Mohon tunggu...
Stefanus Rahoyo
Stefanus Rahoyo Mohon Tunggu... Dosen - Mantan Guru

Mantan guru yang sekarang menjadi dosen sambil bergelut dengan dunia perbukuan sebagai pekerja buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitos Kemiskinan sebagai Penyebab Terorisme

3 April 2021   08:28 Diperbarui: 3 April 2021   08:31 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.okezone.com

Maka bisa dimengerti bila mereka bersikeras ingin mengubah ideologi negara dengan ideologi yang mereka anut. Mereka bercita-cita menciptakan tatanan kehidupan negara yang ideal dan yang ideal adalah yang sesuai dengan ideologi mereka. Perkara apakah benar cita-cita mereka tersebut merupakan tatanan kehidupan yang ideal merupakan soal lain.

Di sisi lain, bunuh diri---apa pun tujuannya dan bagaimana pun caranya---merupakan bentuk frustasi atau bahkan keputusasaan, selain faktor psikologis seperti depresi. 

Memang, kemiskinan sering kali dituduh sebagai salah satu penyebab orang bunuh diri. Menariknya, WHO tahun 2014 menyatakan bahwa negara berpenghasilan tinggi memiliki angka bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan negara berpenghasilan rendah, yaitu 12,7/100.000 penduduk (untuk negara berpenghasilan tinggi) dibanding 11,2/100.000 (untuk negara berpenghasilan rendah). 

Dr. John Campo dari OHIO State University membeberkan beberapa penyebab orang bunuh diri, yaitu depresi, pelecehan, kekerasan dan latar belakang sosial.

Apa yang bisa kita baca dari data-data di atas? Tidak semua orang miskin atau bahkan hanya sangat sedikit orang miskin yang merasa frustasi atau putus asa dengan kehidupan ekonominya sehingga nekad melakukan bunuh diri. 

Dengan kata lain, dengan segala keterbatasannya, orang-orang miskin itu tetap menghargai dan mempertahankan hidup. Mereka sungguh-sungguh berjuang untuk bisa tetap hidup.

Bagaimana dengan para teroris? Teroris adalah orang-orang yang frustasi dan putus asa melihat kenyataan bahwa kehidupan begitu sulit atau bahkan mustahil mengikuti ideologi mereka. 

Kefrustasian dan keputusasaan itu lalu dinyatakannya dengan teror! Teror yang merusak kehidupan, teror yang mengancam dan merenggut kehidupan orang lain, bahkan teror dengan mengakhiri hidupnya sendiri.

Bagaimana mungkin kita memparalelkan orang-orang dengan kondisi kejiwaan semacam ini dengan kaum miskin? Fakta lain, para teroris jelas merupakan orang-orang yang asosial. 

Terorisme merupakan bentuk ekstrem dari kondisi asosial mereka itu. Padahal, kalau kita mau melihat kenyataan, kaum miskin justru orang-orang yang sangat menjunjung tinggi kehidupan sosial.

Jadi, jelaslah bahwa mengaitkan terorisme (atau para teroris) dengan kaum miskin merupakan pelecehan dan penghinaan terhadap kaum miskin. Oleh karena itu, segera hentikanlah menyebar mitos bahwa kemiskinan merupakan penyebab terorisme!   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun