Mohon tunggu...
Stephanie Prisca Dewi
Stephanie Prisca Dewi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya adalah seorang guru di Banjarnegara yang dekat wilayah dataran tinggi Dieng. Menjadi pebelajar tidak harus muda dan tua. Pebelajar adalah semua usia. Kita hanya perlu "MAU" untuk belajar. Karena ketika kita mau kita akan mampu. -Stephanie Prisca Dewi- Penikmat Kata

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Media Video Pembelajaran dan Kantong Bilangan pada Siswa Kelas IV SD Negeri Kasmaran

26 September 2022   10:45 Diperbarui: 27 September 2022   09:30 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diagram 1. Ketuntasan Hasil Asesmen Formatif

2. Menyiapkan media yang akan digunakan

Pemanfaatan media pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran di kelas dapat membawa keberhasilan bagi guru maupun siswa. Salah satu media berbasis teknologi informasi yang bisa digunakan adalah penerapan video dalam pembelajaran. Hal ini sesuai penelitian dari Friendha Yuanta (2019)  Pengajaran dengan menggunakan video bercirikan adanya pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti proyektor film, tape recorder dan proyektor visual lebar. Jadi pembelajaran melalui video adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui penglihatan dan pendengaran. Media video ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena dapat menyimak sekaligus melihat gambar. (Friendha Yuanta (2019). Pengembangan Media Video Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada Siswa Sekolah Dasar. https://journal.uwks.ac.id/index.php/trapsila/article/view/816/704)

Selain itu, media konkret yang dapat menunjang dalam pembelajaran matematika yaitu media pembelajaran  Kantong Bilangan. Hal ini sesuai penelitian dari Sri Kundarsih, Su’ad, Santoso (2022) Media pembelajaran Kantong Bilangan merupakan suatu media pembelajaran yang berisi kotak – kotak yang bisa dipergunakan untuk mengetahui nilai tempat suatu bilangan dan mempermudah siswa untuk melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Melalui media konkret tersebut, akan tercipta pemahaman yang mendalam bagi siswa tentang materi yang dipelajarinya yaitu operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Suasana belajar yang ditimbulkan akan lebih terasa menyenangkan karena siswa belajar dengan alat peraga yang memudahkan untuk melakukan operasi hitung, sehingga  meningkatkan pemahaman materi dan lebih jauh yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam langkah ini penulis dituntut untuk bisa mengembangkan pembelajaran dengan menggunakan media konkret yang ada di sekitar agar siswa lebih mudah dalam mempelajari materi. Selain itu, juga dengan mengimplementasikan teknologi informasi dalam pembelajaran. Dalam praktik baik ini penulis menggunakan video pembelajaran yang ditayangkan berbantuan powerpoint dan juga media Kantong Bilangan. (Sri Kundarsih, Su’ad Su’ad, Santoso Santoso (2022) Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I SD.https://pajar.ejournal.unri.ac.id/index.php/PJR/article/view/8339/pdf)

3. Menyusun Asesmen

Menurut Mariyati Teluma dan Wanto Rivaie (2019) penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa. Untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk bisa menilai secara keseluruhan. Sebelum melakukan penilaian guru perlu mempersiapkan instrumen asesmen mulai dari kisi-kisi, bentuk asesmen, dan pedoman penilaiannya. Pada praktik baik ini penulis menerapkan asesmen formatif individu dan kelompok, serta keterampilan siswa dalam kelompoknya. (Mariyati Teluma dan Wanto Rivaie (2019). Penilaian. Penerbit PGRI Prov. Kalbar. https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=sibHDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR3&dq=penilaian+hasil+belajar&ots=ROrYlN0DpH&sig=8_LlgRVCK8L2tbFXI5szwiVIW08&redir_esc=y#v=onepage&q=penilaian%20hasil%20belajar&f=false)

4. Melakukan Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik menjadi modal bagi kesuksesan sebuah kegiatan pembelajaran. Menurut Supriyanto (Erwin Widiasworo:2018), ruang lingkup pengelolaan kelas dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu pengelolaan kelas yang memfokuskan pada hal-hal bersifat fisik dan nonfisik. Yang penulis lakukan dalam praktik baik ini mengelola ruang belajar dan penempatannya disesuaikan dengan kondisi ruang kelas serta kelompok yang dibuat dalam pembelajaran. Dengan harapan dapat membuat siswa lebih nyaman dalam berinteraksi dengan baik di kelas. Tidak lupa untuk melibatkan siswa mewujudkan kondisi kelas yang rapi, bersih, dan nyaman. Dalam praktik baik ini penulis bersama siswa mendesain ulang kelas agar lebih menarik. Dalam pembelajaran penulis mengelompokkan siswa secara heterogen beranggotakan 4 siswa di setiap kelompok. Selain itu, siswa juga diberi reward ketika sudah melaksanakan tugas dan ikut aktif dalam proses pembelajaran di kelas. Pemberian reward diharapkan bisa memotivasi siswa untuk ikut aktif mengikuti pembelajaran. (Erwin Widiasworo, S.Pd. (2018). Cerdas Pengelolaan Kelas. Diva Press.  https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=hZmyDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=pengelolaan+ruang+kelas&ots=i_1sDIu4OG&sig=ZRmZaAPQXF-a5vKt2ugpjJASbWI&redir_esc=y#v=onepage&q=pengelolaan%20ruang%20kelas&f=false)

Refleksi dan Dampak

Secara umum pembelajaran matematika yang dilakukan guru di sekolah dasar masih belum berjalan secara maksimal. Guru dalam proses pembelajaran masih sering menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi. Sedangkan materi dalam matematika adalah konsep yang bersifat abstrak, yang memerlukan media atau proses untuk mengkonretkanya agar mudah dipelajari.

Refleksi hasil dan dampak dari aksi yang telah dilakukan antara lain:

  • Menurut Andi Yunarni Yusri (2018), pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru. Masalah yang disajikan dalam pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan motivasi siswa dalam memahami konsep yang diberikan. Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran membuat siswa lebih bersemangat, dan termotivasi selama proses pembelajaran. Dalam kelompok, siswa terlihat aktif berdiskusi memecahkan permasalahan, dan lebih berani serta percaya diri saat memaparkan hasil diskusi kelompoknya. (Andi Yunarni Yusri (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VII Di SMP Negeri Pangkajene. https://journal.institutpendidikan.ac.id/index.php/mosharafa/article/view/mv7n1_6/345)
  • Menurut Risqa Tri Oktaviani (2019), media audio visual gerak yang saat ini sangat diminati oleh pengajar yaitu video. Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperpanjang waktu, serta mempengaruhi sikap. Karakteristik dari video yaitu kejelasan pesan, berdiri sendiri, user friendly, representasi isi, visualisasi dengan media, menggunakan resolusi yang tinggi, dapat digunakan secara klasikal atau individual. Penggunaan media berbasis teknologi informasi yang diimplementasikan dalam bentuk video pembelajaran yang ditayangkan berbantukan powerpoint dapat menarik perhatian siswa. Tayangan video pembelajaran membuat siswa tidak cepat bosan dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Dari hasil asesmen diperoleh hasil 21 dari 23 siswa mendapatkan nilai yang maksimal. (Risqa Tri Oktaviani (2019). Pemanfaatan Video sebagai Media Pembelajaran dalam Pendidikan dan Pelatihan(Diklat). https://ejournal.perpusnas.go.id/md/article/view/728/720)
  • Menurut Sri Kundarsih, Su’ad, Santoso (2022) Kantong Bilangan merupakan media 3 dimensi yang memberikan gambaran proses konkret dalam pembelajaran, gambaran nyata ini diperoleh dari pengoperasian yang dilakukan menggunakan kantong-kantong dan sedotan yang dijadikan bentuk konkret dari simbol matematika. Berdasarkan hal tersebut anak akan lebih mudah dalam memahami konsep. Terlihat dalam pembelajaran saat mencoba menggunakan media konkret kantong bilangan siswa terlihat antusias untuk mempraktikkan. Siswa merasa senang karena dalam pembelajaran tidak hanya mendengarkan guru menjelaskan, melainkan bisa ikut aktif belajar membangun pemahamannya sendiri. (Sri Kundarsih, Su'ad Su'ad, Santoso Santoso (2022) Keefektifan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Kantong Bilangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas I SD.)
  • Menurut Sartika Dewi Lukitawanti, Parno Parno, Sentot Kusairi (2020), asesmen formatif didefinisikan sebagai proses asesmen yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung guna memahami kemajuan siswa dalam belajar, serta memperoleh informasi tentang bagaimana guru mengembangkan keberlangsungan pembelajaran. Dalam praktik baik ini, penulis memberikan lembar kerja kelompok yang berbentuk soal cerita dan asesmen formatif individu sebanyak lima soal. (Sartika Dewi Lukitawanti, Parno Parno, Sentot Kusairi (2020). Pengaruh PjBL-STEM Disertai Asesmen Formatif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Elastisitas dan Hukum Hooke. http://journal2.um.ac.id/index.php/jrpf/article/view/12987)

Hasil yang diperoleh dari proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, sebagai berikut:

  • Asesmen Formatif Individu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun