Â
Di mata korporasi, kau hanyalah potensi keuntungan,
Mereka tak menghargai sejarah dan makna yang tersemat padamu,
Mereka serakah dan tak terbendung dalam pengejaran laba,
Tanpa ampun, mereka merayap menuju kekasih cinta yang dilarang.
Â
Namun, oh Tanah Adat, jangan biarkan dirimu terluka,
Dalam senyummu yang hangat, tersimpan kekuatan yang tak terhitung,
Biarkan mereka terombang-ambing dalam pusaran ambisi dan kekuasaan,
Karena akhirnya, cinta dan kedamaian akan memenangkan pertarungan.
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!