Banjir lahar dingin terjadi di sejumlah daerah di sekitar Gunung Marapi, Sumatra Barat. Banjir lahar dingin Gunung Marapi ini mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total.
Aliran lahar dingin juga terpantau merusak sawah dan pekarangan warga serta memutus akses jalan hingga beberapa kendaraan ikut terjebak. Banjir lahar dingin juga terjadi pada Desember lalu di sekitar kawasan yang sama.
Pada saat itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah,memperingatkan bahwa banjir lahar dingin dapat menghantam masyarakat yang tinggal di sekitar 23 sungai yang berhulu di Gunung Marapi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat mengatakan telah membuat pemetaan potensi banjir lahar dingin pasca peristiwa Desember lalu.
Daerah yang terdampak banjir lahar dingin, antara lain Nagari Aie Angek di Kabupaten Tanah Datar serta Nagari Bukik Batabuah, Nagari Canduang, dan Nagari Sungai Puar di Kabupaten Agam.
Banjir lahar dingin Gunung Marapi ini mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total. Putusnya akses jalan karena besarnya aliran air berwarna hitam pekat dari Gunung Marapi itu terpantau terjadi di daerah Air Angek, Kabupaten Tanah Datar dan Bukit Batabuah, Canduang dan Sungai Puar di Kabupaten Agam.
Kepala BPBD Kabupaten Tanah Datar, Ermon Revlin, berkata bahwa banjir lahar dingin merendam jalan nasional yang menghubungkan Bukittinggi dan Padang Panjang. Kawasan itu sempat tidak dapat dilalui, sebelum otoritas menerjunkan personel dan alat berat untuk membersihkan jalan.
Sistem buka tutup sekarang diberlakukan kepolisian di jalan tersebut. Dampaknya, antrean panjang kendaraan mengular. Banjir bandang menerjang persawahan di sejumlah kampung. Hingga saat ini, dia tidak mendapat laporan tentang korban jiwa.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam telah berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan terkait potensi dampak banjir bandang terhadap warganya.
"Pemantauan sementara arus deras air menyasar akses jalan di Nagari Sungai Pua. Hingga kini belum ada laporan dampak lain, terhadap korban jiwa atau pun kerusakan bangunan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan persnya.
Wilayah Agam juga terdampak bencana hidrometeorologi basah, berupa banjir. Namun genangan yang menerjang Kecamatan Banuhampu dan Ampek Angkek itu telah surut.
"Dua hari ke depan, wilayah Sumatra Barat masih berpotensi hujan dengan intensitas tinggi yang disertai petir dan angin kencang. Sedangkan beberapa wilayah di Kabupaten Agam, hujan ringan hingga petir masih berpotensi terjadi hingga lusa.
Selain itu, banjir lahar hujan juga terjadi di Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat. Banjir ini membawa material vulkanik dari Gunung Marapi yang dikeluarkan pasca erupsi.
Gunung Marapi setidaknya sejak Desember lalu mengalami aktivitas vulkanik dan beberapa kali erupsi. Status Marapi adalah siaga atau berada di level tiga kesiapsiagaan.
Letusan abu vulkanik gunung itu mencapai hingga ketinggian 1,5 kilometer dari puncak, menurut Kepala PGA Gunung Marapi. Akibat erupsi pekan ini, kata Kepala Pelaksana BPBD Sumbar, Rudy Rinaldy, banyak pasir halus yang menempel di kawah Marapi.
BPBD Sumbar sudah membuat mitigasi banjir lahar dingin di sekitar Marapi sebelum kejadian hari ini. Mereka bekerja sama dengan BMKG untuk membuat simulasi banjir lahar dingin. BPBD telah menyerahkan hasil simulasi dan pemetaan itu kepada otoritas di tingkat kabupaten.