Semua: "Kami tidak akan peduli dengan semua itu."
AP: "Lalu apa yang berbeda kali ini?"
Ibu 1: "Saya merasa suami saya baik sekali, karena tidak menyalahkan saya, melainkan memahami perasaan saya. Dia berpihak pada saya, bukan memusuhi saya."
AP: "Jika suami Anda pergi bekerja, akan mudahkah bagi Anda untuk melakukan tugas-tugas rumah tangga?"
Ibu 2: "Saya akan melaksanakan tugas-tugas saya dengan senang hati."
AP: "Sekarang, mari kita bicara tentang suami tipe ketiga. Setelah roti itu hangus, ia memandang istrinya sambil mengatakan, 'Nih, saya ajari kamu cara membakar roti!'"
Semua: "Tidak. Suami macam itu lebih buruk lagi dari yang pertama, sebab ia menganggap saya dungu."
AP: "Bagaimana kalau apa yang suami Anda lakukan itu, Anda lakukan kepada Anak-Anak Anda dan Anak-Anak didik Anda?"
Ibu 1: "Sekarang saya mengerti tujuan membuka dialog ini. Saya memang selalu mengkritik anak-anak saya, anak-anak didik saya, tanpa saya sadari. Saya selalu mengatakan, 'Kamu sudah dewasa, sudah harus tahu bahwa apa yang kamu lakukan itu salah.' Saya sekarang tahu mengapa mereka marah dengan kata-kata saya."
Ibu 2: "Saya juga selalu mengatakan kepada anak-anak saya, anak-didik saya 'Biar saya tunjukkan padamu cara melakukan ini dan itu.' Dan sering kali mereka 'marah' saat mendengarnya.
Ibu 3: "Saya sering 'mengkritik' anak-anak saya & anak-didik saya. Hal itu menjadi hal yang biasa bagi saya. Dan saya sering mengulang-ulang kalimat yang dulu diucapkan orang tua dan guru saya kepada saya. Dulu, saya juga sangat tidak suka mendengar mereka mengatakannya."