Mohon tunggu...
Stefanus Rahoyo
Stefanus Rahoyo Mohon Tunggu... Dosen - Mantan Guru

Mantan guru yang sekarang menjadi dosen sambil bergelut dengan dunia perbukuan sebagai pekerja buku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mitos Kemiskinan sebagai Penyebab Terorisme

3 April 2021   08:28 Diperbarui: 3 April 2021   08:31 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nasional.okezone.com

Jadi, bagaimana para komentator itu menyimpulkan bahwa kemiskinan ekonomi merupakan (salah satu) penyebab terorisme? 

Kita hanya bisa menduga-duga. Kemungkinan besar metode pengambilan kesimpulan itu adalah seperti berikut: dari seluruh teroris yang tertangkap (kalau tidak salah angkanya sekitar 10.000 orang), diambil sampel untuk diamati dan diwawancarai. Bisa jadi memang, sebagian besar dari para teroris itu hidup miskin. 

Di sinilah cacat logika itu terjadi: karena sebagian besar teroris yang tertangkap itu hidup miskin; lalu disimpulkan bahwa mereka menjadi teroris karena miskin. 

Faktanya, puluhan juta orang lain yang hidup miskin tidak menjadi teroris. Fakta lain, kabupaten/kota paling miskin tidak menjadi kabupaten/kota sarang teroris. 

Jadi, kesimpulan bahwa kemiskinan ekonomi menjadi penyebab terorisme tersebut sangat tidak berdasar. Itu ibarat menemukan fakta beberapa orang meninggal setelah bermain badminton lalu disimpulkan bahwa badminton menyebabkan kematian. Sangat konyol!

Lalu, bagaimana seharusnya kita menyimpulkan kalaupun kita harus menghubungkan antara terorisme dan kemiskinan? Pernyataan atau kesimpulan yang benar adalah, para teroris tersebut kebetulan hidup miskin. Sebab, faktanya ada juga teroris yang tidak hidup miskin. Fakta lain,  ternyata sarang teroris bukanlah kabupaten/kota termiskin di provinsinya.      

Yang tidak bisa dibantah sejauh menyangkut penyebab terorisme di Indonesia adalah, para teroris itu menjadi teroris karena dogma. Karena dogma mereka menjadi teroris, entah mereka tidak miskin atau kebetulan miskin. 

Entah mereka berpendidikan cukup atau kebetulan tidak berpendidikan. Entah mereka tidak menyadari adanya ketidakadilan sosial atau kebetulan menyadarinya. Begitulah seharusnya kita berpikir. Dengan demikian, masalah menjadi jelas dan solusinya pun menjadi tepat sasaran.

Penghinaan dan Pelecehan Kaum Miskin

Jelas, menyatakan bahwa kemiskinan ekonomi menjadi penyebab terorisme merupakan pernyataan yang tidak berdasar. Lebih daripada itu, pernyataan tersebut sekaligus juga merupakan penghinaan dan pelecehan terhadap kaum miskin. Mengapa?

Mengikuti argumentasi Henry Tajwel, seorang psikolog sosial terkemuka, kelompok teroris tersebut (entah JAD, JI, MIT atau yang lain) dipastikan memiliki pandangan superioritas atas kelompoknya dan inferioritas terhadap kelompok lain di luar kelompoknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun