Mohon tunggu...
Healthy

Apakah Tulang Dapat Menghilang dari Tubuh Kita?

24 Oktober 2017   16:57 Diperbarui: 24 Oktober 2017   18:01 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Contoh yang diberikan oleh Jean Baptise de Lamarck adalah Jerapah. Menurut Jean Baptise de Lamarck, jerapah pada awalnya memiliki leher yang pendek. Tetapi, makanan jerapah adalah daun-daunan yang berada di atas pohon dan letak nya terlalu tinggi bagi jerapah. Agar dapat bertahan hidup, jerapah pun terus berusaha untuk meraih daun daunan yang berada pada pohon yang tinggi. Lama kelamaan leher jerapah akan menjadi lebih panjang dari sebelumnya, dan leher jerapah akan menjadi lebih panjang pada generasi seterusnya.

Akan tetapi, teori yang diungkapkan oleh Jean Baptise de Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin. Erasmus Darwin merupakan kakeh dari Charles Darwin. Erasmus Darwin mengatakan bahwa leher jerapah yang panjang bukan berasal dari adaptasi jerapah tersebut. Tetapi Erasmus Darwin mengungkapkan bahwa pada awalnya, jerapah memiliki populasi yang heterogen. Ada jerapah yang memiliki leher panjang dan ada jerapah yang memiliki leher pendek. Kedua jenis jerapah ini akan bersaing untuk mendapatkan makanan agar dapat bertahan hidup yang kita ketahui makanan jerapah adalah daun daunan yang berada pada pohon. Jerapah berleher pendek pun lama kelamaan akan kalah persaingan dari jerapah berleher panjang, sehingga jerapah berleher pendek pun akan punah. Jerapah berleher panjang pun menang, dan sifat leher yang panjang ini akan diwariskan kepada keturunannya sehingga dilahirkan jerapah yang memiliki leher panjang

Tulang yang kita miliki saat ini memiliki tentunya memiliki fungsi, dan berdasarkan Jean Baptise de Lamarck, apabila kita menggunakan organ kita secara terus menerus, maka organ tersebut akan membesar dan berkembang. Tetapi jika kita tidak menjaga organ organ kita dengan baik, maka organ organ yang kita miliki saat ini tentu saja akan menjadi tidak sehat. Sebagai contoh, apabila kita tidak menjaga kesehatan tulang yang kita miliki saat ini, maka tulang kita memiliki potensi untuk terkena beberapa penyakit salah satunya osteoporosis. Osteoporosis adalah penyakit pada tulang. Osteoporosis adalah penyakit yang khas karena menyebabkan tulang mengeropos sehingga tulang akan menjadi lebih rapuh dari sebelumnya. Osteoporosis sering menyerang wanita paska menopause dan pria pria yang lansia.

Osteoporosis sering terjadi pada wanita paska menopause karena wanita paska menopause mengalami kekurangan estrogen. Sedangkan estrogen sendiri adalah hormon yang membantu pengangkutan kalsium ke dalam tulang wanita. Hal ini biasanya terjadi pada  wanita yang memiliki usia 51-75 tahun. Akan tetapi, osteoporosis dapat terjadi lebih cepat maupun lebih lambat. Akan tetapi, tidak semua wanita lansia memiliki resiko yang sama besarnya untuk menderita penyakit osteoporosis. Osteoporosis juga dapat disebabkan oleh kurangnya kalsium pada tubuh kita. 

Akan tetapi osteoporosis dapat diobati dengan cara meningkatkan kepadatan tulang kita. Penderita osteoporosis diharuskan untuk mengonsumsi kalsium dan Vitamin D. jumlah kalsium dan vitamin D yang dikonsumsi penderita osteoporosis juga harus dalam jumlah yang mencukupi. Osteoporosis dapat dicegah dengan cara melakukan olah raga beban secara teratur seperti berjalan dan menaiki tangga. Selain itu, kita juga harus mengonsumsi kalsium dalam jumlah yang efektif supaya tercapainya kepadatan tulang maksimal

 Setelah membaca pembahasan diatas, rangka memiliki banyak fungsi yang diantara mereka sangatlah penting bagi kelangsungan hidup tubuh kita, akan tetapi dari sekian banyak rangka, ada rangka yang tidak memiliki fungsi. Dari rangka yang tidak memiliki fungsi, penulis setuju jika rudimenter akan terjadi pada rangka yang tidak memiliki fungsi tersebut. Rudimenter dapat terjadi melalui evolusi. Contohnya adalah adanya tulang ekor pada tubuh manusia yang berukuran lebih pendek dari kera. Yang berdasarkan teori evolusi, kera adalah nenek moyang dari manusia. Akan tetapi, tulang ekor bagi manusia masih memiliki fungsi bagi tubuhnya, tetapi fungsi yang dimiliki tulang ekor manusia berbeda dengan fungsi tulang ekor kera. Tulang ekor kera digunakan untuk menyeimbangkan tubuh saat bergelantungan di pohon sedangkan manusia, tulang ekor lebih digunakan untuk menyeimbangkan tubuh saat duduk

        

         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun