Mohon tunggu...
Rosalia Fergie Stevanie
Rosalia Fergie Stevanie Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Dunia Tanpa Sekat

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rumah Terakhir Ayah

6 Desember 2017   11:30 Diperbarui: 6 Desember 2017   14:38 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada nanar matamu yang kelu, waktu itu,

Aku berkaca, tanpa suara

Kemana mata riang ayahku, kosong

Kemana bayanganku,

di matanya yang sendu ?

Ayahku pengampun yang mulia

Ia dicelakai, tapi tidak mengutuk

Ayah dan lelaki penabraknya

Berpapasan di satu persimpangan

Ayahku yang tangguh, jatuh tersungkur

dalam sengal nafasnya, ayah mendaras kata-kata kebajikan

"Lepaskan lelaki itu, dari jerat hukuman..."

Ayahku dihampiri maut, namun sayap-sayap malaikat

Berkibar indah dari punggung tangguhnya

Kini dirinya bukan lagi veteran perang,

Bukan seorang mantan prajurit

Kini, Ia hanya malaikat pelindung, bagi anak gadisnya

bagi anak gadisnya, yang hidup tanpa seorang ayah

Ayah,

Ayah,

Jika kau telah disana, mengapa aku 'kan takut, akan kematianku kelak?

Kelak kau akan menjemputku, bukan?

Waktu kita berakhir di tanah yang fana, tapi kelak akhir kita, abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun