Saya teruskan ulasan terkait pencerahan Kiai Imam Jazuli yang menjadi bukti opsi mediator dari kalangan Pesantren dengan ditunjuknya KH. Ma'ruf Amin sebagai Dewan Syuro PKB sebagai mediator di tubuh struktural. Sebagian besar pengamat menyatakan bahwa hal ini tepat dan akurat. Kiai Ma'ruf memang pernah menjabat Dewan Syuro sekaligus menjadi Tim Lima pada masa pendirian partai berlambang bola bumi ini. Ibaratnya siang hari panas terik, e....ternyata ada warung es campur, langsung dah gak pakai lama. Kiai Ma'ruf menjadi pelepas dahaga di tengah panasnya kobaran masa 'gonjang-ganjing PBNU-PKB' di 2024 ini.
Saya rasa-rasa, kanalisir Pesantren dapat juga menjadi faktor mediasi berikutnya. Kita putar memori pada masa pendirian NU yang dimulai dari Pesantren, kini PKB juga menjadi partai politik pembela Pesantren. Bahkan, UU Pesantren No.18 Tahun 2019 terlahir berkat kiprah PKB di arena Senayan dalam memperjuangkan hak Pesantren. Berita kompas.com (12/08/2024) tentang forum diskusi para kuyahi (Kiai-Kiai) dari Pesantren area Jawa dan Sumatera di Tebu Ireng,  semakin mentasbihkan Pesantren juga menjadi opsi mediasi PBNU-PKB. Dalam pertemuannya, Tim pansus PKB yang dibentuk PBNU ini telah menyepakati dua kesepakatan yakni; Pertama, para kiai sepakat bahwa antara PBNU dan PKB memiliki hubungan ideologis, historis, politis, organisatoris, dan kultural. Kesepakatan kedua, para kiai meminta PBNU segera mengambil langkah strategis dalam rangka perbaikan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ke depan. Setidaknya, Hasil Muktamar PKB di Bali telah mulai terlihat dampaknya dari wejangan poro masyayikh  Pesantren. Terpilihnya Kiai Ma'ruf Amin sebagai Dewan Syuro PKB merupakan sinyal positif dengan prasyarat dari beliau; untuk dilibatkan dalam keputusan yang menentukan arah politik PKB. Final!.
Memang benar adanya, gegeran alias gonjang-ganjing dalam organisasi biasanya muncul ketika pil-pilan tiap masa. Â Saya sudahi penasaran saya biar tidak seperti orang gagal paham penasaran. Lanjut saya lipat laptop sembari menyiapkan pernak-pernik kehidupan pagi di keluarga kecil bersama istri dan dua anak yang lucu-lucu; tentu keduanya juga diberi nama dari niat tabarukan (mencari berkah) dari serpihan nama sosok kiai NU dan Pesantren, karena bapaknya seorang muhibbin` Nahdlatul Ulama'.
     Â
Ahmad Afif, Public Relation Gerakan Pengasuh Pesantren Indonesia dan Muhibbin NU.
     Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H