Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Penebusan Terbatas

17 Februari 2018   06:40 Diperbarui: 19 Agustus 2018   01:05 1408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua kemungkinan di atas sama-sama memiliki dukungan yang cukup kuat dan sama-sama menentang konsep penebusan universal. Bagaimanapun, solusi pertama tampaknya lebih bisa diterima. Solusi kedua memiliki beberapa kelemahan: (1) dalam PB kata “swthr” yang ditujukan untuk Kristus selalu berarti juru selamat secara rohani; (2) kaitan antara bukti arkeologis penemuan patung Julius Caesar dan ayat ini hanya merupakan dugaan yang belum terbukti atau mendapat dukungan dari konteks; (3) dari sisi hermeneutika sulit diterima mengapa dalam satu ayat suatu kata dapat memiliki dua arti yang berbeda.

Bagaimana dengan ungkapan “seluruh dunia” di 1 Yohanes 2:2? Pertama-tama kita harus memahami konteks ayat ini dengan baik. Di ayat 1 Yohanes menjelaskan bahwa kalau kita berdosa, kita memiliki pengantara kepada Bapa. Hal yang mirip dengan nasehat ini sudah dia sampaikan di pasal 1:9. Untuk meyakinkan adanya pengampunan yang selalu tersedia, Yohanes menyatakan bahwa pendamaian Kristus bukan hanya cukup bagi segala dosa kita, tetapi juga untuk seluruh dunia. Yohanes mengakui bahwa kuasa penebusan Kristus sedemikian besar sehingga cukup untuk seluruh dunia (jika Allah menghendaki untuk menyelamatkan semua orang). Kuasa yang besar ini seharusnya meyakinkan orang percaya bahwa ada anugerah pengampunan yang selalu cukup bagi segala dosa kita. Dari konteks ini terlihat bahwa yang menjadi isu di sini bukanlah jangkauan penebusan Kristus, tetapi kuasa penebusan itu. Dengan demikian ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan konsep penebusan terbatas.

Manfaat praktis dari doktrin penebusan terbatas

  • Seorang pekabar Injil tidak harus (tidak boleh) memberitakan bahwa Kristus mati bagi semua orang berdosa (Palmer, 75). Dia hanya perlu menegaskan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa.
  • Seorang pekabar Injil tidak boleh mengeksploitasi penderitaan Kristus sambil “mengemis-ngemis” penerimaan dari para pendengarnya.
  • Seorang pekabar Injil mendapatkan dorongan dan kepastian bahwa kematian Kristus tidak akan pernah sia-sia. Jika di antara pendengarnya ada yang dipilih oleh Kristus, maka berita yang dia sampaikan pasti akan memberi dampak bagi orang tersebut, entah Tuhan memakai dia atau orang lain untuk mempertobatkan orang tersebut.
  • Kita semakin diyakinkan dengan kasih Allah yang begitu besar. Dia bukan hanya memilih kita karena kasih (Ef. 1:4), tetapi Dia juga membuktikan kasih itu dengan jalan memberikan Anak-Nya yang tunggal bagi kita (Yoh. 3:16; 1Yoh. 4:9-10).
  • Kita juga diyakinkan bahwa kalau Anak-Nya sendiri saja diberikan kepada kita, apalagi hal-hal lain yang kurang (tidak) penting dibandingkan dengan pengorbanan tersebut.
  • Kita semakin diyakinkan tentang efektivitas penebusan Kristus. Efektivitas tersebut tidak ditentukan oleh iman kita. Sebaliknya, penebusan itu yang justru menentukan eksistensi iman kita. Dengan demikian kita semakin menyadari nilai anugerah dalam hidup kita.
  • Kita semakin yakin dengan kelimpahan pengampunan di dalam Kristus. Penebusannya memang efektif untuk orang pilihan, namun kuasanya cukup bagi semua orang. Kuasa yang besar inilah yang menjadi penghiburan ketika kita merasa tidak layak lagi untuk dikasihi oleh Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun