Mohon tunggu...
Steven Saunoah
Steven Saunoah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNWIRA-KUPANG
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Terkadang menulis membuat saya mengekspresikan segala jiwa. Tulisan yang saya senangi adalah puisi. Jika jatuh maka bangkit lagi. Never Give Up.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Puisi: Dia Sudah Pergi

24 Oktober 2023   21:51 Diperbarui: 24 Oktober 2023   22:06 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumentasi Pribadi.

 

DIA SUDAH PERGI

(Sebuah Puisi kehilangan dalam bahasa Tetun)

Oleh: Vasco de Jesus, Mahasiwa ISFIT-Timor Leste


Poesia ida, haktuir laran

saudades resin nebe

Marca husi precensa

imaginao. No bolu tuir

Lian nebe folin laek husi

Nia tilun nebe la rona

Tan ona.

Susar oinsa Ida nebe iha

ba o, laiha tiha ona.

Ba iha nebe?

Nune'e, ha'u fuan buka los.

Husi Nia lakon, lori nakukun.

Nakukun nebe destri

Hau Nia ksolok hotu.

Saudades ida nee bele atingi?

Basa, Nia ba tiha ona.

Nia ba tiha ona

Lian husi Ema seluk, nebe Sona borus Hau fuan.

Hamonu matan Ben,Tamba ibun nee laiha kbiit atu koalia Tan.

Nia ba duni ona.

Timor Leste, 24 Oktober 2023



*Terjemahan

Puisi ini, terbenam dalam kerinduan Jejak yang ditinggalkan oleh kehadiran Imajinasi memimpin langkah Yang diucapkan oleh suara yang tak terdengar Yang dirasakan oleh perasaan yang tak terucap Telah mengisi pikiran.

Tapi di mana ia berada? Maka, hati ini mencari dengan gelisah Dalam penyesalan atas yang hilang, membawa rasa sesal. Rasa sesal yang menghancurkan Yang mengisi seluruh hatiku. Akankah rindu ini terpenuhi?

Katakanlah, ia telah hilang. Ia telah hilang Suara dari orang lain, yang dulu menjadi tempat hatiku berlabuh Mata ini terpejam, karena air mata tak lagi terucap. Ia telah pergi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun