Mohon tunggu...
Stefano Astra
Stefano Astra Mohon Tunggu... Akuntan - Penulis Lepasan, Tax Expert

Tax Expert, Penulis, dan seorang suami

Selanjutnya

Tutup

Puisi

pekerja tinta sedih

15 Agustus 2010   14:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:00 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pekerja tinta sampai di tapal batas

melihat ujung langit tanpa tepi

ingin lari harus ditepis

masih harus menanti-nanti

 

mandor tinta tiba juga

melirik waktu trus berdetik

pekerja tinta datang melangkah

sudah letih, sudah suntuk

 

mandor tinta datang membaca

diam...sunyi...dia mendesis

pekerja tinta tampak pasrah

memandang sedih tumpukan kertas

 

pekerja tinta mulai berdiri

ambil kertas-kertas tak berkutik

membatin diri siap koreksi

tampak punggung siap berbalik

 

pekerja tinta sudah berkontrak

sedari awal hasrat menulis

mandor tinta keras bersontak

karya akhir berakhir manis

 

pekerja tinta mau sendiri

mengharap bebas tak datang jua

hasrat sudah tak datang lagi

karya ini jadi masalah

 

gerbang ini hampir tebuka

kebebasan itu di depan mata

gerbang ini belum terbuka

karya akhir tak boleh salah

 

jari-jemari terasa kebas

pekerja tinta teringin lepas

mau bekerja terasa malas

di depan gerbang ia menangis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun