Tuhan Hutanku Hancur
Â
Tuhanku, dalam gelapnya malam yang terikat prasangka
Hutanku menjerit, tangisari dari alam hancur
Dalam kabut kebijakan yang kejam dan penuh tipu daya
Ruang hijau dirampas, keadilan terperangkap dalam pertikaian tanpa akhir
Dalam segelintir mahluk yang miskin dan terabaikan
Hutanku menyimpan rahasia, nyanyian kehidupan terlupakan
Tapi kuasa tak terbatas menjulurkan tangan kedzaliman
Desiran keuntungan menggantikan suasana yang damai
Aku bangkit, sebagai penjaga akal sehat dan keadilan
Petarung penentang sistem yang tak adil dan menghancurkan
Demi hutanku yang rapuh, aku mencabik-cabik konvensi
Melawan tirani perkotaan, membebaskan alam dari kepungan beton
Seiring tempo waktu berlalu, benteng materi runtuh
Angin revolusi sepoi-sepoi dalam detak hatiku
Melawan sistem yang terpesona oleh kekayaan nan membusuk
Mengingatkan mereka, bahwa hutanku adalah peninggalan terbesarku
Aku pemberontak, penyair yang diilhami oleh sang alam
Mengungkap aib dan kejahatan yang dilakukan manusia
Di tengah ketidakadilan yang merajalela
Aku berdiri teguh, merangkul kepahlawanan yang dulu dilupakan
Tuhanku, telingamu peka terhadap seruan tangis hutanku
Biarkanlah suara alamku bergema dalam pikiranmu
Mari bersama-sama, kita bangkit melawan kezaliman
Kembalikan kehidupan pada tempatnya, pulihkan keseimbangan yang hancur
Dalam nada anarkis dan revolusioner
Aku menyerukan perubahan, penghormatan terhadap alam
Tak akan ada lagi tirani yang menghancurkan dunia
Hutanku akan hidup, sampai akhir zaman
Tuhan Hutanku, dengarkanlah seruanku yang membara
Hancurkanlah tirani dan keangkuhan manusia
Satukanlah kehancuran menjadi kehidupan yang baru
Hutanku akan kembali tegak, sebagai lambang keadilan dan kebijaksanaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H