Bukan hanya diliputi kebingungan, murid-murid juga dirundung kesedihan (16:6). Dalam teks Yunani dikatakan: "kesedihan itu telah memenuhi hati kalian" (RSV/NRSV "sorrow has filled your heart"). Kata "memenuhi" (pleroo) menyiratkan tingkat kesedihan yang mendalam. Penggunaan perfect tense "pepleroken" menunjukkan bahwa kesedihan ini (he lype) terjadi dalam durasi tertentu. Ini bukan kesedihan sekejap. Ini bukan hanya sesuatu yang terjadi kadang-kadang. Ini adalah sesuatu yang terjadi berkali-kali. Dan memang demikian, dunia akan berkali-kali membenci kita, dunia akan berulang kali membawa kita kepada kesulitan dan penderitaan.
Inilah kejujuran Yesus. Ia berbeda dengan para pengkhotbah teologi kemakmuran yang tidak realistis, yang memberitakan bahwa kalau kita percaya Injil, maka kita akan menjadi kaya. Kalau kita percaya Injil, maka kita akan sembuh. Kalau kita percaya Injil, maka kita akan mengalami damai sejahtera. Kalau kita ikut Tuhan, maka hidup kita pasti sepi masalah. Kalau kita percaya kepada Tuhan maka kita akan terus naik dan tidak akan turun. Ada yang mengajarkan bahwa kalau ikut Tuhan maka kita akan sukses, kita akan populer, kita akan kaya raya, semua yang kita impikan akan menjadi kenyataan, kalau kita punya penyakit akan disembuhkan secara mukjizat; kalau kita ada persoalan, dokter mengangkat tangan, maka Tuhan akan turun tangan. Â
Seolah-olah hidup kekristenan adalah hidup yang nyaman, seolah-olah kita hidup di negeri dongeng (fairy tale) yang selalu digambarkan sebagai once upon a time, di mana tidak ada penyakit, tidak ada kegagalan pernikahan, dan tidak ada penderitaan. Itu semua penghiburan yang omong kosong. Seharusnya kita lebih baik dilukai dengan kebenaran daripada dihibur dengan kebohongan.
Murid-murid memang akan mengalami kesedihan selama di dunia (16:20-22). Apa yang terjadi berkali-kali ini tetap akan ada akhirnya. Semua dukacita ini akan berubah menjadi sukacita pada saat mereka bertemu kembali dengan Kristus. Kesedihan mendahului kegembiraan (16:20). Tingkat kesusahan yang besar akan diimbangi dengan kegembiraan tak terkatakan (16:21). Dukacita yang sementara mempersiapkan jalan bagi sukacita yang kekal (16:22). Apabila dunia ini membuat kita menderita, berkali-kali kita dianiaya, itu semua hanya sementara. Kelak akan ada waktunya dukacita kita berhenti, yaitu pada saat kita berjumpa kembali dengan Yesus Kristus.
Solusi bagi kebingungan dan kesedihan (ayat 7)
Tuhan Yesus tidak tinggal diam pada saat melihat kebingungan dan kesedihan murid-murid-Nya (ay. 7). Ia memberitahukan sebuah solusi yang Ia sudah pikirkan. Solusi ini bukan berbentuk peniadaan penganiayaan atau kekebalan terhadap rasa sedih. Solusi ini juga bukan berupa mukjizat pelepasan yang spektakuler dari segala macam penganiayaan. Solusi terbaik adalah kehadiran Roh Kudus (Penghibur, "ho parakletos").
Apa arti parakletos? Kata Yunani ini berasal dari dua kata (para: di samping/sebelah, kletos: memanggil). Secara etimologi kata ini berarti orang yang memanggil kita untuk berdiri di sampingnya atau seseorang yang dipanggil untuk mendampingi. Di dalam versi Alkitab bahasa Inggris, kata ini diterjemahkan secara beragam: advokat (NET/NRSV/NIV/NLT), penolong (ESV/NASB/NKJV), penghibur (ASV/KJV), dan penasihat (RSV). Di luar Alkitab, parakletos punya makna seperti kuasa hukum atau representasi hukum: orang yang membantu kita di ruang sidang, pembela kita, atau juru bicara kita. Pendeknya, parakletos memiliki sisi halus: penolong (BIMK/TSI/AYT), penghibur (LAI:TB/AMD), penasihat dan sisi keras: pembela, pendakwa, pelindung dari musuh-musuh.
Konteks hukum yang kental dalam Yohanes 16 dipahami dengan baik oleh penerjemah NET/NRSV/NIV/NLT, meskipun pembelaan yang Ia berikan tetap akan menjadi penghiburan bagi kita. Sebenarnya tidak terlalu menjadi masalah kalau kita mau menerjemahkan Pembela atau Penghibur. Poin utama yang ditekankan dalam ayat 7 adalah bahwa kedatangan Parakletos memiliki ciri-ciri/sifat-sifat tertentu.
Pertama, kedatangan ini bersifat pasti (ayat 7a). Frasa "namun benar yang Kukatakan ini kepadamu" (all' ego ten aletheian lego hymin, lit. "tetapi Aku, aku mengatakan kebenaran itu kepada kalian") di awal ayat 7 mengandung penekanan. Pemunculan kata ego ("Aku") menegaskan siapa yang sedang berkata-kata. Secara mendasar, frasa "all' ego ten aletheian lego hymin" sejajar maknanya dengan "amen amen lego" ("Aku berkata sesungguhnya...") di 1:51; 3:3, 5, 11; 5:19, 24-25; 6:26, 32, 47, 53; 8:34, 51, 58; 10:1, 7; 12:24; 13:16, 20-21, 38; 14:12; 16:20, 23; 21:18. Karena Yesus adalah kebenaran (14:6), kita dengan tenang dapat meyakini bahwa apa yang Ia ucapkan juga pasti benar (16:7). Bahkan sebelum kenaikan-Nya ke surga, Tuhan Yesus secara simbolis telah memastikan penerimaan Roh Kudus oleh murid-murid-Nya (20:22).
Kedua, kehadiran Roh Kudus juga bersifat tidak terelakkan (ayat 7c). Ucapan Yesus bahwa Roh Penghibur tidak akan datang kalau Ia tidak naik ke sorga seolah-olah memberikan kesan bahwa ada pembagian pekerjaan dan waktu yang tegas dan kaku dalam diri Allah Tritunggal. Yesus tampaknya hanya bekerja selama Ia ada di dunia, sedangkan Roh Kudus baru bekerja sesudah Yesus naik ke sorga. Kesan semacam ini ternyata keliru. Yesus (Logos) sudah berkarya sejak kekekalan (1:3). Roh Kudus juga sudah memberikan kesaksian pada saat baptisan Tuhan Yesus (1:32-33). Jika Roh baru berkarya sesudah kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, lalu bagaimana para pengikut Tuhan Yesus pada waktu itu dapat dilahirkan dari air dan Roh (3:3, 5)?
Ucapan Yesus di 16:7 sebaiknya ditafsirkan berdasarkan konteks Injil Yohanes. Yang mengutus Roh Penghibur adalah Yesus (16:7), sehingga tidak mungkin yang mengutus dan yang diutus berada bersama-sama pada waktu dan tempat yang sama (kalau demikian, untuk apa pengutusan perlu dilakukan?). Di samping itu, pengutusan Roh Kudus juga dilakukan oleh Bapa atas dasar permintaan Anak (14:16-17, 26), sedangkan permintaan ini baru bisa dilakukan pada saat Anak kembali kepada Bapa. Jadi, sama seperti kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus ke surga adalah peristiwa tak terelakkan dalam rencana keselamatan Bapa, demikian pula kedatangan Roh Kudus ke dunia. Kehadiran Roh Kudus menjadi bukti bahwa karya Kristus di dunia sudah genap dan sebuah zaman yang baru telah dimulai.