Mohon tunggu...
Steven Sutantro
Steven Sutantro Mohon Tunggu... EdTech Coach -

Google Certified Trainer & Innovator EdTech Coach YouTuber : gg.gg/stevenyoutube

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Wali Kelas: Belajar Menjadi 'Kepala Keluarga'

21 Desember 2013   18:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:39 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain acara bulan bahasa, kami juga tidak mau kalah dengan mengikuti kegiatan Friendship Day dengan membuat kaos yang seragam dan berfoto bersama sebelum pertandingan dimulai. Lagi-lagi membuat kaos ini adalah hal yang sebenarnya sangatlah simple namun terkadang kita pun melupakan makna pentingnya bergabung dalam kegiatan ini ternyata menjadi momen yang berkesan bagi mereka. Menikmati serunya class meeting dengan memakai kaos bersama mereka pun membuat perasaan belong yang semakin kuat diantara kami.

Yang lebih seru, ketika ada waktu senggang di akhir semester, kita juga bisa masuk ke dunia mereka dengan ikut melakukan permainan-permainan yang mereka lakukan seperti yang kami lakukan di bawah ini (Untungnya saya selalu menang :D) Meskipun seolah simple, tapi ternyata dengan bergabung dalam dunia mereka memberikan makna yang berarti bagi setiap siswa dimana kita mau menjadi ‘sobat’ bagi mereka yang tidak hanya bicara tentang pelajaran melulu. Tapi juga bermain bersama mereka dan masuk dalam dunia mereka yang sebenarnya seru dan menyenangkan! Ini bagian terbaik menjadi kepala keluarga!

4. Jadilah Diri Anda Apa Adanya (Be Authentic & Original)
IMG_20131221_063012[1]
IMG_20131221_063012[1]

Di sekolah kami, kelas 10 memiliki 2 wali kelas yang berperan saling melengkapi. Saya pribadi berpartner dengan Mr. Joko yang memiliki pribadi yang jauh berbeda dengan saya. Saya orangnya blak-blakan, cepat, heboh, to the point, terkadang terburu-buru, suka dengan teknologi sedangkan Mr. Joko begitu berbeda. Beliau orangnya sopan, lembut, tenang, pelan-pelan dan tidak terlalu heboh dengan teknologi seperti saya, biasa saja. Tak jarang kami berbeda pendapat, berdebat, dan berargumen di depan kelas. Kami tidak mau berpura-pura selalu akur, justru meskipun berbeda kami berusaha menjadi diri kami apa adanya tanpa dibuat-buat. Yang serunya, disinilah justru siswa melihat bagaimana perbedaan, perdebatan, dan permasalahan yang kami hadapi tidak membuat kami ‘terceraikan’ melainkan semakin kompak dan saling melengkapi. Disinilah siswa juga semakin mengenal karakteristik setiap guru yang berbeda tapi justru dengan perbedaan itu, kita saling memperkaya satu dengan yang lain. Kami sendiri memodelkan bahwa pentingnya menjadi diri sendiri dan mengekspresikan kepribadian yang berbeda-beda dan meskipun terkadang kami bertengkar, kami mau menunjukkan bahwa kami pun juga sebenarnya saling mendukung satu dengan yang lain sebagai kepala keluarga yang solid dan kompak.

5. Manfaatkan Quality Time bersama Siswa dengan Hal Bermakna (Meaningful Quality Time)

Saya harus akui menjadi wali kelas, guru, panitia ini itu bukanlah pekerjaan mudah. Seringkali saya dan Mr. Joko pun kurang memiliki waktu bersama dengan siswa dalam kelas. Di akhir tahun pelajaran, kami memiliki perayaan natal dengan makan bersama dalam kelas. Disinilah kami benar-benar memiliki waktu bersama sebagai 1 kelas. Saya rasa ini salah satu Quality Time yang harus saya manfaatkan dengan hal yang bermakna.  Lewat momen ini, saya mencoba memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk membagikan kesan dan pesannya untuk kelas 10.2. Pertama-tama, selalu berikan CONTOH. Saya pribadi membagikan kesan pribadi saya di kelas 10.2. Saya juga tidak ragu mengakui kesalahan dan meminta maaf kalau selama ini saya seringkali sibuk dan meninggalkan kelas karena banyak sekali load kerja saya di berbagai kepanitiaan. Saya pun mengucapkan terima kasih buat kekompakkan dan semangat siswa 1 kelas yang saling mendukung. Setelah saya dan Mr. Joko juga membagikan refleksi kami di kelas, kami memberikan kesempatan pada siswa membagikan evaluasinya.

Tidak disangka, ternyata banyak siswa membagikan kesan dan pesan yang sangat bermakna bagi saya dan Mr. Joko. Mereka bahkan sampai membagikan betapa membagikan betapa menyenangkannya menjadi bagian dari kelas 10.2 dimana mereka bisa akrab dengan kami sebagai wali kelas. Mereka pun juga membagikan kesan mereka terhadap kami yang meskipun memiliki kepribadian yang berbeda tapi tetap kompak dan memiliki chemistry yang tepat.  Bahkan lebih kocaknya lagi, siswa kami juga membagikan kesan terhadap gaya bicara kami pada saat devotion dan mengajar dimana saya diidentikkan suka menggunakan kata “which is” sambil menjetikkan jari seperti gambar di bawah ini. Pak Joko pun memiliki ciri khas berbeda lagi dan beberapa siswa pun meniru gaya bicara kami dan ternyata melihat mereka pun membuat saya tersenyum dan terpingkal-pingkal sendiri. Melihat ciri khas saya ada dalam diri siswa pun membuat saya pun bangga dimana saya dapat mewariskan ciri khas yang dapat saya bagikan seumur hidup buat mereka.  Saya pun tidak ragu berfoto bersama siswa saya yang pandai sekali menirukan gaya bicara saya dan Mr. Joko seperti gambar di bawah ini:

Satu pesan yang kompak dimiliki siswa adalah jangan saling melupakan setelah pisah kelas. Menjadi wali kelas 10.2 Tahun Ajaran 2013/2014 meninggalkan kesan dan pesan yang sulit terlupakan. Dengan berbagi kesan dan pesan, sebagai wali kelas pun, saya pun dapat memahami dan mengenal siswa saya lebih baik lagi dan mengevaluasi diri saya sebagai wali kelas untuk ke depan belajar lebih baik lagi. Meskipun saya dan Mr. Joko bukanlah HT yang sempurna, malah kami penuh kekurangan dengan kesibukan kami luar biasa. Namun, hal terpenting yang saya pelajari adalah sebagai wali kelas perlu manfaatkan quality time dengan semaksimal mungkin. Terkadang banyak guru yang melewatkan momen ini hanya dengan makan dan nonton tanpa pernah berbicara dan sharing satu dengan yang lain. Akhirnya meskipun kita seringkali bersama dengan siswa, kita pun tidak benar-benar memiliki  quality time yang bermakna dengan siswa. Oleh sebab itu, sebagai kepala keluarga 25 siswa, saya yakin wali kelas perlu memaknai setiap waktu berharga dengan maksimal bersama anggota keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun