Mohon tunggu...
Stephen Sihombing
Stephen Sihombing Mohon Tunggu... Pemuka Agama - mengabdi bagi kemanusian dengan keteladanan Yesus

mengembangkan narasi iman bagi kebahagiaan umat http://sgrsihombing.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengenal Allah dengan Sungguh dan Benar

14 November 2021   13:52 Diperbarui: 14 November 2021   14:03 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saudara yang dikasihi Allah,

Manusia dapat jatuh dalam dosa bukan hanya karena tidak dapat menemukan jawaban atas masalah hidup tetapi juga ketika manusia bertindak dengan pola pikirnya sendiri tanpa mau melibatkan Tuhan. Dalam kebuntuannya, manusia bertindak melanggar batasan dan mengabaikan perintah Tuhan yang baik. 

Keraguan dan kesombongan menjadikan manusia tidak melibatkan Tuhan dalam hal menangani masalah yang datang di hari ini dan masa yang akan datang. 

dokpri
dokpri

Kisah penyembahan patung anak lembu emas memperlihatkan ketidakpercayaan bangsa Israel  kepada Allah yang selama ini telah melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir dan memberikan kesepuluh hukum sebagai pedoman utama dalam hidup (Kel 20).

dokpri
dokpri

Bangsa Israel memang diminta untuk sabar saat mengalami masa di mana seolah Tuhan berdiam diri. Bangsa Israel menunggu kedatangan Musa yang diminta Allah pergi ke gunung Sinai untuk waktu 40 hari 40 malam (Kel. 24:18). 

Musa menjadi pemimpin yang secara khusus dipilih Allah  mengajarkan apa yang harus dilakukan umat dalam persekutuan dengan Allah dan sesama. 

Keberadaan Musa yang tanpa berita justru menjadikan mereka panik dan bertindak sembrono. Pikiran, perkataan dan perbuatan mereka memperlihatkan tabiat asli manusia yang mau mengendalikan Tuhan dan berbuat sesuka hati.

Penyembahan patung anak lembu emas diserap bangsa Israel dari pengaruh kepercayaan bangsa Mesir dan Kanaan yang memuja kesuburan dan kekuatan ragawi. 

Politeisme mempengaruhi bangsa Israel dan menganggap apa yang mereka sembah sama seperti sesembahan pada umumnya. 

Bangsa ini sama sekali tidak mengerti bahwa Allah yang mereka sembah adalah TUHAN yang sudah melepaskan mereka dari tanah perbudakan di Mesir dan karena itu tidak boleh ada sikap mendua hati apalagi penyembahan berhala buatan tangan manusia. 

Harun pun tidak memiliki kapasitas rohani seperti Musa sehingga terbawa arus penyesatan dan menjadi pemimpin perilaku jahat terhadap bangsa yang tegar tengkuk. Pemimpin yang buta rohani menyesatkan bangsa yang buta rohani.

dokpri
dokpri

Kebenaran rohani  yang dapat kita renungkan pada hari ini untuk kehidupan yang diberkati. 

Pertama, manusia dapat dengan mudah terjatuh dalam dosa termasuk penyembahan berhala. Ketika kita bertindak terburu-buru dan tanpa pertolongan Tuhan, maka solusi yang kita dapatkan adalah keputusan yang buruk. 

dokpri
dokpri

Apa jadinya ketika nama Tuhan Yesus sama sekali tidak terlintas di pikiran dan hati nurani kita? Kita malah terpikat dengan rayuan orang lain yang mengarahkan kita untuk terlibat dalam dunia perdukunan, klenik, paranormal dan kuasa kegelapan. 

Kadang uang, harta dan jabatan jadi utama dan segala-galanya.  Mengapa bisa seperti itu? Karena kita butuh cepat. Kita butuh solusi instan. 

Kita menolak  berdoa dan merenungkan firman Tuhan. Kita mau bertransaksi dengan Tuhan seperti  dukun dengan syarat ayam hitam, kembang tujuh rupa dan sejenisnya. Sikap semacam ini jahat bagi TUHAN. Tuhan Yesus tidak dapat disamakan dengan sesembahan manusia yang menjijikkan. 

Kita harus membuang kuasa kegelapan dan kesombongan; lalu benar benar bertobat serta percaya hanya kepada TUHAN YESUS sepenuhnya.

Kedua, siapapun kita bisa jadi pemimpin. Namun hati hati, jangan hanya sekadar sebutan namun tidak punya kualifikasi rohani yang baik. 

Harun, pemimpin yang labil dan tidak punya kualifikasi. Jabatan Harun di bawah Musa. Tidak lebih. Akibatnya kepemimpinannya amburadul: mengecewakan dan memalukan. 

dokpri
dokpri

Pemimpin itu perlu memiliki kualifikasi rohani yang baik (6) untuk membantu saudara kita mengenal Tuhan dengan sungguh dan benar. 

Kita diingatkan menjadi pemimpin yang benar-benar percaya pada kasih dan kuasa Tuhan Yesus. Pemimpin yang tidak punya waktu khusus bersekutu dengan TUHAN YESUS pasti membawa keluarganya jatuh dalam dosa: kebencian, mengingini dan menghakimi orang lain. Jangan jadi pemimpin abal-abal.

TUHAN YESUS mengajarkan kita mencukupkan diri dan bersyukur. Mengajarkan kita mengampuni dan mendoakan musuh. Mengajarkan kita tidak mengutuk melainkan memberkati. Mengajarkan kita percaya dan bukannya  takut menghadapi apapun. Kita perlu belajar menerapkan apa yang Tuhan kehendaki dan bukan kemauan kita. Bersama Tuhan Yesus kita menjadi manusia yang diubahkan dan makin mengasihiNya. Mari jalani hidup ini bagi kemuliaan TUHAN.


-----------------------

Pelayanan Firman dalam ibadah  Minggu, 14 November 2021 di jemaat GPIB Maranatha jam 09.00 WIB dan di jemaat GPIB Bethesda Jakarta Pusat jam 17.00 WIB.

PERCAKAPKAN:

1. Dalam hal apa kita jatuh dalam dosa penyembahan berhala di era revolusi 4.0?

2. Bagaimana kita makin mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus di masa pandemi Covid-19?

3. Kualifikasi Pemimpin seperti apa yang dapat mengarahkan Keluarga dan Jemaat makin percaya pada kuasa Tuhan Yesus?

 Berikan pendapat Saudara untuk memperkaya wawasan berpikir kita.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun