Kedua, siapapun kita bisa jadi pemimpin. Namun hati hati, jangan hanya sekadar sebutan namun tidak punya kualifikasi rohani yang baik.Â
Harun, pemimpin yang labil dan tidak punya kualifikasi. Jabatan Harun di bawah Musa. Tidak lebih. Akibatnya kepemimpinannya amburadul: mengecewakan dan memalukan.Â
Pemimpin itu perlu memiliki kualifikasi rohani yang baik (6) untuk membantu saudara kita mengenal Tuhan dengan sungguh dan benar.Â
Kita diingatkan menjadi pemimpin yang benar-benar percaya pada kasih dan kuasa Tuhan Yesus. Pemimpin yang tidak punya waktu khusus bersekutu dengan TUHAN YESUS pasti membawa keluarganya jatuh dalam dosa: kebencian, mengingini dan menghakimi orang lain. Jangan jadi pemimpin abal-abal.
TUHAN YESUS mengajarkan kita mencukupkan diri dan bersyukur. Mengajarkan kita mengampuni dan mendoakan musuh. Mengajarkan kita tidak mengutuk melainkan memberkati. Mengajarkan kita percaya dan bukannya  takut menghadapi apapun. Kita perlu belajar menerapkan apa yang Tuhan kehendaki dan bukan kemauan kita. Bersama Tuhan Yesus kita menjadi manusia yang diubahkan dan makin mengasihiNya. Mari jalani hidup ini bagi kemuliaan TUHAN.
-----------------------
Pelayanan Firman dalam ibadah  Minggu, 14 November 2021 di jemaat GPIB Maranatha jam 09.00 WIB dan di jemaat GPIB Bethesda Jakarta Pusat jam 17.00 WIB.
PERCAKAPKAN:
1. Dalam hal apa kita jatuh dalam dosa penyembahan berhala di era revolusi 4.0?
2. Bagaimana kita makin mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus di masa pandemi Covid-19?