Mohon tunggu...
Healthy

Apakah Tulang Dapat Menghilang dari Tubuh Kita?

24 Oktober 2017   16:57 Diperbarui: 24 Oktober 2017   18:01 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Rangka dalam tubuh kita memegang peranan yang sangat penting, karena tanpa adanya rangka dalam tubuh kita, tentu saja kita tidak dapat memiliki tubuh yang kita miliki saat ini. Tanpa kerangka juga, organ organ dalam kita tidak memiliki perlindungan dari ancaman luar dan tanpa kerangka juga, tidak ada yang akan menopang tubuh kita. Tetapi, selain memberi bentuk tubuh, melindungi tubuh, dan menopang tubuh kita, rangka juga memiliki beberapa fungsi lain seperti sebagai tempat melekatnya otot dan merupakan alat gerak pasif. Rangka  adalah alat gerak pasif dikarenakan rangka digerakan oleh otot, sehingga otot adalah alat gerak aktif.

Rangka dibedakan menjadi dua, rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial adalah rangka yang digunakan sebagai perlindungan. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala, tulang belakang (Columna Vertebralis), tulang dada (sternum) dan tulang rusuk (costa). Sedangkan rangka apendikular adalah rangka yang berperan dalam pergerakan. Rangka apendikular ini tersusun atas anggota gerak atas (yang terdiri dari humerus, radius/ulna, carpal, metacarpal dan phalanges), anggota gerak bawah (yang terdiri dari femur, tibia dan fibula, patella, tarsal, metatarsal dan palanges), gelang pinggul dan gelang bagian akhir dari ruas ruas tulang belakang (yang terdiri dari sakrum dan tulang coccyx).  

Tulang yang menyusun tubuh kita, dibedakan menjadi 4 kelompok tulang, yaitu tulang panjang (terdapat pada humerus, radius, ulna, dan metakarpal), tulang pendek (yang terdapat pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki), tulang pipih (yang terdapat pada tulang rusuk, tulang dada, tulang tengkorak dan gelang bahu), dan tulang tidak beraturan (yang terdapat pada beberapa tulang tengkorak, dan ruas ruas tulang belakang).

Dari sekian banyak rangka yang memiliki fungsi, ada rangka yang tidak memiliki fungsi. Lalu, apa yang terjadi pada rangka yang tidak memiliki fungsi ini? rangka yang tidak memiliki fungsi akan mengalami suatu proses yang dinamakan rudimenter atau dapat dikatakan rangka yang tidak memiliki fungsi tersebut akan menghilang dari tubuh kita. Rudimenter atau degenerasi adalah hilangnya organ yang sudah tidak memiliki fungsi lagi, sehingga tidak memakan tempat di dalam tubuh kita.  Organ organ manusia yang sudah mengalami peristiwa rudimenter antara lain kelopak mata ketiga, amandel, usus buntu, tulang ekor, gigi taring yang runcing, dan lain lain. 

Lalu, bagaimana rudimenter bisa terjadi? Rudimenter dapat terjadi dari peristiwa yang dinamakan evolusi. Evolusi adalah perubahan sifat sifat yang diwariskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya oleh suatu organisme. Seorang ilmuwan bernama Charles Darwin mengemukakan teorinya tentang evolusi manusia. Charles Darwin berkata  bahwa manusia pada saat ini bukanlah spesies yang langsung diciptakan, tetapi merupakan hasil evolusi dari nenek moyang manusia tersebut. Dari siapakah manusia berevolusi? Charles Darwin mengatakan manusia adalah dari hasil evolusi nenek moyang mereka yaitu kera.

Mengapa manusia dapat dikatakan hasil evolusi dari kera? Beberapa bukti dapat dilihat dari salah satu tulang yang manusia miliki, tulang ekor. Tulang ekor adalah salah satu bentuk rudimenter pada manusia karena dianggap tidak memiliki fungsi pada gaya hidup manusia. Kera juga memiliki ekor, tetapi kera menggunakan tulang ekor tersebut untuk menyeimbangkan tubuhnya pada pohon saat bergelantungan supaya tidak jatuh saat melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. 

Berbeda dengan manusia, manusia tidak melompat melompat dari satu pohon ke pohon yang lain dan bergelantungan di pohon seperti kera, melainkan manusia berjalan di tanah. Hal ini dapat dilihat dari bentuk tulang ekor manusia yang lebih pendek daripada kera, karena dianggap tulang ekor yang panjang  pada manusia tidak memiliki fungsi, maka tulang ekor mengalami rudimenter dengan cara membuat tulang ekor tersebut menjadi lebih pendek dan tulang ekor pada manusia sekarang digunakan sebagai penyeimbang saat manusia duduk. Selain dari segi fisik, manusia dan kera juga memiliki DNA yang sangat mirip satu sama lain.

Tetapi, teori yang diungkapkan oleh Charles Darwin tentu saja memiliki beberapa kelemahan seperti Missing Link dalam proses evolusi manusia yang berawal dari kera. Evolusi membutuhkan waktu yang cukup lama, dan dari beberapa kera yang sedang berevolusi menjadi manusia (sebagai contoh sedang memendekkan panjang ekornya karena adanya peristiwa rudimenter) tidak ditemukan. Hal ini pun menjadi kekurangan dari teori Charles Darwin

 Evolusi dapat didorong oleh 2 hal utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik. Seleksi alam adalah teori yang mengungkapkan bahwa jika makhluk hidup ingin bertahan hidup pada lingkungannya, dia harus bisa beradaptasi pada lingkungan barunya. Dari proses ini, pasti ada spesies yang tidak berhasil adaptasi terhadap lingkungan barunya dan akhirnya punah, sehingga yang tersisa hanyalah mereka yang mampu beradaptasi pada lingkungan barunya. Tetapi, dari mereka yang telah berhasil beradaptasi, tentunya akan terjadi persaingan yang bertujuan untuk mempertahankan hidupnya masing masing. Peristiwa memendeknya ekor kera sehingga menjadi tulang ekor yang kita miliki saat ini juga merupakan salah satu contoh dari seleksi alam. Selain tulang ekor, punahnya dinosaurus karena meteor juga merupakan contoh seleksi alam, dan dinosaurus merupakan spesies yang gagal melewati seleksi alam Karena manusia dianggap sudah tidak membutuhkan ekor yang panjang seperti kera, maka eekor tersebut akan hilang seiring berjalannya waktu. Sedangkan pengertian dari hanyutan genetik berbeda dari seleksi alam, jika seleksi alam lebih pada adaptasi makhluk hidup pada lingkungannya, hanyutan genetik lebih kepada  perubahan sifat pada makhluk hidup. Perubahan sifat ini bersifat acak.

Selain Charles Darwin, ada juga ilmuwan lain yang mengungkapkan pendapatnya yaitu Sir Charles Lyell. Sir Charles Lyell adalah seorang ilmuwan. Sir Charles Lyell berasal dari Skotlandia. Dia menerbitkan bukunya yang terkenal yang berjudul Principles of Geology.Selain Sir Charles Lyell, juga masih banyak ilmuwan ilmuwan lain yang meneliti tentang evolusi manusia. Jean Baptise de Lamarck juga merupakan salah satu ilmuwan yang mengungkapkan teorinya tentang evolusi. Jean Baptise de Lamarck adalah seorang ahli biologi yang berkebangsaan Perancis. Ia menuliskan teorinya pada suatu buku yang berjudul Philoshopic.

 Dalam buku yang ditulis Jean Baptise de Lamarck tersebut, memiliki isi yaitu lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat yang diwariskan pada proses adaptasi pada lingkungannya, ciri dan sifat yang terbentuk tersebut akan diwariskan kepada keturunannya dan organ yang sering digunakan akan terus berkembang dan tumbuh menjadi lebih besar sedangkan organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusut. Organ yang tidak digunakan juga dapat menghilang dari tubuh makhluk hidup tersebut.

Contoh yang diberikan oleh Jean Baptise de Lamarck adalah Jerapah. Menurut Jean Baptise de Lamarck, jerapah pada awalnya memiliki leher yang pendek. Tetapi, makanan jerapah adalah daun-daunan yang berada di atas pohon dan letak nya terlalu tinggi bagi jerapah. Agar dapat bertahan hidup, jerapah pun terus berusaha untuk meraih daun daunan yang berada pada pohon yang tinggi. Lama kelamaan leher jerapah akan menjadi lebih panjang dari sebelumnya, dan leher jerapah akan menjadi lebih panjang pada generasi seterusnya.

Akan tetapi, teori yang diungkapkan oleh Jean Baptise de Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin. Erasmus Darwin merupakan kakeh dari Charles Darwin. Erasmus Darwin mengatakan bahwa leher jerapah yang panjang bukan berasal dari adaptasi jerapah tersebut. Tetapi Erasmus Darwin mengungkapkan bahwa pada awalnya, jerapah memiliki populasi yang heterogen. Ada jerapah yang memiliki leher panjang dan ada jerapah yang memiliki leher pendek. Kedua jenis jerapah ini akan bersaing untuk mendapatkan makanan agar dapat bertahan hidup yang kita ketahui makanan jerapah adalah daun daunan yang berada pada pohon. Jerapah berleher pendek pun lama kelamaan akan kalah persaingan dari jerapah berleher panjang, sehingga jerapah berleher pendek pun akan punah. Jerapah berleher panjang pun menang, dan sifat leher yang panjang ini akan diwariskan kepada keturunannya sehingga dilahirkan jerapah yang memiliki leher panjang

Tulang yang kita miliki saat ini memiliki tentunya memiliki fungsi, dan berdasarkan Jean Baptise de Lamarck, apabila kita menggunakan organ kita secara terus menerus, maka organ tersebut akan membesar dan berkembang. Tetapi jika kita tidak menjaga organ organ kita dengan baik, maka organ organ yang kita miliki saat ini tentu saja akan menjadi tidak sehat. Sebagai contoh, apabila kita tidak menjaga kesehatan tulang yang kita miliki saat ini, maka tulang kita memiliki potensi untuk terkena beberapa penyakit salah satunya osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit pada tulang. Osteoporosis adalah penyakit yang khas karena menyebabkan tulang mengeropos sehingga tulang akan menjadi lebih rapuh dari sebelumnya. Osteoporosis sering menyerang wanita paska menopause dan pria pria yang lansia.

Osteoporosis sering terjadi pada wanita paska menopause karena wanita paska menopause mengalami kekurangan estrogen. Sedangkan estrogen sendiri adalah hormon yang membantu pengangkutan kalsium ke dalam tulang wanita. Hal ini biasanya terjadi pada  wanita yang memiliki usia 51-75 tahun. Akan tetapi, osteoporosis dapat terjadi lebih cepat maupun lebih lambat. Akan tetapi, tidak semua wanita lansia memiliki resiko yang sama besarnya untuk menderita penyakit osteoporosis. Osteoporosis juga dapat disebabkan oleh kurangnya kalsium pada tubuh kita. 

Akan tetapi osteoporosis dapat diobati dengan cara meningkatkan kepadatan tulang kita. Penderita osteoporosis diharuskan untuk mengonsumsi kalsium dan Vitamin D. jumlah kalsium dan vitamin D yang dikonsumsi penderita osteoporosis juga harus dalam jumlah yang mencukupi. Osteoporosis dapat dicegah dengan cara melakukan olah raga beban secara teratur seperti berjalan dan menaiki tangga. Selain itu, kita juga harus mengonsumsi kalsium dalam jumlah yang efektif supaya tercapainya kepadatan tulang maksimal

 Setelah membaca pembahasan diatas, rangka memiliki banyak fungsi yang diantara mereka sangatlah penting bagi kelangsungan hidup tubuh kita, akan tetapi dari sekian banyak rangka, ada rangka yang tidak memiliki fungsi. Dari rangka yang tidak memiliki fungsi, penulis setuju jika rudimenter akan terjadi pada rangka yang tidak memiliki fungsi tersebut. Rudimenter dapat terjadi melalui evolusi. Contohnya adalah adanya tulang ekor pada tubuh manusia yang berukuran lebih pendek dari kera. Yang berdasarkan teori evolusi, kera adalah nenek moyang dari manusia. Akan tetapi, tulang ekor bagi manusia masih memiliki fungsi bagi tubuhnya, tetapi fungsi yang dimiliki tulang ekor manusia berbeda dengan fungsi tulang ekor kera. Tulang ekor kera digunakan untuk menyeimbangkan tubuh saat bergelantungan di pohon sedangkan manusia, tulang ekor lebih digunakan untuk menyeimbangkan tubuh saat duduk

        

         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun