Mohon tunggu...
Kapten Jack Sparrow
Kapten Jack Sparrow Mohon Tunggu... Wiraswasta - Content Creator

Instagram: stvnchaniago, Email: kecengsc@gmail.com, Youtube: FK Anime,

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Mau Artikelmu Banjir Pembaca? Kenali Dulu Perbedaan Short Term dan Long Term

29 Desember 2020   09:45 Diperbarui: 29 Desember 2020   17:00 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktor tersebut pula yang menjadi alasan kenapa saya jarang menulis artikel bertemakan politik atau pemerintahan, karena terang saja, ilmu saya belum sedalam Kompasianer Fery W. atau Elang Salamina. Walaupun jumlah viewers yang ditawarkan sangat menggiurkan, tapi saya skip untuk saat ini, daripada akhirnya isi artikel saya menyesatkan hehe.

Long Term:

1. Topik Fleksibel yang Tetap Relevan Dalam Waktu Lama
Artikel long term sendiri punya range topik yang cukup beragam, mulai dari topik gaya hidup, edukasi, hiburan, wisata, hingga olahraga pun cocok dikemas secara long term. Kompasianer yang saya perhatikan sering mengulas tema Olahraga dalam bentuk long term adalah Bang David Abdullah dengan artikel sepak bolanya.

Ketimbang memberikan pendapatnya mengenai hasil pertandingan terbaru, Bang David lebih memilih membahas topik-topik unik dalam dunia sepak bola seperti "Match Worn Jersey", "Kneeling Protest", hingga yang terbaru tentang "Football Betting".

Di tema Edukasi, ada Daeng Khrisna Pabichara yang selalu memberikan kiat-kiat untuk dapat menulis dengan baik. Beberapa topik terbaru yang dibawakan Daeng Khrisna dalam artikelnya adalah "Trik Moncer Mengemas Dialog dan Narasi" dan "Mantra Perangsang Munculnya Gairah Menulis".

Jenis tulisan semacam itu tergolong long term karena sifatnya yang fleksibel alias tetap relevan dalam waktu yang lama. Mau bulan depan, mau tahun depan, pasti ada saja orang yang mencari kiat-kiat menulis dengan baik. Nah, di saat itulah artikel Daeng Khrisna muncul menjadi pahlawan.

2. Jumlah Pembaca Progresif
Dikarenakan pembaca yang tidak datang sekaligus dalam satu hari, melainkan datang perlahan dalam hitungan bulan atau bahkan tahun, maka jumlah viewers artikel bertipe long term tidak akan naik dratis, namun bertambah secara progresif.

Seperti misalnya ketika saya menulis artikel tentang teori dalam cerita One Piece. Di hari artikel tersebut ditayangkan, mungkin tak akan banyak yang membaca karena sifatnya teori atau belum terjadi. Namun begitu teori tersebut mendekati kenyataan, barulah artikel yang membahas teori tersebut mulai dicari banyak orang.

Hal tersebut sudah saya buktikan melalui artikel-artikel teori One Piece yang saya tulis 3-4 bulan yang lalu, kini mengalami peningkatan pembaca hingga 10x lipat dari hari perilisan. Artikel tersebut berjudul "One Piece: Shirohige Berkhianat, Biang Kekalahan Rocks D. Xebec dari Roger dan Garp".

Di awal artikel tersebut saya publish, pembacanya hanya sekitar 100 orang saja. Namun momentum datang ketika One Piece sekarang (Desember 2020) sedang memasuki chapter ke 1000. Jumlah pembaca artikel diatas pun naik hingga 1300 lebih.

Asyiknya, Kompasiana pun mendukung penulisan artikel secara long term melalui fitur "Featured Article". Maka dari itu, saya mengibaratkan menulis artikel long term ini seperti membeli emas. Harganya (jumlah viewers) akan meningkat seiring berjalannya waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun