Mohon tunggu...
Steven Thomas
Steven Thomas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hanya kepentingan mata kuliah

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Merespon Tantangan Bisnis: Manajemen dan Komunikasi Krisis di PT.Tupperware Indonesia

5 Januari 2025   15:04 Diperbarui: 5 Januari 2025   15:04 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Penulis: Steven Thomas

Dosen Pengampu: Saeful Mujab, S.Sos, M.I.Kom

Abstrak

Manajemen dan komunikasi krisis merupakan elemen penting dalam keberlanjutan perusahaan, khususnya di tengah tantangan bisnis yang dinamis. PT. Tupperware Indonesia, sebagai salah satu pemain utama dalam industri rumah tangga, mengalami krisis signifikan akibat penurunan penjualan dan perubahan preferensi konsumen. Penelitian ini bertujuan menganalisis strategi manajemen dan komunikasi krisis yang diterapkan oleh PT. Tupperware Indonesia. Dengan pendekatan studi kasus kualitatif berbasis analisis dokumen dan pengamatan, penelitian ini menemukan bahwa transparansi informasi, inovasi produk, dan komunikasi adaptif memainkan peran penting dalam memitigasi dampak krisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang responsif dan mampu berinovasi memiliki peluang lebih besar untuk memperbaiki citra dan mempertahankan loyalitas pelanggan.

 

PENDAHULUAN

Krisis dalam dunia bisnis tidak dapat dihindari, terlebih bagi perusahaan besar seperti PT. Tupperware Indonesia. Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan ini menghadapi penurunan drastis dalam penjualan, persaingan dari merek lokal, dan perubahan preferensi konsumen yang beralih ke produk lebih ekonomis. Situasi ini semakin diperburuk oleh pandemi COVID-19 yang melemahkan daya beli masyarakat. Menurut Coombs (2019), krisis bisnis dapat mengancam keberlanjutan perusahaan jika tidak dikelola dengan baik, terutama dalam aspek komunikasi.

Strategi komunikasi yang efektif menjadi kunci dalam menghadapi tantangan ini. Sebagaimana dikemukakan oleh Fearn-Banks (2016), komunikasi krisis harus bersifat transparan, tepat waktu, dan fokus pada pemulihan kepercayaan publik. Dalam konteks PT. Tupperware Indonesia, pendekatan ini menjadi penting untuk mempertahankan loyalitas konsumen di tengah perubahan pasar yang cepat. Artikel ini membahas bagaimana perusahaan mengidentifikasi krisis, merumuskan strategi komunikasi, dan mengimplementasikan inovasi untuk tetap relevan di pasar.

Dalam laporan CNBC Indonesia (12 September 2024), disebutkan bahwa "Tupperware, merek wadah makanan plastik yang disebut-sebut sebagai favorit emak-emak itu, menghadapi guncangan dahsyat dan nyaris bangkrut tahun lalu sebelum melakukan restrukturisasi dan mengumpulkan dana darurat." Pernyataan ini menggambarkan betapa krisis yang dihadapi Tupperware sangat signifikan sehingga memerlukan langkah-langkah restrukturisasi yang terencana.

Lebih jauh lagi, krisis dapat berdampak tidak hanya pada aspek keuangan tetapi juga pada hubungan perusahaan dengan pemangku kepentingan. Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa dalam situasi krisis, perusahaan perlu mengedepankan komunikasi yang bersifat adaptif dan berbasis data untuk membangun kepercayaan di antara konsumen dan mitra bisnis. Artikel ini membahas bagaimana PT. Tupperware Indonesia mengidentifikasi krisis, merumuskan strategi komunikasi, dan mengimplementasikan inovasi untuk tetap relevan di pasar.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui:

  1. Analisis Dokumen: Studi terhadap laporan tahunan PT. Tupperware Indonesia, berita-berita terkini, serta literatur terkait manajemen krisis.
  2. Pengamatan Media Sosial: Melihat efektivitas strategi komunikasi perusahaan dalam menjangkau konsumen melalui platform digital.

Pendekatan deskriptif digunakan untuk menganalisis data secara mendalam guna menggambarkan pola-pola respons perusahaan terhadap krisis.

Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Tupperware Indonesia menerapkan tiga langkah utama dalam menghadapi krisis:

  • Identifikasi Krisis dan Penilaian Dampak

Perusahaan secara cepat mengidentifikasi masalah utama, yaitu penurunan penjualan dan kesalahan distribusi informasi kepada konsumen. Dengan membentuk tim khusus krisis, perusahaan dapat memetakan dampak potensial dan menyiapkan solusi yang relevan.

  • Strategi Komunikasi Transparan

PT. Tupperware Indonesia menggunakan pendekatan komunikasi terbuka dengan konsumen melalui berbagai saluran, seperti media sosial, situs web resmi, dan konferensi pers. Pesan-pesan yang disampaikan menekankan komitmen perusahaan terhadap kualitas produk dan pelayanan konsumen.

  • Inovasi Produk dan Pemasaran

Untuk menghadapi perubahan preferensi pasar, perusahaan meluncurkan produk baru dengan desain yang lebih modern dan harga yang kompetitif. Kampanye digital juga diperkuat untuk menjangkau konsumen milenial yang lebih akrab dengan teknologi. Diskusi juga mengungkap bahwa respons yang cepat dan terencana dapat mengurangi spekulasi negatif dari publik, sementara inovasi membantu perusahaan tetap relevan di tengah persaingan.

KESIMPULAN

Manajemen dan komunikasi krisis yang diterapkan oleh PT. Tupperware Indonesia menunjukkan pentingnya respons cepat, transparansi, dan inovasi dalam menghadapi tantangan. Dengan strategi yang tepat, perusahaan tidak hanya mampu mengatasi krisis tetapi juga meningkatkan citra dan kepercayaan konsumen. Studi ini memberikan wawasan bagi perusahaan lain tentang pentingnya kesiapan dalam menghadapi krisis bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

Coombs, W. T. (2019). Ongoing Crisis Communication: Planning, Managing, and Responding. SAGE Publications.

Fearn-Banks, K. (2016). Crisis Communications: A Casebook Approach. Routledge.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta.

PT. Tupperware Indonesia. (2023). Laporan Tahunan Perusahaan. Jakarta: Tupperware Indonesia.

CNBC Indonesia. (2024). Tupperware Terancam Bangkrut, Begini Kabar Terbarunya. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com.

[Sumber Berita dan Dokumen Pendukung Lainnya].

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun