Mohon tunggu...
Pendidikan

Di Balik Teknologi Revolusioner Kultur Jaringan

25 Agustus 2018   20:14 Diperbarui: 26 Agustus 2018   02:51 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki wilayah yang tersebar dari pulau ke pulau.masing-masing pulau beriklim berbeda dan ekosistemnya pun berbeda dengan jenis - jenis tumbuhan beragam.Karena itu,Indonesia layak disebut sebagai negara kaya plasma nutfah,fakta ini harus kita banggakan dan  lindungi sebagai  bangsa unik dari bangsa-bangsa yang maju.

Usaha pelindungan ini sudah dilakukan pemerintah dengan karantina,pemilihan yang ketat,dan inspeksi untuk menjaga kelestarian plasma nutfah kita terutama ancaman dari luar negeri.Namun tetap saja ada kemungkinan plasma nutfah kita digunakan terutama untuk dimodifikasi dengan kultur jaringan.

Kecurigaan ini bukanlah hanya asumsi belaka karena sudah ada beberapa kasus di dunia mengenai penggunaan plasma nutfah oleh negara maju.Sudah bukan rahasia lagi bahwa Indonesia belum menjadi negara yang dapat menggunakan teknologi kultur jaringan  dengan seluruh potensialnya.Hal ini membuat kita rawan dieksploitasi pihak asing plasma nutfahnya.Namun tidak dapat dipungkiri juga,adanya kultur jaringan tidak hanya membawa efek buruk pada bangsa tetapi juga dapat digunakan untuk lebih menjaga plasma nutfah karena modifikasi gen dapat memperkuat plasma nutfah tersebut dan terus lestari.

Namun dibalik semua ini kita tidak boleh lengah karena sudah ada beberapa peristiwa dimana disinyalir negara maju mencuri plasma nutfah negara berkembang untuk dimodifikasi dan dijadikan tanaman khas mereka.Jika anda masih bingung saya akan memberika 1 contoh.Sebut saja negara berkembang negara A dan negara maju negara B.Negara sangat terkenal dengan apelnya yang sudah banyak diekspor dan terbukti disukai masyarakat global.Karena itu,negara B yang lebih maju teknologinya ingin juga ikut serta mencicipi manis nya laba,mereka pun mulai mencoba untuk men uri bibit apel itu.Setelah mendapatkan bibit apel,negara B menerapkan kultur jaringan untuk menyempurnakan apel menjadi ldbih besar,lebih manis,dan tahan hama.Mereka mulai memasarkan buah hasil kultur jaringan tersebut dan pamor nya mengalahkan apel dari negara B,kurang lebih seperti itu.Coba anda bayangkan,kejahatan ini tentu saja tidaklah pantas dan etis sebab melanggar bioetika .Bioetika merupakan nilai -nilai manusia yang harus diperhatikan dalam penggunaan bioteknologi.Saya sebut tidak etis  karena bioetika terang-terang menghimbau dan mewajibkan kita sebagai manusia berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan diversitas alam.Jelas nilai ini tidak diperhatikan oleh negara maju yang seenaknya sendiri mengambil plasma nutfah kita untuk mencari profit dan memusnahkan spesies yang ada.Apalagi jika negara maju menggunakan pasar gelap untuk mendapatkan bibit tersebut,tindakan ini tidak hanya melanggar moral tetapi juga melanggar hukum.Mungkin dampak kejahatan ini belum masyarakat dunia rasakan dan perhatikan.Jika sudah perjatikan pasti pemerintah dunia saat ini telah menyelidiki dan menghukum oknum kriminal tersebut.pasti mereka sudah berunding untuk segera membuat hukum mengenai peredaran plasma nutfah demi keberlangsungan alam ini.Tetapi hingga sekarang satupun aksi belum dilakukan,terus bagaimana dengan kita?Kita sebagai bangsa Indonesia sudah Saatnya untuk menyadari harta melimpah milik bangsa yaitu keanekaragaman sendiri.Karena itu,saya sebagai warga negara Indonesia yang tinggal di tanah air Indonesia ingin menghimabu saudara saudara sekalian untuk mulai beraksi cintailah alammu Indonesia ini demi anak cucu kitaJuga dari artikel/blog/tulisan yang saya tulisdalam kesempatan ini,saya ingin memberikan pesan bagi orang masyarakat dunia di masa kini dan masa depan untuk lebih berhati - hati dalam memanfaatkan teknologi apapun itu karena pasti muncul efek buruknya bagi anda , orang di sekitar anda ,dan lingkungan.

Akhirnya,sampai ini juga usaha saya untuk mengupas dan memnyuarakan aspirasi saya akan kultur jaringan , potensi dan efek buruk yang ada dibalik teknlologi tersebut.

SALAM AMDG!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun