Mohon tunggu...
Steven Sutantro
Steven Sutantro Mohon Tunggu... EdTech Coach -

Google Certified Trainer & Innovator EdTech Coach YouTuber : gg.gg/stevenyoutube

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mendesain Blended Learning di TED Ed Club dengan Kelase

13 Juni 2014   00:35 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:00 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu ciri pembelajaran abad 21 adalah implementasi blended learning yang lahir dari tingginya permintaan akan guru. Blended Learning sendiri merupakan pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran siswa di sekolah dan di rumah. yang memberi kesempatan kepada guru untuk mengajar lebih fleksibel dengan menggunakan teknologi. Menurut  artikel dari TeachTought , yang berjudul "10 benefits of blended learning", ada beberapa manfaat dari pembelajaran Blended Learning sendiri:

1. Informasi yang lebih baik

2. Kesempatan mengajar tim

3. Memotivasi siswa

4. Memperbanyak waktu dengan siswa

5. Rencana Pembelajaran Individu

6.Pilihan baru untuk mengajar dari rumah

7.Peran kepemimpinan

8. Menjangkau siswa

9. Fokus pada pembelajran yang lebih mendalam

10.Kesempatan untuk melakukan kegiatan lain

Sumber Gambar: http://www.teachthought.com/technology/10-benefits-of-blended-learning-for-teachers/

Menurut artikel TeachTought ini pula, Blended Learning sendiri tidak akan menggantikan guru dengan teknologi, melainkan justru akan membuka begitu banyak kesempatan untuk guru mendidik dengan cara baru yang lebih fleksibel, kolaboratif, dan efisien. Dalam penerapan blended learning, salah satu langkah awal yang harus dilakukan adalah mendesain flipped classroom. Menurut Dr. Sacha Kopp dalam artikel yang dimuat dalam Center for Teacher and Learning, Flipped Classroom sendiri merupakan pembelajaran yang dilakukan fleksibel. Jadi di rumah, siswa dipersiapkan untuk berpartisipasi dalam aktivitas kelas, kemudian di sekolah, siswa berlatih menerapkan apa yang dipelajari di rumah, dan di rumah kembali, siswa mengevaluasi pemahaman mereka dan mengeksplorasi pemahaman mereka lebih mendalam lagi. Berikut skema yag didesain Dr.Sacha Kopp:

Sumber Gambar: http://ctl.utexas.edu/teaching/flipping_a_class/what_is_flipped

Dalam pelaksanaannya sendiri, flipped classroom membutuhkan sistem manajemen pembelajaran yang (Learning Management System) merupakan teknologi yang penting untuk mengelola pembelajaran siswa baik di rumah maupun di sekolah. Disinilah, kelase mencoba menjawab kebutuhan sistem manajemen pembelajaran dengan menyediakan alat bagi guru untuk mendesain pelajaran secara virtual yang dapat diakses kapan saja bersama siswa. Saya pribadi merencanakan untuk menerapkan pembelajaran ini di tahun ajaran depan dalam ekstrakurikuler yang akan saya buka bernama TED Ed Clubs.

TED Ed Club sendiri merupakan sebuah ekstrakurikuler yang akan mengajarkan teknik presentasi kepada siswa dengan menggunakan berbagai aplikasi digital dengan cara TED. TED sendiri merupakan singkatan dari Technology, Entertainment, and Design. TED merupakan sebuah organisasi yang sudah mendunian yang memfasilitasi pembicara yang inspiratif untuk membagikan wawasan mereka. Di Indonesia, TED sendiri sudah banyak dimunculkan lewat event-event yang diadakan TEDx Jakarta, TEDxUbud, TEDx Bandung, dan sebagainya. Nah, kali ini, saya mencoba membawa konsep presentasi TED yang sederhana dengan pelatihan presentasi di TED Ed Club yang memang khusus diperuntukan siswa sekolah. Berpusat di Amerika. klub ini sudah tersebar di berbagai negara di seluruh dunia. Diharapkan dengan adanya TED Ed Club di sekolah saya ini, siswa dapat belajar menyampaikan ide-ide kreatif mereka dengan teknologi digital yang kaya,  Anda dapat mengakses informasi lebih lanjut dengan TED Ed disini: www.ed.ted.com.

Teknis pelaksanaannya adalah sebagai berikut. Dengan anggota sekitar 5-10 siswa dimana setiap siswa WAJIB membawa laptop dan modem setiap kali pertemuan untuk merancang presentasi ide yang menarik. Kemudian, mereka dapat melanjutkan mengembangkan ide tersebut di rumah. Oleh sebab itu diperlukan sebuah sistem manajemen pembelajaran yang akan membantu mereka dalam merancang presentasi mereka di klub ini. Dalam implementasinya di bulan Juli 2014, saya akan menggunakan aplikasi Kelase.com sebagai sistem manajemen pembelajaran yang aman, fleksibel, efektif serta dapat diakses dengan mudah oleh siswa.

Dengan mengikuti pelatihan Mobile Learning dengan Kelase ini, saya  mempelajari cara praktis dalam membuat sistem manajemen pembelajaran sebuah kelas. Disini, saya belajar membuat kelas TED Ed Club dengan mudah. Mulai dari merancang cover kelas yang berjudul TED Ed Club Jakarta Indonesia. Di halaman depan ini, anda dapat menemukan arti dari TED Ed Clubs dan video perkenalan tentang apa itu TED Ed Club. Berikut adalah tampilannya:

Setelah itu, di bawah halaman cover, saya juga belajar merancang 2 sesi pertemuan TED Ed Clubs. Sesi 1 berjudul Pengantar TED Ed. Disini, saya menjelaskan apa yang akan diplejari di TED Ed Club. Lalu, saya menambahkan tab bacaan di sesi 1 ini berisi Video TED Ed yang akan menjadi bahan diskusi untuk siswa. Kemudian, saya juga menambahkan tab tugas dimana saya meminta siswa untuk membuat poster nama mereka masing-masing menggunakan pixlr.com dan 3 hal yang mendeskripsikan mereka disana. Disini, saya mengajarkan langkah demi langkah bagaimana membuat poster sederhana dan menarik yang mendeskripsikan nama dan passion mereka. Berikut adalah tampilannya:

Lalu, di sesi 2, saya merancang pertemuan ke 2 dari TED Ed yang berjudul “Ide yang Berkualitas”. Disini saya memberikan 2 tab. Tab pertama berupa bacaan yang ditampilkan dalam berupa video YouTube Ted Ed Lesson berjudul “Dari mana rasa pedas itu datang?” Siswa menonton video ini dan mendiskusikannya bersama temannya. Kemudian, tab ke2 berupa tugas dimana siswa kembali membuat poster singkat menggunakan www.pixlr.com tentang ciri-ciri ide yang berkualitas. Disini, saya mau kembali memantapkan keahlian siswa dalam mendesain poster sederhana secara digital menggunakan www.pixlr.com

2 sesi pertemuan yang saya rancang untuk ekstrakurikuler saya di Kelase ini sangat membantu saya membuat desain pembelajaran yang lengkap, jelas, terarah dan menyenangkan. Meskipun belum benar-benar menerapkannya, saya pribadi puas terhadap kemudahan Kelase dalam mendesain pembelajaran di kelas. Tampilan (interface) Kelase sangatlah mudah digunakan dan diakses siswa, guru, dan orang tua (user friendly). Tugas pun dapat diunduh dan dipamerkan siswa di Kelase dengan mudah sehingga setiap orang dapat langsung mengakses dan mengomentari hasil karya siswa. Saya sangat bersemangat memulai tahun ajaran baru dengan menggunakan sistem manajemen pembelajaran yang menarik ini.

Di tengah kemudahan menggunakan Kelase dalam mengelola sistem manajemen pembelajaran, saya yakin dalam menerapkan sistem ini, ada beberapa tantangan dalam menerapkan sistem ini di kelas saya ke depan. Berikut tantangannya:

  1. Bimbingan khusus penggunaan Kelase. Penggunaan Kelase perlu pelatihan dan bimbingan secara intensif kepada siswa agar siswa dapat beradaptasi mulai dari membaca setiap sesi, pengumpulan tugas, dan juga berpartisipasi aktif dalam Kelase.
  2. Belum adanya buku nilai (kumpulan nilai siswa) yang dapat diakses dengan mudah
  3. Belum adanya badges (penghargaan) yang dapat diberikan kepada siswa
  4. Belum adanya rubrik penilaian Kelase agar siswa dapat menerima feedback baik secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap tugas yang mereka buat.

Saya pribadi berharap tantangan ini dapat terjawab dengan bergabungnya saya dalam pengembangan kelase di masa yang akan datang. Saya optimis Kelase sendiri dapat membantu saya dalam mendesain flipped classroom untuk memaksimalkan pembelajaran di TED Ed Club.  Hal yang ingin saya pelajari lebih lanjut di sini adalah:

  1. Bagaimana cara membuat video presentasi pengajaran yang dapat mengkolaborasikan antara presentasi dan video saya yang sedang mempresentasikan materi.
  2. Bagaimana cara sistem penilaian tugas sesama siswa sehingga siswa bisa saling mengoreksi dan memberi masukan secara langsung
  3. Bagaimana kelase ini dapat dikoneksikan dengan Twitter, Facebook, Blog, Instagram dengan mudah sehingga apa yang diupload disini dapat dibagikan di berbagai media sosial lainnya.

Akhir kata, saya mau mengajak seluruh pendidik di Indonesia untuk sama-sama mencoba mendesain Blended Learning di sekolah masing-masing dengan mulai menciptakan Flipped Classroom menggunakan aplikasi lokal KELASE. Dalam implementasinya. memang akan membutuhkan banyak latihan, namun jika sudah terbiasa, saya yakin betul kualitas pendidikan Indonesia akan meningkat dengan penggunaan Kelase dalam penerapan Blended Learning.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun