Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ignatius Suharyo: Mohon "Rahmat Kegelisahan"

12 Oktober 2019   10:13 Diperbarui: 13 Oktober 2019   09:43 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maka kita umat perlu berdoa memohon rahmat kegelisahan. Gelisah karena situasi bangsa ini memanggil untuk umat kristiani terlibat ambil bagian.

Bukan asal gelisah. Namun merasa gelisah sebelum mendapatkan kepastian bahwa semuanya baik2 saja. Mungkin bukan sekedar perasaan ada krisis, sense of crisis.

Yang jelas gelisah karena kehendak Allah mesti terjadi dan umat beriman mesti meyakini sejauh mana sudah dan mesti terlibat aktif, langsung maupun langsung. Apa dan bagaimana kehendak Allah itu sungguh terjadi melalui peristiwa bangsa ini dan sejauh mana saya mengambil bagian di dalamnya.

Dalam doa mohon rahmat kegelisahan dan keyakinan akan bimbingan Tuhan sendiri, sudah tentu perlu peggunaan akal budi untuk memetakan, memahami dengan analisis dan strategi dan teknik yg perlu, baik dan berguna. Maka penting mendesak masukan pelbagai perspektif melalui ahli2 sesuai bidangnya.

Uskup menyebut mendesaknya kompetensi etis dan teknis. Menurutnya, kompetensi teknis tak cukup, bila tidak dilengkapi atau tak disertai dan diawali oleh sikap etis. Suatu kemampuan etis yg bisa diterima dan dipahami oleh makhluk berbudi luhur, apapun latar belakang agama dan golongannya.

Salah satu kemampuan etis itu yang sangat relevan sekarang ini adalah kemampuan bekerjasama, berdialog dan saling bicara dan memahami, menghormati, untuk mewujudkan bangsa yang adil dan sejahtera, damai dan bersatu. Itulah perwujudan iman yang nyata!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun