Mohon tunggu...
Fiksiana Pilihan

Annelies, Manusia dalam Rupa Seorang Dewi

28 Februari 2016   07:59 Diperbarui: 28 Februari 2016   10:19 4151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Bumi Manusia, sebuah roman karya Pramoedya Ananta Toer yang telah menggugah hati banyak penikmat sastra di seluruh dunia. Dengan gaya berceritanya yang menghanyutkan, Bumi Manusia membawa orang yang membacanya untuk masuk ke dunianya sendiri. Tak heran, buku ini mampu menjadi salah satu dari segelintir karya penulis Indonesia yang menjadi terkenal sampai kepada skala internasional.


Latar sejarah yang diambil, alur cerita, gaya bahasa, bahkan setiap tokoh yang muncul rasanya bisa dibilang sebagai kelebihan dari buku ini. Sebab meski mengambil latar di zaman kolonial, buku ini sama sekali tidak membosankan. Pembaca seolah dibawa kembali ke masa itu, meresapi betapa menyedihkan ketika nilai seseorang hanya dilihat dari rasnya semata. Jika pribumi maka ia akan diinjak-injak, sedang jika Eropa maka ia akan disanjung-sanjung.

Pramoedya pun menulis Bumi Manusia dengan alur yang mengalir dengan begitu baik. Gaya bahasanya yang di awal terasa agak berat lama-kelamaan bisa menjadi begitu nikmat untuk dibaca. Tokoh-tokoh yang ditampilkan tidak kalah menarik, semuanya memiliki ciri khas masing-masing yang membuat keberadaan setiap mereka terasa begitu kuat. Bahkan sebuah tokoh sampingan yang diceritakan sebagai orang kepercayaan Nyai Ontosoroh, Darsam, pun bisa membuat orang jatuh cinta karena kegagahan dan kesetiaannya.

Secara keseluruhan, novel Bumi Manusia ini menyoroti kehidupan seorang pemuda pribumi yang bernama Minke dan juga orang-orang di Boerderij Buitenzorg, khususnya Nyai Ontosoroh dan putri semata wayangnya, Annelies Mellema. Minke selaku tokoh utama selalu mendapat perhatian pembaca. Begitu pula Nyai Ontosoroh yang memiliki karakter dan karisma yang sangat luar biasa. Tapi, disamping kedua tokoh yang terkenal itu ada satu tokoh yang menarik perhatian saya. Annelies Mellema.

Jika perempuan yang membaca roman ini, kebanyakan mungkin akan merasa tidak suka dengan karakter Annelies yang terkesan cengeng dan lemah. Jika seorang pria yang membaca roman ini, mungkin yang menarik baginya tentang Annelies hanya wajah cantiknya yang bahkan lebih cantik dari seorang dewi sekalipun. Menurut saya, Annelies adalah seorang manusia biasa, seperti kita, yang memiliki rupa seorang dewi. Ia adalah seorang manusia yang berjuang menjalani hidup dengan luka masa lalu yang membayangi.

Ketika ia masih anak-anak, keluarganya dihadapkan pada sebuah masalah, yang sukses menghancurkan semua hubungan yang selama ini dibangun di dalamnya. Herman Mellema, ayahnya, kerjanya hanya bermain di dalam rumah plesiran. Sedang ibunya, Nyai Ontosoroh, dengan tabah mengerjakan semua urusan perusahaan yang selama ini dirintisnya bersama Herman Mellema. Di tengah keluarga dengan keadaan seperti ini, Annelies Mellema dan Robert Mellema, kakaknya, bertumbuh.

Sebagai seorang anak yang sedang dalam masa pertumbuhan dan pengembangan diri, bukan hal yang mudah untuk hidup di tengah keluarga yang hancur. Hal ini mempengaruhi Annelies. Dalam dirinya mulai terbentuk pandangan bahwa pribumi lebih baik dari Eropa. Ia mulai menyangkali keberadaan dirinya sebagai seorang Indo, campuran pribumi dan Eropa, dan lebih senang menjadi seorang pribumi. Nyai yang selalu ada bersamanya, yang terus berjuang dengan tegar, benar-benar menjadi seorang role model bagi Annelies.

Seolah penderitaan menjadi seorang anak yang memiliki keluarga bermasalah masih kurang untuk Annelies, ia kembali harus mengalami hal yang mengerikan. Robert Mellema, kakak kandungnya sendiri, memperkosanya dengan penuh nafsu. Kata keji dan menjijikkan sama sekali tidak cukup menggambarkan perbuatan pria itu. Membenarkan perkataan orang-orang tentang keluarga seorang Nyai, seorang wanita simpanan, yang moralnya sangat rendah.

Menurut saya, Robert yang begitu tega memperkosa adik kandungnya sendiri tidak semata-mata disebabkan karena nafsunya sebagai laki-laki. Di samping itu, kondisi keluarga yang tidak baik dan tanpa cinta di dalamnya pun mempengaruhi Robert sampai menjadi seorang pria yang tidak memiliki kasih dan hanya memiliki nafsu, sama seperti ayah yang ia bangga-banggakan.

Semakin menjadi-jadilah kebencian Annelies pada orang Eropa, yang menurutnya hanya seperti Robert dan ayahnya. Luka yang begitu dalam telah ditorehkan dua pria yang memiliki peranan paling penting dalam hidupnya. Pada tahun-tahun setelah ayahnya pergi dan kakaknya menjadi orang asing bagi Annelies, meski ia terus bekerja membantu Nyai, pasti diam-diam Annelies merindukan kehadiran sosok ayah dan kakak. Karena walau ia berkata tidak lagi peduli dengan mereka, walau ia telah disakiti begitu banyak, ikatan di antara mereka tidak serta merta hilang. Annelies diam-diam merindukan keberadaan pria yang dapat melindungi dan menjaganya.

Annelies yang berada dalam penantian dan kerinduan mendapati kehadiran Minke yang begitu tiba-tiba. Sikap terbuka Annelies kepada Minke mungkin awalnya hanya karena Minke adalah seorang pribumi. Dan lagi, Minke juga orang terpelajar yang memiliki kepribadian baik. Annelies yang selama ini tidak memiliki teman barang satu pun mulai merasa nyaman berbicara dengan Minke yang selalu merespon setiap perkataan yang ia lontarkan. Apalagi ketika Annelies melihat Nyai juga menyambut Minke dengan tangan terbuka. Mungkin itu seperti lampu hijau baginya untuk menjalin hubungan yang lebih lagi dengan Minke.

Alangkah beruntungnya Minke yang mendapatkan perhatian Annelies, yang kecantikannya dipuja semua pria yang pernah melihat parasnya. Minke sendiri pun terang-terangan memuji kecantikan Annelies yang bagaikan seorang dewi. Minke memperlakukannya seolah ia permata yang sangat berharga, dan bahkan untuk menyatakan ketertarikannya Minke dengan berani mencium Annelies pada hari pertama mereka bertemu. Tentu Annelies tidak terbiasa dengan perlakuan yang demikian merasa sangat kaget dan malu. Namun, di sisi lain ia bahagia karena perbuatan Minke yang seperti itu membuat Annelies merasa sangat dicintai. Cinta yang selama ini ia cari dan ia tidak dapatkan kini muncul di hadapannya.

Annelies yang dengan sukarela jatuh ke dalam pesona Minke mulai menggantungkan diri dan hidupnya pada Minke. Kian hari pengaruh Minke dalam kehidupan Annelies semakin besar. Apalagi atas permintaan dari Annelies dan Nyai, Minke akhirnya tinggal di Boerderij Buitenzorg. Intensitas pertemuan Annelies dan Minke pun semakin banyak. Annelies dimabukkan oleh cintanya akan Minke. Bahkan sehari tanpa Minke saja rasanya Annelies tidak kuat. Seminggu tanpa Minke, ia akan jatuh sakit. Dan bayang-bayang tidak dapat bertemu Minke lagi bahkan bisa membuatnya kehilangan semangat hidup.

Syukur, bukan Annelies saja yang ketergantungan Minke. Sebaliknya, Minke juga ketergantungan Annelies. Meski awalnya sempat bimbang karena perkataan orang-orang, Minke akhirnya memutuskan untuk mengakui cintanya pada Annelies. Dengan restu dari Nyai dan dari Bunda Minke, mereka berdua menikah secara resmi berdasarkan agama. Annelies merasa begitu bahagia. Mungkin kalau pernikahan ini bisa bertahan sampai sekiranya mereka berdua menjadi kakek-nenek Annelies dapat bertumbuh menjadi seorang yang berbeda. Menjadi seorang wanita tangguh yang sudah mampu melepaskan kepahitan masa lalu, menjadi seorang ibu yang luar biasa bagi anak-anak yang dimilikinya dari pria yang paling ia cintai.

Namun kenyataan berkata lain. Baru menikah, pengantin baru itu sudah dihadapkan pada persoalan rumit yang lain. Maurits Mellema, saudara tiri Annelies yang berasal dari pernikahan resmi Herman Mellema dengan seorang perempuan Belanda, menuntut harta bagiannya dari Herman Mellema yang baru meninggal. Tak hanya itu, ia pun menuntut hak asuh Annelies. Dengan kekuatan pengadilan Belanda yang memandang rendah pribumi, dikeluarkanlah keputusan bahwa Annelies harus pergi ke negeri Belanda. Pernikahannya dengan Minke tak dianggap sah, Nyai pun tak dianggap sebagai orangtua Annelies.

Annelies jatuh sakit, terpuruk karena kenyataan. Tidak ada lagi Annelies yang rajin bekerja dan selalu memandang Minke dengan seyum penuh cinta. Rapuh benar ia sekarang. Merespon hanya dengan anggukan, tak mau ia berbicara, makan dan minum pun enggan, hanya meratapi kepergiannya yang tinggal menghitung hari. Wajar saja ketika ia bersikap seperti ini, setelah melewati tahun-tahun yang berat, kiranya ia akan dapat hidup bahagia dengan pria yang ia cintai tapi ternyata ia tidak dapat. Sungguh pukulan yang amat menyakitkan buat Annelies, yang selalu merindukan cinta.

Ketika hari kepergiannya tiba, Annelies membuka suara. Ia menerima kenyataan bahwa ia harus pergi, dan membuat pernyataan bahwa ia takkan kembali. Bahkan sampai pada saat terakhirnya, ia hanya mau membawa sebuah koper tua, yang digunakan Nyai ketika dijual kepada Herman Mellema, dan batik yang ia pakai pada hari pernikahannya. Minke dan Nyai adalah orang yang membuat Annelies bisa bertahan untuk tetap memiliki cinta dan pengharapan meski ia telah terluka begitu banyak.

Salah satu hal yang paling saya sukai dari Annelies, ia tidak menyesalkan cintanya pada Minke ketika akhirnya mereka harus berpisah. Meski menderita, sampai akhir hidupnya yang dikenangnya adalah kebahagiaan yang pernah ia miliki bersama Minke meski hanya sebentar. Banyak orang yang dengan sok menutup hatinya, berhenti mencintai, karena takut terluka, menyesalkan pertemuan dengan cinta karena harus berakhir dengan perpisahan. Tapi, Annelies yang rapuh ini, yang dibesarkan oleh keluarga yang penuh masalah ini, yang merupakan manusia biasa seperti kita, menghargai pertemuan dan cinta yang harus diakhiri dengan perpisahan itu, sama sekali tidak menyalahkan cinta. Malah memperlakukannya sebagai sebuah harta yang tiada ternilai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun