Di tengah gemerlap kota yang riuh, ada Susan
Wanita anggun, tapi hatinya terpatri dalam masalah
Dia selalu mencari jawaban di Gereja Tua
Tempat suci di mana kekerasan dan hipokrisi berlaga
Â
Susan bersujud di depan altar yang hening
Mengharapkan petunjuk dari Tuhan yang jauh di sana
Gereja Tua dengan dindingnya yang retak
Menyemangati dengan senyum misterius dan bertanya
Â
"Susan, oh Susan, apa yang kau cari di sini?
Dosa-dosamu merayap, tidak bisa kau sembunyikan"
Suara Gereja Tua penuh sarkasme dan ironi
Menggugat Susan dalam pencariannya yang terus-menerus
Â
Susan terdiam, mendengarkan ocehan bangunan tua
Mendengar celaan atas kesalahannya yang tak termaafkan
Gereja Tua menjadi personifikasi penilaian tak berpihak
Menyilaukan dengan kebenaran yang menusuk
Â
Di dalam keheningan dan kegusaran, Susan menangis
Merasa terjepit antara agama dan kehendaknya sendiri
Gereja Tua, simbol kewibawaan yang telah lusuh
Menertawakan dengan cahaya suram yang menyilaukan
Â
Ironi tak terbendung di antara Susan dan Gereja Tua
Retorika dan sarkasme memenuhi ruang kesucian
Dua entitas yang saling berlawanan, tetapi terikat
Menyiratkan kompleksitas dalam pencarian arti
Â
Susan dan Gereja Tua, dua karakter yang bertentangan
Namun terdapat kebenaran dalam keironian ini
Mereka adalah cermin dari dunia yang penuh kontradiksi
Di mana kebaikan dan kejahatan saling berbaur dalam kesucian...
#initepsi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H