SONETA UNTUK PEREMPUAN HEBAT
Letihmu sedari kecil kurasakan saat kedua bola mataku menyapa fajar,
Air matamu meluncur perlahan, dan jatuh membasahi tubuhku yang belum tegar.
Kedua tanganmu membalai pelan, sayup-sayup pada tubuh letihku
Dan "tangisanku" membahagiakan hidupmu, yang telah lama menjadi jiwa perindu.
"Ibu, kau telah menjadi puan terhebat,
Yang mengukir banyak prestasi dalam tiap nadiku setiap hari.
Tanpa doa yang khusuk, tak mungkin aku menjadi seperti ini,
Yang mampu memadamkan api dunia dan hujan badai yang lebat".
Barisan kata-kata indah kau sematkan pada bisik tak berisik,
Mengikuti irama moral dunia yang berkemas dalam cemas,
Mengarahkanku pada jalan yang benar sesuai irama musik di siang yang berteriak,
"Nak, terlalu banyak janji palsu yang menipu, ibarat wajah bermuka dua.
Yang satu penuh senyuman tulus, namun yang lain menikam ketika mengajakmu bersandiwara."
Trima kasih puan-ku yang terhebat. Ijinkan aku untuk mengecupmu dalam tubuh sajakmu.
Penfui, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H