Berdasarkan survey yang dilakukan www.salingsilang.com di tahun 2011, Indonesia memiliki potensi sebagai negara Digital Media yang akan berkembang pesat.  Seperti infografis yang tercantum di bawah ini, jumlah dan frekuensi penggunaan media sosial dan mobile learning menunjukkan kemajuan yang begitu pesat jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Sumber Gambar:Â https://wiki.smu.edu.sg/digitalmediaasia/Digital_Media_in_Indonesia
Sayangnya, peluang besar ini kurang dilirik dunia pendidikan kita yang seringkali terisolasi dengan pola pikir yang sulit untuk belajar terhadap kemajuan pesat dunia luar. Hal ini disebabkan "buta huruf" versi Alvin Toffer yang dialami pendidik kita. Buta huruf ini bukan berarti pendidik kita tidak bisa membaca, menghitung, atau menulis. Tetapi, buta huruf ini adalah ketidakmampuan dan ketidakmauan untuk belajar, belajar melepaskan pola-pola lama, dan belajar kembali hal-hal yang baru. Hal inilah yang kemudian membangun tembok besar yang mengisolasi pendidik kita berada dalam status quo yang tidak mau berubah mengikuti pesatnya kemajuan teknologi pendidikan yang ada.
Mengapa hal ini terjadi?
Hal ini berakar pada kurangnya program pengembangan guru yang benar-benar melatih guru untuk memiliki keahlian untuk belajar mandiri terhadap kemajuan teknologi pendidikan  dan peluang perkembangan media digital yang ada di Indonesia.
Sumber Gambar:[embed]http://lindenamueller.com/[/embed]
Hal inilah yang kemudian menjadi landasan penulis untuk bergabung dalam salah satu kelas online yang mengajarkan teknologi pendidikan yang kontekstual dan relevan dengan negara kita, Indonesia yaitu Mobile Learning dengan Kelase. Kelas ini sendiri disediakan oleh sebuah jejaring sosial dan lingkungan belajar gratis untuk institusi pendidikan bernama Kelase.
Sumber Gambar: www.kelase.com
Menjadi salah satu peserta dalam kelas ini, saya termotivasi untuk menjadi pendidik yang berkomitmen untuk mau belajar, belajar melepaskan pola lama, dan belajar kembali hal-hal yang baru yang memperkaya wawasan saya sebagai pendidik. Â Berikut adalah beberapa hal yang saya pelajari setelah mengikuti sesi 1 di kelase:
Pertama, Â Online Profile . Kelase menyediakan sarana pembelajaran yang aman, nyaman, relevan, dan kontekstual bagi pendidik untuk mendesain profil secara online. Jika di media sosial seperti Facebook, Twiter, Instagram, dan media sosial lainnya, pendidik akan langsung 'tenggelam' dalam hiruk pikuk keramaian media sosial seluruh dunia dari berbagai bidang dan industri, Kelase memfasilitasi pendidik untuk belajar membuat profil yang aman di media sosial. Disini, anda akan dituntun mengisi beberapa biodata dan keterangan dalam lingkungan sesama pendidik. Selain itu, anda juga bisa mengeksplorasi bagaimana pendidik lain mendesain profil dengan unik tanpa rasa malu untuk belajar.
Kedua, Networking, setelah mendesain profil anda sendiri, dalam kelas ini, anda juga diminta untuk berkenalan dan berjejaring online dengan sesama pendidik yang telah membuat profilnya. Anda juga bisa menjalin pertemanan dengan fitur mencari dan menambahkan teman dengan mudah. Hal ini membuat pendidik yang kuatir atau kurang PD berjejaring akan merasa lebih aman dan nyaman karena anda berada dalam komunitas belajar yang sama dalam kelase.
Ketiga, 21st Century Learning. Sesi 1 dalam kelas ini juga memberikan wawasan yang akan banyak membuka pikiran anda tentang pembelajaran Abad 21 dan perkembangan media sosial dan digital yang terjadi di Indonesia. Lebih menariknya lagi, secara spesifik, anda ditantang untuk menyikapi perkembangan teknologi ini dengan mentransformasi cara belajar tradisional dengan cara belajar abad 21. Mulai dari kurikulum, penilaian, sekolah, dan berbagai aspek dari pembelajaran abad 21 diungkap disini.
Keempat, Blended Learning & Flipped Classroom. Secara spesifik, anda juga akan diperkenalkan konsep pembelajaran online yang memadukan antara tatap muka di kelas dengan pembelajaran jarak jauh yang menjawab pemerataan kebutuhan pendidikan Indonesia. Disinilah Kelase memperkenalkan dirinya sebagai aplikasi web yang akan membantu pendidik untuk langsung menerapkan kelas virtual yang dapat diakses dimana saja dan kapan saja dengan mudah.
Sumber Gambar www.kelase.com
Memasuki sesi 1 ini, banyak pemikiran dan pertanyaan yang justru menumbuhkan semangat belajar yang semakin tinggi. Sebagai pendidik, saya bersemangat untuk menanti lahirnya masa depan dunia pendidikan di Indonesia lewat Kelase ini. Kelase sendiri menjawab salah satu impian saya terhadap transformasi pendidikan Indonesia yang sesuai dengan artikel yang saya dapat dari  http://anethicalisland.files.wordpress.com/2013/04/future22.png, tentang masa depan pendidikan dimana:
1. Siswa dari berbagai negara dapat belajar secara online dalam satu kelas.
2. Siswa dan guru akan bekerja sama memecahkan masalah dunia dengan berkonsultasi para ahli.
3. Guru, staff, dan tim pendidikan akan bekerja sama menciptakan pelajaran baru yang memenuhi kebutuhan siswa masa depan.
4.Area pembelajaran akan terbuka terhadap inovasi seperti smart board, social media, dan berbagai teknologi pendidikan
5.Kelas akan mengundang komunitas dan akan berdiskusi dengan mereka utk memecahkan masalah.
6.Berkolaborasi dengan siswa dalam mengajar.
7.Pembelajaran Online akan melibatkan interaksi aktif dalam pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari
8.Siswa dan guru akan mengumpulkan da memamerkan berbagai macam informasi yang bermanfaat untuk memecahkan maslaah.
9. Instruktur atau guru akan membawa topik dalam kehidupan sehari-hari.
10. Guru, staff, dan adminstrator akan bebas dari adminstrasi yang menghambat kreativitas dalam dunia pendidikan.
11. Pendidikan akan berfokus pada seluruh aspek kehidupan siswa secara holistik yang terintegrasi.
Ini adalah ringkasan masa depan pendidikan yang didesain dalam bentuk poster di atas yang saya ambil dari http://anethicalisland.files.wordpress.com/2013/04/future22.png :
Sesuai dengan artikel tentang masa depan dunia pendidikan yag diambil dari http://anethicalisland.files.wordpress.com/2013/04/future.png, impian menuju masa depan itu tentu menuntut perubahan orientasi kebutuhan seperti:
1. Perubahan pola pikir global
2. Integrasi teknologi
3. Pembelajaran berpusat pada siswa
4. Pembelajaran dengan jadwal yang fleksibel.
5. Pembelajaran menjadi masyarakat digital.
6. Penggunaan media jejaring sosial
7. Support 24/7
8. Informasi yang berlimpah
9. Sistem pembelajaran internasional
10. Kolaborasi
11. Penilaian yang beranekaragam
12. Memperkenalkan kembali makna kreativitas di dalam kelas.
13. Bekerja sama dengan siswa membuat perbedaan memecahkan masalah dunia.
14. Melibatkan para ahli dari berbagai bidang utk menciptakan pembelajaran yang relevan.
15. Berpartner dengan dengan industri, komunitas, dan para ahli
16. Berkolaborasi membuka ruang-ruang dimana siswa dapat bekerja sama dengan kreatif
17. Fokus pada pengembangan siswa secara holistik
Ini adalah ringkasan hal apa yang diperlukan dalam mewujudkan masa depan pendidikan yang didesain dalam bentuk poster di atas yang saya ambil dari http://anethicalisland.files.wordpress.com/2013/04/future22.png :
Lewat pelatihan online yang diadakan Kelase ini, saya pun optimis Kelase mampu memfasilitasi lahirnya masa depan dunia pendidikan di Indonesia ini demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia ini. Saya yakin impian yang begitu besar ini dimulai satu langkah sederhana yang saya mulai di sesi 1 di kelas Mobile Learning dengan Kelase.
Sesi 1 di kelas ini saja sudah membuat saya tertarik sekaligus penasaran akan banyak kesempatan dalam mendesain masa depan pendidikan online di Indonesia lewat aktivitas-aktivitas sederhana yang dilakukannya. Setelah mempelajari hal-hal praktis dan relevan di sesi 1 kelase ini, saya pribadi tertarik untuk mengeksplorasi lebih jauh tentang penerapan mobile learning dengan kelase yang akan mengimplementasi konsep Blended Learning. Hal tersebut meliputi
1. Trend, perkembangan, standar, dan contoh nyata Mobile Learning yang diterapkan secara global.
2. Implementasi penyusunan silabus, penilaian, pedagogi, dan sumber dengan mobile learning.
3. Penerapan pembelajaran online di berbagai jenjang pendidikan (K-12 & Universitas) dan berbagai mata pelajaran yang berbeda.
4.  Teknologi yang dibutuhkan dalam penerapan mobile learning baik software, hardware, dan keahlian yang diperlukan.
5. Â Kontekstualisasi, tantangan, dan solusi penerapan mobile learning yang disesuaikan dengan perkembangan budaya digital yang terjadi di Indonesia.
Saya optimis pertanyaan-pertanyaan aplikatif ini penting bagi para pendidik  dalam mendesain pembelajaran mobile yang efektif dan tepat guna bagi kebutuhan peserta didik di Indonesia.
Saya rasa ini saatnya pendidik harus mendobrak 'tembok' yang membuat mereka 'buta huruf'' dengan komitmen belajar sepanjang hayat demi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Dengan demikian, perkembangan media sosial dan digital dengan dunia pendidikan akan saling melengkapi dan mendukung satu dengan yang lain.
Akhir kata, saya menantang pembaca untuk bergabung menenun pendidikan Indonesia yang berkualitas dengan bergabung dalam inkubator masa depan pendidikan Indonesia dalam Mobile Learning dengan Kelase. di Kelase.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H