serta kenyang menerima makan pemberian pendosa".
Â
"Ayah, aku telah berdosa terhadap Engkau dan juga kepada dunia.
Sakitnya kakiku ditembusi karang, wajahku hancur dicaci maki sahabat,
yang dulunya akrab, kini lari meninggalkanku, sebab tak ada lagi yang melekat
pada diriku yang telah hampa", anak itu membatin dalam doa.
Lelaki tua itu membuka mata.
telah sekian lama, dia menanti anaknya di jendela senja.
Tangis, harap dan rindu ingin bertemu anaknya hampir sirna.
"Mengapa kau lama sekali, nak? Bukankah kita telah berjanji ingin sharing bersama?".
Mereka bertemu. Senyum merekah tak henti-hentinya,