Mohon tunggu...
Pendidikan

Di Balik Teknologi Revolusioner Kultur Jaringan

25 Agustus 2018   20:14 Diperbarui: 26 Agustus 2018   02:51 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak kemunculan  manusia pertama di muka bumi ini,tanaman sudah menjadi salah satu kebutuhan manusia.Sebagai bahan pangan,obat,serta kegunaan-kegunaan beragam dalam keseharian hidup manusia purba.Seiring perkembangan zaman,manusia awal pun menjadi lebih berakal dan semakin memenuhi bumi ini.

Demikian pula kebutuhan akan tanaman pun bertambah besar.karena itu,mulai tercetuslah ide,ide dengan cara memakai cara supaya tanaman  tersedia sesuai dengan keinginan mereka bukan hanya mengandalkan anugerah dari alam.Ide inilah yang memulai obsesi,obsesi untuk tidak hanya  memenuhi kebutuhan pangan masyarakat  namun juga menggali dalam potensi pengetahuan mereka agar dapat mengendalikan alam.

Sejak saat itu,banyak metode telah dibuat,banyak kemajuan telah dibuat , tidak hanya dalam bidang pertanian saja namun juga bidang lainnya.Akhirnya sampailah kita ke abad 21, dimana  pertanian dan pembudidayaan tanaman sudah berkembang pesat.Sekarang,manusia mulai populer penggunaan dan pengembangan teknologi bernama kultur jaringan,metode revolusioner yang akan mengubah persepsi mengenai kegunaan sel dan jaringan dalam memperbaiki,menyempurnakan,dan membudidayakan tanaman dengan lebih efisien.Kultur jaringan berasal dari dua kata, (kultur = Budidaya , jaringan = sekelompok sel yang memiliki sifat yang sama).

Secara singkat,kultur jaringan adalah metode untuk mengembang biakkan organisme baru dari jaringan sel induk dengan bantuan habitat artifisial dimana jaringan ini dapat berfungsi dan berkembang menjadi organisme berciri identik dengan induknya.jaringan yang dikembang biakan dapat bertambah banyak,berubah ukuran,berubah bentuk,berubah ukuran ,dan berinteraksi dengan sel lainnya.

Percobasn pertama,dilakukan oleh Wilhelm Roux,yang mengembang biakan jaringan ayam dari embrio di larutan garam yang hangat namun percobaan pertama yang berhasil dilakukan oleh Ross G. Harrison pada tahun 1907,dimana ia mendemonstrasikan proses pertumbuhan jaringan saraf katak di getah bening.Penemuan metode kultur jaringan,telah memungkinkan ilmuwan untuk mengetahui lebih dalam sel,mengetahui infeksi,kelainan kromosom,penyempurnaan jenis tanaman dalam hal nutrisi dan lain-lain.

Pada kesempatan ini saya akan mengulas mengenai Kultur jaringan Tumbuhan khususnya kelebihan serta kekurangan yang menjadi sorotan saya untuk membuat artikel ini.Pertama- tama,saya akan membahas metode kultur jaringan pada tanaman.Seperti yang anda tahu,kultur jaringan memakai sel yang mudah beregenerasi dan bagi tumbuhan sel-sel itu adalah sel protoplasma dan organ serba steril.

Sel - sel ini akan dikembang biakkan di media artifisal yang steril tanpa pengaruh luar.Setelah mulai bertumbuh,pada masa masa tertentu,suatu tanaman akan siap untuk tumbuh dengan lengkap.Praktek ini memiliki pada dasarnya mengikuti pernyataan dalam teori Schwann dan Scheleiden dimana disebutkan jika kondisi sesuai,tanaman yang bergenetika sama akan tumbuh menjadi tanaman yang identik.

Jika dibedakan dari jenis sel yang di gunakan , kultur jaringan dibagi menjadi:

Kultur biji

Ini biasanya dipakai untuk tumbuhan sejenis dengan anggrek.Dalam pelaksanaan metode ini,jaringan diambil dari tanaman in-vitro dan diperkenalkan dengan lingkungan buatan dimana mereka dapat berkembang biak.Jika material tumbuhan digunakan secara langsung diproses ini,maka material itu harus di sterilisasi dahulu untuk mencegah kerusakan jaringan dan memastikan regenerasi yang maksimal.

Kultur embrio

Kultur embrio adalah metode menggunakan embrio dari biji yang belum matang dimana buah yang akan digunakan sudah disterilisasi terlebih dahulu.Dalam prosesnya,embrio ini dibeli sukrosa garam sebagai nutrisi dan diperkaya dengan bahan organik dan anorganik.

Kultur organ

Metodenya dilakukan dengan cara mengisolasi organ dan mempertahankan struktur dan fungsinya agar organ itu dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang mirip dan mempertahankan sifat fisiknya.Teknik yang dipakai beragam antara lain,metode pembekuan plasma,teknik raft,teknik grit,dan teknik agar.

Kultur protoplas

Protoplas adalah sel yang telanjang,dimana untuk dikembang biakan sel ini perlu membuat dinding sel dan membentuk callus (gumpalan sel) untuk kemudian dikembang biakkan lagi.

Kultur meristem

Menggunakan jaringan muda yang masih membelah disebut meristem untuk eksplan  

Untuk melakukan kultur jaringan,diperlukan media khusus untuk memenuhi kriteria pelaksanaan kultur jaringan.

Jenis -- jenis media sebagai berikut:

*Hara makro

Hara makro merupakan salah satu unsur penting untuk meningkatkan kualitas media tanam itu sendiri sekaligus menjadi sumber dari pertumbuhan jaringan makro dan sel.Unsur hara makro ini terdiri dari unsur Kalium, Kalsium ,Magnesium ,dan Sulfur.

*Hara Mikro

Hara mikro adalah zat hara yang berbeda 180 derajat dari hara makro.Dimana hara makro terbuat dari zat non logam,hara mikro terdiri dari zat logam.Meskipun,nanti akan berguna dalam proses kultur jaringan,zat besi tidak dapat bersatu dengan baik di media karena itu mereka memrlukan waktu.Zat besi ini antara lain adalah Seng ,Terusi ,Boron ,dan lain-lain.

*Bahan organik kompleks

Adalah bahan yang terbuat dari bahan organik,biasanya arang aktif.Penggunaan nya masih diperdebatkan karena tidak semua tanaman dapat mendapatkan manffat dari zat satu ini.

*Vitamin

Penambahan vitamin hanya aakan diberikan jika bibit memang memerlukan vitamin tersebut untuk

Tahap tahap secara singkat pelaksanaan kultur jaringan:

1.Pemilihan tanaman induk

Tanaman induk haruslah memiliki jenis,spesies yang tepat serta bebas hama dan sehat agar menjadi induk yang baik.

2.Inisiasi kultur

Dilakukan untuk mendapat hasil kultur jaringan yang aseptic dengan memilih induk yang aseptic.Kata aseptic dalam hal ini berarti bebas dari organsime.

3.Sterilisasi

Proses ini dilakukan untuk memastikan proses kultur jaringan terbebas dari kontaminan.

4.Multiplikasi

Proses multiplikasi dilakukan untuk menambah bahan tanaman agar sewaktu-waktu dapat di pakai kembali dalam kultur jaringan selanjutnya,proses ini dapat dilakukan dengan merangsang pertumbuhan cabang dan aksiler serta merangsang pembentukkan tunas pucuk yang adventif.

5.Ekstensi tunas, induksi , dan perkembangan akar

Tunas yang sudah dihasilkan , dipindah dari media steril menuju lingkungan luar agar dapat tumbuh.

6.Aklimitasi

Penkondisian tanaman ada lingkungan non-aseptik agar dapat terus tumbuh dan dapat dipindah ke lingkungan luar dan bertumbuh dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

Setelah dilakukan tahap-tahap berikut,komponen komponen seperti eksplan , komposisi media tanam , kondisi lingkungan , dan kondisi kultur steril sudah terpenuhi dan kultur jaringan berhasil.Sebagai metode modern yang populer,kultur jaringan memiliki banyak kelebihan.

Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan untuk mendapatkan tunas tanaman yang unggul,dalam arti tahan virus dan tahan cuaca menghasilkan buah yang seragam dalam segi rasa ,ukuran ,dan nutrisi dengan induknya yang tentu saja telah dipilih dan dimodifikasi gen nya.kultur jaringan juga memudahkan dalam pengangkutan dan penumbuhan tanaman.Otomatis, perusahaan produsen pangan akan memakai teknologi kultur untuk mendapat kemungkinan lebih dalam meraup profit yang lebih besar untuk mmenuhi permintaan pasar yang menginginkan jumlah banyak dengan ,ukuran, dan rasa yang terbaik.Dibalik semua kelebihannya ,kultur jaringan masih  juga memiliki kekurangan-kekurangan yang dapat membahayakan kita,manusia , dan juga lingkungan di sekitar kita.

Apakah peredaran plasma nutfah diperbolehkan ?Penyataan itu terlintas di benak saya saat menyinggung mengenai baik buruknya kultur jaringandalam  artikel ini,atau lebih tepatnya apakah penggunaan plasma nutfah seenak sendiri etis di mata hukum?Tetapi sebelum saya mukai mengutarakan opini saya,tidak afdol jika saya belum membahas plasma nutfah.Secara singkat,plasma nutfah adalah jaringan dalam organisme dan mikroorganisme yang berkemampuan untuk mewariskan gen,karena itu setiap organisme maupun itu hewan,tumbuhan dan manusia pun mempunyai plasma nutfah di dalam mereka.

Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki wilayah yang tersebar dari pulau ke pulau.masing-masing pulau beriklim berbeda dan ekosistemnya pun berbeda dengan jenis - jenis tumbuhan beragam.Karena itu,Indonesia layak disebut sebagai negara kaya plasma nutfah,fakta ini harus kita banggakan dan  lindungi sebagai  bangsa unik dari bangsa-bangsa yang maju.

Usaha pelindungan ini sudah dilakukan pemerintah dengan karantina,pemilihan yang ketat,dan inspeksi untuk menjaga kelestarian plasma nutfah kita terutama ancaman dari luar negeri.Namun tetap saja ada kemungkinan plasma nutfah kita digunakan terutama untuk dimodifikasi dengan kultur jaringan.

Kecurigaan ini bukanlah hanya asumsi belaka karena sudah ada beberapa kasus di dunia mengenai penggunaan plasma nutfah oleh negara maju.Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia belum menjadi negara yang dapat menggunakan teknologi kultur jaringan  dengan seluruh potensialnya.Hal ini membuat kita rawan dieksploitasi pihak asing plasma nutfahnya.Namun tidak dapat dipungkiri juga,adanya kultur jaringan tidak hanya membawa efek buruk pada bangsa tetapi juga dapat digunakan untuk lebih menjaga plasma nutfah karena modifikasi gen dapat memperkuat plasma nutfah tersebut dan terus lestari.

Namun dibalik semua ini kita tidak boleh lengah karena sudah ada beberapa peristiwa dimana disinyalir negara maju mencuri plasma nutfah negara berkembang untuk dimodifikasi dan dijadikan tanaman khas mereka.Jika anda masih bingung saya akan memberika 1 contoh.Sebut saja negara berkembang negara A dan negara maju negara B.Negara sangat terkenal dengan apelnya yang sudah banyak diekspor dan terbukti disukai masyarakat global.Karena itu,negara B yang lebih maju teknologinya ingin juga ikut serta mencicipi manis nya laba,mereka pun mulai mencoba untuk men uri bibit apel itu.Setelah mendapatkan bibit apel,negara B menerapkan kultur jaringan untuk menyempurnakan apel menjadi ldbih besar,lebih manis,dan tahan hama.Mereka mulai memasarkan buah hasil kultur jaringan tersebut dan pamor nya mengalahkan apel dari negara B,kurang lebih seperti itu.Coba anda bayangkan,kejahatan ini tentu saja tidaklah pantas dan etis sebab melanggar bioetika .Bioetika merupakan nilai -nilai manusia yang harus diperhatikan dalam penggunaan bioteknologi.Saya sebut tidak etis  karena bioetika terang-terang menghimbau dan mewajibkan kita sebagai manusia berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan diversitas alam.Jelas nilai ini tidak diperhatikan oleh negara maju yang seenaknya sendiri mengambil plasma nutfah kita untuk mencari profit dan memusnahkan spesies yang ada.Apalagi jika negara maju menggunakan pasar gelap untuk mendapatkan bibit tersebut,tindakan ini tidak hanya melanggar moral tetapi juga melanggar hukum.Mungkin dampak kejahatan ini belum masyarakat dunia rasakan dan perhatikan.Jika sudah perjatikan pasti pemerintah dunia saat ini telah menyelidiki dan menghukum oknum kriminal tersebut.pasti mereka sudah berunding untuk segera membuat hukum mengenai peredaran plasma nutfah demi keberlangsungan alam ini.Tetapi hingga sekarang satupun aksi belum dilakukan,terus bagaimana dengan kita?Kita sebagai bangsa Indonesia sudah Saatnya untuk menyadari harta melimpah milik bangsa yaitu keanekaragaman sendiri.Karena itu,saya sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di tanah air Indonesia ingin menghimabu saudara saudara sekalian untuk mulai beraksi cintailah alammu Indonesia ini demi anak cucu kitaJuga dari artikel/blog/tulisan yang saya tulisdalam kesempatan ini,saya ingin memberikan pesan bagi orang masyarakat dunia di masa kini dan masa depan untuk lebih berhati - hati dalam memanfaatkan teknologi apapun itu karena pasti muncul efek buruknya bagi anda , orang di sekitar anda ,dan lingkungan.

Akhirnya,sampai ini juga usaha saya untuk mengupas dan memnyuarakan aspirasi saya akan kultur jaringan , potensi dan efek buruk yang ada dibalik teknlologi tersebut.

SALAM AMDG!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun