Mohon tunggu...
Stephanie Maria Mantiri
Stephanie Maria Mantiri Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Menuangkan imajinasi ke dalam tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sakit Punggung

5 Juni 2022   23:41 Diperbarui: 5 Juni 2022   23:47 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Punggungku sakit

Seperti habis dihabisi jagoan

Seperti dijorokkan ke bebatuan

Para tabib terheran dibuatnya

Aku sudah berbicara pada ribuan tabib

Atas usul sahabatku

Tapi tak satupun berhasil

Punggungku beri teka-teki

Tabib ke seribu amat teliti

Tapi tak dapat diungkap juga

Perasaan seperti ditancap belati

Mencipta pertanyaan terbuka

Sahabatku mengerut keningnya

Mempertanyakan kesembuhan diriku

Aku sudah hancur dibuatnya

Tak satupun dapat membantu

Aku bilang ke sahabatku

Sepertinya aku akan ajal

Rasa sakit tak terbendung lagi

Aku rasa sudah fatal

Kuperkirakan hidup tinggal dihitung jari

Bahkan tak dapat dihitung hari

Aku ajak sahabat

Nikmati hidup walau sekelibat

Aku manusia tak beruntung

Hidup adalah cemooh berang

Aku selalu diserang

Berharap hidupku tak panjang

Kemudian aku berpikir

Tak ada yang senang padaku sampai akhir

Sahabatku jadi berpikir

Cara agar hidupku tak akhir

Tabib ke seribu satu ditemukan sahabatku

Aku dipaksa pergi padanya

Demi sahabatku

Aku datang malam ini juga

Ternyata tempat tabib bau bangkai

Aku mual

Ternyata tabib itu sahabatku

Aku heran

Sahabatku menyeringai

Setapak ia dekatiku

Tancapkan belati di punggungku

Ia tertawa "Selama ini kubalut lukamu dengan kebohongan"

Ia baik padaku

Tapi hanya semu

Fitnah ia rancang

Semua orang lancang

Tancap

Tancap

Gelap

Gelap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun