Mohon tunggu...
Stenus Jacub Kartutu
Stenus Jacub Kartutu Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa S3 Universitas Sahid Jakarta

Saya seorang pekerja sekaligus mahasiswa S3. Topik konten favorit saya merupakan manajemen, organisasi dan komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengungkap Aspek Konsumerisme di Indonesia

15 Desember 2024   20:08 Diperbarui: 16 Desember 2024   11:37 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah salah satu produsen sampah plastik terbesar di dunia dan menghadapi tantangan besar dalam mengatasi dampak lingkungan dari budaya konsumen ini.

Mengatasi kebutuhan palsu 

A pair of man and woman wearing glasses and carried lots of paper bags for shopping. (Sumber foto : freepik.com)
A pair of man and woman wearing glasses and carried lots of paper bags for shopping. (Sumber foto : freepik.com)

Herbert Marcuse menekankan pentingnya kesadaran kritis sebagai sarana melawan dominasi kebutuhan palsu. Dalam kasus Indonesia, langkah ini dapat dimulai melalui pendidikan yang mengajarkan masyarakat untuk membedakan antara kebutuhan nyata dan keinginan pasar. 

Pendidikan ini dapat dimulai sejak dini melalui kurikulum  yang menanamkan kesadaran akan konsumsi berkelanjutan dan tanggung jawab terhadap lingkungan. 

Selain itu, kampanye publik yang menekankan pentingnya hidup sederhana dan menggunakan sumber daya secara bijak dapat membantu membentuk pola pikir masyarakat.

Pemerintah mempunyai peran penting dalam membentuk perilaku konsumsi masyarakat. Misalnya, pengaturan iklan yang menyesatkan dapat  mencegah masyarakat terseret ke dalam kebutuhan yang tidak benar. 

Pemerintah juga dapat mendorong konsumsi berkelanjutan melalui insentif untuk produk-produk ramah lingkungan. Kampanye publik untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai juga merupakan langkah nyata yang perlu diperkuat.

Media sebagai salah satu aktor utama yang membentuk persepsi masyarakat harus bertanggung jawab dalam menyajikan konten pendidikan. 

Selain sekadar mewakili gaya hidup konsumen, media juga dapat mempromosikan nilai-nilai tak berwujud seperti kebahagiaan, komunitas, dan kesederhanaan. Influencer dan selebriti juga dapat berperan penting dalam kampanye ini dengan mengedepankan gaya hidup sederhana.

Dari sudut pandang masyarakat, kegiatan seperti pertukaran komoditas dan pasar lokal dapat mengurangi ketergantungan pada produk baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun