Sangat mungkin ada yang sudah hilang, dan tak tersingkap lagi oleh si Walian dalam upacara Mahorai atau Ramaragesh, apalagi hanya mengandalkan kekuatan ingatan atau bahkan dalam keadaan transce di mana ada kekuatan roh supra natural yang hadir dalam diri si Walian.
Adakah yang pernah merekam kisah yang dibawakan Walian ini secara tertulis dan atau secara audio? Misalnya seperti yang dibuat dalam buku berbahasa Belanda yang dibuat oleh van Kohl, bertahun 1903. Adakah rujukan tertulis yang lebih tua, atau rujukan terbaru yang bisa dijadikan pegangan bagi para peneliti?
***
Penelitian oleh Makaliwe tersebut misalnya makin menegaskan bahwa pada hakikatnya kisah leluhur pertama itu memang mitos saja, dan tak bisa dilihat sebagai kisah sejarah geneologis leluhur Minahasa secara lengkap. Tapi justru mitologi atau cara menjelaskan asal usul kisah mitos itu sendiri mempunyai nilainya tersendiri, yakni menyingkap dan menegaskan orientasi kehidupan manusia. Tegas Denni yang pernah membuat penelitian tentang sebuah komunitas Dayak di pedalaman Kalimantan.
Dalam kisah cukup jelas arah vertikalnya, yakni hubungan dengan dunia roh leluhur dan sang pencipta, dan arah horizontal dalam hubungan dengan sesama manusia dan lingkungan sekitarnya.
Denni menyebut tokoh pertama adalah Lumimuut. Dikisahkan bahwa dialah manusia satu-satunya yang selamat dalam peristiwa air bah yang melenyapkan semua penduduk bumi. Dengan susah payah sampai berkeringat, Lumimuut bisa selamat.
Tokoh kedua adalah Karema. Siapakah sosok ini? Dalam kisah, Karema direpresentasikan sebagai yang sakral di bumi, sebagai pendeta atau imam yang mengantarai dunia langit dan dunia manusia berpijak.
Dikisahkan bahwa Opo Karema menyuruh Lumimuut menghadap empat penjuru angin supaya bisa mendapat keturunan, dan setelah menghadap tiga mata angin, nanti saat hadap angin barat maka dia hamil dan melahirkan Toar, yg kemudian berpisah dan bertemu kembali, lalu keduanya menjadi isteri dan suami. Lagi-lagi Opo Karemalah sebagai representasi yang Ilahi hadir merestui dan memberkati mereka berdua, maka dari dua pasangan inilah awal mula leluhur Minahasa berkembang hingga kini.
***
Bagaimana menjelaskan perkawinan ibu dan anak sendiri yang kemudian melahirkan anak-anak keturunan yang menjadi leluhur Minahasa?
Dalam kacamata etik moral apapun, fakta ini disebut perkawinan incest, dan terlarang di banyak peradaban, walau ada juga yang membolehkannya walau tidak banyak, apalagi di masa manusia makin beradab dengan pengaruh nilai-nilai keagamaan dan ilmu pengetahuan.
Tapi benarkah demikian adanya dan bagaimana penafsiran yang logis dan faktual? Bagaimana menjelaskannya?
Pertama, perlu dikritisi dengan jelas bahwa penilaian kritis moral itu sejak kapan? Sangat mungkin sejak agama Kristen dan pendidikan ala Barat mulai diterima dan menjadi ukuran standard norma yang berlaku bagi masyarakat.