Kehidupan dalam kebersamaan bukan merupakan sebuah hal yang baru, melainkan filosofi yang sudah mengakar dan tercipta dalam budaya mereka. Metamorfosis terjadi ketika mereka berada di dalam satu atap, yaitu dalam "house of Wisdom". Sebuah rumah industri yang memberikan harapan baru yang terungkap dalam setiap irama hidup mereka. Kehidupan itu tidak nyaman sebagaimana yang mereka bayangkan atau orang lain pikirkan. Namun, gapai ilmu stinggi bintang untuk raih masa depan adalah jendela masa depan.
Waktu itu singkat, terus berjalan, irama hidup bersama terus bersemi, bosan dan jenuh adalah bagian yang tak terpisahkan. Mengganggu pikiran, perasaan dan relung mereka namun bukan sebuah parasit untuk menghantui. Â Ibarat bunga yang selalu mekar dikala mendapatkan cahaya sinar mentari pagi. Begitulah kehidupan di house of Wisdom itu berjalan.Â
Perselisihan memang seperti serangga yang terus menerus menyerang dedaunan. Namun sang petani yang berhikmat itu terus berjuang untuk membasminya. Di sini tidak ada kata "kau dan dia", melainkan hanya "kami dan kita" adalah satu saudara kandung. Dari rahim yang sama dan dalam atap yang sama pula mereka berjuang untuk menentang sistem apartheid yang bergelora di negeri ini. Mereka seperti Nelson Mandela di abad milenial yang tidak melihat perbedaan sebagai sebuah batu sandungan, melainkan sebuah keharmonisan untuk bonum commune.
Tantangan untuk mencapai yang diimpikan menuntut sebuah komitmen dalam berjuang. Tidak ada kata terlambat sebelum mereka memenangkan sebuah pertarungan sengit. Ini adalah sebuah awal di mana kegembiraan itu akan nampak bila telah tiba saatnya. Mereka ingin membuktikan bahwa hidup memang butuh perjuangan, dan perjuangan butuh komitmen.Â
Semua terpampang dalam frame image yang sama yakni dalam house of wisdom. Di sinilah kader milenial Papua itu, walaupun penuh keterbatasan. Namun para pendahulunya telah membuktikan bahwa dengan semangat belajarnya di berbagai tempat, hanya satu kalimat yang dapat mereka ungkapkan, bukan sebuah sajak, pantun atau puisi menarik, tetapi hanya kalimat ini"Villanova kan slalu di hatiku".
by
*PEKAN* #Pena Pendidikan anak Negeri# SA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H