Gereja-gereja yang menggerakkan jemaat tidak hanya siap memperhatikan dan menolong jemaat. Mereka justru menyiapkan jemaat untuk menolong sesamanya. Yang disebut penting adalah apa yang paling efektif dalam pengembangan jemaat. Ini tentang target yang ditujukan pada pengembangan jemaat: bagaimana mereka menjalankan peranan dan pelayanan mereka secara utuh dan seimbang.
Satu hal yang perlu digarisbawahi di sini adalah pengembangan ini harus bersifat sistemik. Strategi pengembangan lebih ke arah komunal daripada individual. Ini bukan tentang memperlengkapi setiap jemaat, melainkan memperlengkapi gereja sebagai sebuah sistem. Gereja pada akhirnya akan memperlengkapi setiap jemaat.
Keterlibatan seluruh jemaat
Gereja yang menggerakkan jemaat tidak akan berpuas diri dengan jumlah pengunjung maupun program. Ukuran keberhasilan diletakkan pada optimalisasi karunia/talenta dari semua jemaat. Yang mereka pentingkan bukanlah jumlah yang datang, melainkan yang berperan; bukan diberkati melalui sesudah mengikuti program tersebut. Kata kunci mereka adalah “seluruh”.
Berapa banyak jemaat yang dilibatkan dalam semua pelayanan gerejawi tersebut? Apakah seluruh jemaat sudah memainkan peranan mereka di luar gereja? Apakah kerohanian seluruh jemaat bertumbuh dengan baik? Apakah seluruh jemaat digerakkan oleh rasa memiliki (sense of belonging) terhadap gereja dan Kerajaan Allah?
Komitmen pada Ajaran Alkitab
Para pendukung model gereja yang menggerakkan jemaat meyakini bahwa Alkitab merupakan sumber ide, pedoman model, dan daya persuasi.
- Sumber ide
Semua gereja yang menggerakkan jemaat meyakini bahwa model gereja seperti inilah yang diajarkan di dalam Alkitab. Mereka menolak untuk mengikuti keinginan pasar. Apa yang mereka lakukan bukan sekadar reaksi spontan dan sporadis terhadap suatu keadaan atau persoalan tertentu. Bukan apa yang diinginkan banyak orang, melainkan apa yang diinginkan Allah melalui firman-Nya di dalam Alkitab.
- Pedoman model
Alkitab menyediakan petunjuk yang memadai tentang bagaimana gereja yang menggerakkan jemaat dapat terbentuk. Misalnya, pola kepemimpinan seperti apa yang diperlukan (Kis. 20:18-35; 1Pet. 5:1-4) atau relasi horizontal seperti apa yang diharapkan (1Kor. 12:12-31; Ef. 4:1-16). Jadi, Alkitab bukan hanya menentukan tujuan perjalanan, tetapi sekaligus peta menuju ke arah sana.
- Daya persuasi
Alkitab menjadi senjata utama dalam memobilisasi jemaat. Firman Tuhan memberi dorongan, keyakinan, dan pengharapan bagi jemaat bahwa model gereja yang menggerakkan jemaat bukan hanya benar, melainkan pasti berhasil untuk diwujudkan. Kekuatan dari pemberdayaan seluruh jemaat berasal dari firman Tuhan sendiri.
Kepemimpinan yang menghamba