0 atas West Ham. Setelah itu, Chelsea kembali menelan pil pahit dengan kalah 3-1 dari Arsenal, bermain imbang 1-1 kontra Aston Villa, hingga yang terbaru mereka keok 3-1 dari Manchester City.

Siapa yang Harus Bertanggung Jawab Atas Performa Chelsea?
Bila diminta mencari kambing hitam dari rentetan hasil buruk yang didapat Chelsea tersebut, orang-orang dapat memberikan jawaban yang berbeda. Namun apabila ditarik benang merahnya, saya rasa hampir seluruhnya akan mengarah kepada pelatih mereka saat ini, Frank Lampard.

Tudingan tersebut sejatinya bukan tanpa alasan. Formasi 4-3-3 kesukaan Lampard dan keengganannya mengubah formasi tersebut agar cocok dengan style para pemain yang dimilikinya saat ini, saya sinyalir menjadi persoalan utama dibalik buruknya performa The Blues.

Menurut saya, kegagalan Timo Werner dan Kai Havertz bersinar di musim ini pun adalah akibat dari formasi 4-3-3 yang dipaksakan tersebut, bukan gara-gara mereka telat nyetel di Premier League. Jadi ini bukan soal kegagalan adaptasi keduanya, namun kegagalan Lampard memaksimalkan potensi para pemainnya.

Pertama, Timo Werner, yang digadang-gadang akan jadi striker haus gol dan ujung tombak Chelsea, malah loyo dan baru mencetak 8 gol saja dari 24 laga di semua kompetisi. Sekali lagi, bukannya Werner lama beradaptasi, namun Lampard memainkan Werner di posisi yang salah.

Werner yang sejatinya adalah striker murni, seringkali dimainkan sebagai penyerang sayap oleh Lampard menyokong Giroud atau Tammy di tengah. Lampard harusnya sadar, Werner dibeli bukan semata-mata karena kecepatannya, namun karena insting golnya yang tajam.

Ditempatkan di sayap, jelas Werner tak akan maksimal memanfaatkan insting haus golnya tersebut. Hal itu terbukti dengan 6 dari 8 gol yang diciptakannya sejauh ini berasal saat Werner ditempatkan sebagai striker tengah, bukan sayap kiri atau sayap kanan.

Kedua, Kai Havertz jelas tidak dimainkan dalam posisi idealnya di formasi 4-3-3 milik Lampard. Havertz sejatinya pernah dicoba sebagai Central Midfielder bersama N'Golo Kante dan Mason Mount, namun gagal. Havertz bahkan pernah didapuk sebagai sayap kanan, dan jelas saja ia gagal.

Hal itu karena memang sejatinya posisi Havertz sendiri adalah Central Attacking Midfielder (gelandang serang), yang seharusnya memberikan final touch kepada target-man Chelsea, bukan malah menjemput bola dari belakang atau bahkan mendribble bola dari sisi lapangan.

Bisa dibilang, tempat bermain Kai Havertz ini sejatinya mirip seperti Bruno Fernandes di Manchester United. Statistik membuktikan, ketika Havertz bermain sebagai CAM di Bayer Leverkusen, ia mengemas 54 goal+assist dalam 2 musim, persis seperti apa yang dilakukan Bruno saat ini.

Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan Frank Lampard?
Sekarang Lampard harus memilih, ingin melepaskan formasi kesukaannya, atau melepaskan posisinya sebagai pelatih Chelsea saat ini. Ya seperti yang sudah kita bahas di atas, taktik 4-3-3 jelas tidak cocok dengan materi pemain Chelsea saat ini. Jadi mau tidak mau, Lampard harus mau mengubah formasi paten timnya tersebut.

Guna memaksimalkan potensi para pemain terutama Werner dan Havertz, saya percaya formasi 4-2-2-2 adalah yang terbaik untuk Chelsea saat ini. Tidak ada perubahan untuk posisi kiper dan lini belakang, sebab para pemain yang sekarang tampil memang adalah yang terbaik di posisinya masing-masing.

Di lini tengah, Kante tetap akan menjadi gelandang bertahan yang memutus aliran bola lawan dan mengalirkan bola ke depan. Mason Mount sebagai pemain dengan etos bermain yang tinggi, sangat cocok membantu Kante menjadi gelandang pengangkut air.

Di depan mereka berdua, saya yakin Hakim Ziyech dan Kai Havertz adalah dua sosok yang tepat mengawal lini serang The Blues saat ini. Kreativitas keduanya tentu akan sangat berguna untuk menghasilkan peluang emas bagi para striker Chelsea.

Mereka berdua saya pilih bukan tanpa alasan. Ziyech sendiri mendapatkan julukan The Wizard ketika bermain untuk Ajax musim lalu, berkat assist dan gol cantiknya yang bagaikan sulap di atas lapangan hijau. Sementara Havertz, bermain sebagai gelandang serang berarti membuka kembali keran gol dan assistnya seperti saat bermain di Leverkusen.

Di sisi lain, satu pos di lini depan Chelsea pastinya akan diisi oleh Timo Werner, dan akan didampingi baik oleh Tammy Abraham atau Oliver Giroud. Ya, setidaknya hal ini sudah pernah dibuktikan oleh Julian Nagelsmann ketika ia dan Werner berada di RB Leipzig musim lalu.

Kala itu, Nagelsmann menduetkan Werner dan Yussuf Poulsen di lini serang Leipzig, dan terbukti Werner berhasil mencetak 28 gol musim itu di Bundesliga, hanya terpaut 6 gol dari Robert Lewandowski yang menjadi top skorer.

Berutungnya, baik Tammy Abraham maupun Oliver Giroud sejatinya bisa menjadi tandem yang cocok bagi Werner di Chelsea. Abraham dan Giroud sama-sama kuat, pintar menempatkan posisi, serta mampu menciptakan ruang kosong yang nantinya dapat dimanfaatkan Werner dengan kecepatan eksplosif yang dimilikinya.

Pola tersebut lumayan mirip dengan peran Kane dan Son di Tottenham, dimana Kane membuat ruang dan menciptakan peluang, lalu Son entah coming-from-behind atau sudah berada di posisi yang tepat, tinggal menceploskan bola ke gawang musuh.

Bila Lampard benar-benar memakai formasi 4-2-2-2 tersebut, memang tak bisa dipungkiri bahwa penyerang sayap seperti Pulisic dan Hudson-Odoi harus rela duduk di bangku cadangan sementara waktu dan masuk sebagai pemain pengganti. Namun saya rasa itu sudah menjadi resiko bagi pemain yang memutuskan memilih klub sekelas Chelsea, dan mereka pasti mengerti bahwa kemajuan klub adalah hal terpenting.

***

Itulah menurut saya perubahan yang harus dilakukan Frank Lampard dengan skuadnya apabila serius ingin menjadi kampiun Premier League dan tak rela melepaskan kursi kepelatihannya di Chelsea. Best of luck, Frank Lampard.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun