Menurut para pemerhati anak, minimal seorang anak boleh menonton pada usia 4 tahun. Hal ini dikarenakan si buah hati sudah dapat mengerti jalan cerita dan memiliki ketenangan yang dapat bertahan lebih dari 1 jam. Selain itu, anak usia 4 tahun juga sudah tidak sensitif lagi dengan suara keras yang ditimbulkan dan cahaya terang dari layar.
Namun, sebaiknya anak diberi pilihan untuk menentukan film yang ingin mereka tonton dan orang tua pun harus tetap memantau pilihan film sang anak. Karena tidak semua film yang diperuntukan untuk semua umur telah bebas dari hal-hal yang tidak baik untuk si buah hati. Lebih baik orang tua mencari tahu atau menganalisa terlebih dahulu tentang baik atau tidaknya konten film untuk si buah hati dari trailer atau sinopsis yang ada di internet atau di majalah.
Jika saat menonton sang buah hati banyak mengajukan pertanyaan mengenai hal-hal baru yang ia dapatkan dari film yang ditonton, anda harus dapat memberi jawaban atau pemahaman dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Selain umur, orang tua juga harus cermat memperhatikan durasi dari film yang diinginkan si buah hati. Menurut American Academy of Paediatrics (AAP), menganjurkan waktu nonton untuk anak-anak tidak lebih dari 2 jam. Makin kecil usia anak, semakin sedikit waktu untuk menonton. Mungkin anda dapat menikmati film yang diputar selama 2 jam lebih, lain hal dengan yang dirasakan si buah hati.
Namun, nyatanya anak cenderung ikut dengan pilihan film orang tuanya. Contohnya saja jika orang tua mengajak si anak menonton The Raid yang banyak tindak kekerasan. Pasti ada saja kelakuan si anak yang membuat orang tua menjadi tidak menikmati film yang ditonton. Begitu pula dengan penonton lain yang terganggu dengan kerewelan si anak.
Bukan hanya itu saja, pra-remaja yang memutuskan untuk ingin menonton film layar lebar bersama teman sebayanya juga perlu diawasi orang tua. Bukan berarti si buah hati telah beranjak dewasa, sehingga orang tua dapat mengurangi pengawasan. Lebih baik dekati anak-anak anda yang telah beranjak dewasa,berilah mereka pengarahan tentang layak atau tidaknya film pilihan mereka bersama teman-temannya dengan intonasi yang rendah.
Menurut Kak Seto, seperti yang dilansir dari sindo.com, orang tua harus mampu menjalin komunikasi dengan bahasa yang ramah pada anak-anak. Meskipun orang tua memiliki rasa ingin marah, tapi aspek yang menenangkan anak harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu, pesan yang disampaikan pada anak harus dikomunikasikan dengan intonasi rendah sehingga anak dapat mudah mengerti maksud orang tua. Beliau khawatir jika anak mengalami kecewa, stres, dan frustasi dengan perkataan yang disampaikan orang tua, anak dapat melakukan tindakan yang diluar dugaan.
Pengarahan sejak dini lebih baik dibanding anak-anak anda harus belajar dari lingkungan bermainnya yang anda sendiri tidak pahami pergaulannya. Pengarahan, perhatian, dan komunikasi perlu dijaga untuk memberi pemahaman pada si buah hati, terutama pada konten yang mereka tonton.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H