"Hari ini mana yang kau pilih? Cerpen atau puisi?"
"Hmm.. jujur aku bosan dengan puisi. Aku sepertinya selalu menuangkan ideku dengan bentuk itu"
"Baiklah, aku memerintahkan kau untuk menulis cerpen pada hari ini" Kiran tersenyum riang dan menantang kepadaku
"Bagus juga, tapi ide-ide yang kusimpan di kotak tidak ada yang menarik perhatianku lagi" Kataku sedikit putus asa
Mata Kiran bergerak kesana-kemari mencari inspirasi. Ia bahkan mengambil barang-barangku satu demi satu untuk menemukan secercah ide yang mungkin saja abstrak. Aku tidak peduli bila ia ingin mengacak kamarku sampai hancur karena aku memang percaya padanya. Pandangannya terhenti ketika menatap kotak pandoraku cukup lama
"Hei, menurutku ini adalah ide yang bagus" Kiran tersenyum penuh kemenangan
"Apa?"Â
"Itu.. ide untuk cerpenmu hari ini. Kotak pandora kesayanganmu," Kiran berpikir sejenak dan seketika tersenyum "Kotak pandora penghasil ide-ide cemerlangmu selama ini"
"Hmm.. bisa kupertimbangkan. Kau memang jenius Kiran"
"Kau terlalu berlebihan. Aku jadi sebal," Kata Kiran sembari memutar bola matanya "Ya sudah, kalau begitu kau coba dulu tuangkan idemu. Kalau ada apa-apa panggil aku ya"
"Terima kasih Kiran!"