Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Parakletos

17 Agustus 2018   06:17 Diperbarui: 17 Agustus 2018   06:33 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, kehadiran Roh Kudus juga membawa manfaat yang lebih besar bagi murid-murid (ayat 7b). Kata "lebih berguna" (sympherei) hanya muncul tiga kali di Injil Yohanes. Dua pemunculan lainnya keluar dari mulut imam besar Kayafas yang menubuatkan (tanpa menyadarinya) bahwa kematian Yesus adalah lebih baik daripada kebinasaan bangsa Yahudi (11:50; 18:14).

Makna "lebih berguna" (sympherei) di 16:7 sebaiknya dilihat berdasarkan 14:12 dan 15:26-27. Kehadiran Roh Penghibur dalam diri murid-murid akan memampukan mereka untuk melakukan hal-hal yang lebih besar daripada yang Yesus lakukan (14:12). Salah satu penafsiran yang tidak tepat terhadap 14:12 yang dilakukan oleh orang Kristen sendiri adalah menganggap ayat ini sudah digenapi oleh pengkhotbah tertentu yang bisa berkhotbah kepada lebih banyak orang daripada yang Yesus lakukan. Jikalau Yesus memang memaksudkan itu, maka janji yang dimaksud hanya berlaku untuk para pengkhotbah-pengkhotbah yang terkenal dan tidak berlaku untuk jemaat. Sebab tidak mungkin jemaat biasa bisa berkhotbah kepada orang-orang dengan jumlah yang lebih besar dari yang Yesus pernah lakukan.

Dengan kata lain, penafsiran di atas adalah penafsiran yang keliru. Hal ini tentu saja tidak berarti bahwa kita memiliki kuasa yang lebih besar daripada Yesus. Seperti sudah disinggung sebelumnya, kedatangan Roh Penghibur merupakan tanda penahbisan dari zaman keselamatan yang baru dan perjanjian yang baru. Kehadiran Roh Kudus dalam diri setiap orang yang percaya memampukan kita untuk bergerak cepat memberitakan kebenaran Injil di mana saja dan kapan saja. Yesus hanya bisa melayani dalam lingkup wilayah Israel saja. Dalam konteks inilah kita -- dengan kuasa Roh Kudus dalam diri kita yang tersebar di semua orang Kristen di seluruh penjuru dunia -- melakukan hal-hal yang lebih besar. Ini yang tidak bisa dilakukan pada zaman Yesus. Karena Yesus - walaupun mahakuasa - membatasi diri-Nya di satu tempat. Lagipula pada waktu itu Injil belum tersebar luas seperti sekarang.

Karya Roh Penghibur (ayat 8-11)

Penganiayaan yang akan dilakukan dunia kepada para pengikut Kristus tidak dibiarkan begitu saja oleh Roh Kudus. Walaupun penganiayaan itu tidak dicegah atau dihilangkan, namun bukan berarti Roh Kudus berdiam diri saja. Ia terus berkarya bagi dunia yang memusuhi Allah.

Ia akan "menginsafkan" (LAI:TB, elenxei) dunia (ayat 8). Terjemahan LAI:TB "menginsafkan" (juga RSV "convince") menyiratkan bahwa dunia pasti menyadari kesalahan mereka dan berbalik kepada Allah. Makna ini sayangnya terlalu jauh. Dua pemunculan kata dasar "elencho" di Injil Yohanes menunjukkan bahwa kata ini berarti upaya untuk mengungkapkan atau membuktikan kesalahan seseorang (3:20; 8:46). Dengan kata lain, arti kata ini sesuai konteksnya adalah menuduh dengan kebenaran. Hasil dari upaya ini tidak selalu berupa penyesalan atau keinsafan, walaupun dua hal ini tetap mungkin terjadi. Kata "elencho" sebaiknya dipahami dalam konteks hukum, sama seperti penegak hukum yang menyatakan seseorang bersalah dalam sebuah persidangan (ESV/ASV/NKJV "convict"; NRSV "prove the world wrong").

Penggunaan "elencho" dalam konteks hukum ini sangat relevan bagi murid-murid. Di mata dunia yang membenci Tuhan Yesus tanpa alasan (15:25), penganiayaan dan tuduhan yang mereka timpakan kepada para pengikut Yesus dianggap sebagai sesuatu yang baik (16:2). Pengikut Yesus mungkin tidak akan mendapat pembelaan dari siapa pun. Sama seperti Yesus yang sebenarnya tidak bersalah -- paling tidak menurut penilaian Pilatus (18:38; 19:4, 6) -- tetapi tetap dihukum bagaikan penjahat besar yang melakukan kejahatan serius, demikian pula murid-murid akan berada pada situasi yang sama (15:18-20). Semua mata akan tertuju kepada kita dan melemparkan semua kesalahan ke atas bahu kita. Walaupun demikian, kebenaran akan terkuak. Kehadiran Roh Kudus akan membalikkan keadaan: dunia sebagai terdakwa di hadapan Allah!

Pertama, Roh Kudus akan menghakimi dunia dalam hal dosa (16:9). Keberdosaan yang serius di dalam Injil Yohanes terutama bukan terletak pada kegagalan untuk melakukan apa yang baik, namun pada kegagalan untuk memercayai Yesus sebagai solusi bagi dosa manusia (8:21, 24). Orang-orang Yahudi menganggap diri tidak berdosa (8:33-34; 9:40-41). Mereka bukan hanya tinggal di dalam kegelapan, tetapi secara sengaja menghindar dari terang (3:19-21). Walaupun perkataan (15:22) dan pekerjaan (15:24) Tuhan Yesus memberi bukti yang cukup bagi keberdosaan mereka, mereka tetap tidak merasa bersalah. Dosa manusia bukan hanya melakukan kesalahan, tetapi tidak mau mengakui kesalahan, dan tidak mau datang kepada Yesus sebagai solusi bagi kesalahan mereka.

Salah satu tugas Roh Kudus dalam diri kita adalah memampukan kita untuk menegur kesalahan orang lain. Kalau orang lain makin menolak kita, apakah berarti Roh Kudus gagal? Pada saat kita memberitahu dosa orang lain dengan lemah lembut dan penuh kasih, ditambah doa dan puasa, tetapi orang itu tetap tidak bertobat, apakah berarti Roh Kudus gagal? Tidak. Jutsru ketika mereka tidak percaya dan tidak menerima, itu semakin membuktikan keberhasilan Roh Kudus dalam menunjukkan kesalahan orang yang dimaksus. Melalui kekuatan Roh Kudus dalam kesaksian murid-murid, dunia akan dibuktikan bersalah, ditegur, dan dibawa kembali kepada Allah.

Contoh pertama yang konkret adalah pada saat para peziarah yang merayakan Pentakosta mendengar khotbah Petrus. Hati mereka disentuh oleh penyesalan (Kis. 2:37). Tanpa karya Roh Kudus, tidak mungkin seseorang memercayai Yesus Kristus sebagai Tuhan (1Kor. 12:3). Ravi Zacharias pernah berkata, "An argument may remove doubt. But only the Holy Spirit can convict of truth." Mengabarkan Injil adalah bentuk dari kasih kita kepada orang lain, namun hanya Roh Kuduslah yang mampu masuk ke dalam hati yang keras dan mengubahnya menjadi hati yang baru: hati yang taat.

Kedua, Roh Kudus akan menghakimi dunia dalam hal kebenaran (16:10). Di mata orang-orang Yahudi, Yesus bukanlah seorang yang benar. Ia dianggap orang Samaria, kerasukan setan, dan gila (8:48; 10:20). Ia disamakan dengan penjahat (18:30). Walaupun orang-orang Yahudi tidak berhasil menemukan kesalahan dalam perkataan-Nya, Ia tetap diperlakukan seperti seorang penjahat yang bersalah (18:23). Kita juga akan dikucilkan, bahkan sekarang banyak orang yang membunuh orang Kristen menganggap bahwa mereka berbuat bakti bagi Allah dan mengatasnamakan Allah (Yoh. 16:2). Sama seperti Yesus: tidak bersalah tetapi tetap dianggap bersalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun