Mohon tunggu...
Stefani Sijabat
Stefani Sijabat Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tertarik degan isu-isu yang berkembang seputar sosial, hukum dan politik

menggemari topik-topik kontemporer di masyarkat urban. Blog https://dari-catatan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kim Jong-Un "Minta Maaf", Sujud Syukur yang Jadi Misteri

7 Oktober 2020   17:00 Diperbarui: 8 Oktober 2020   00:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

                                                  "... I am deeply sorry that an unexpected and unfortunate thing has happened in our territorial waters,..."

Begitu kira-kira petikan permintaan maaf yang dikutip dari The New York Times berdasarkan pernyataan resmi dari Korea Selatan. Ini adalah permintaan maaf resmi yang disampaikan oleh Kim Jong Un pada Moon Jae In. Bukan permintaan maaf biasa yang sebatas antara dua laki-laki. Tapi antara dua kepala negara berbatas tanah yang selama ini bersitegang.

Kim Jong Un secara resmi meminta maaf adalah sebuah berita yang tidak pernah kita duga sebelumnya akan terjadi. Selama ini Korea Utara lebih memilih pendekatan yang kurang lebih agresif bila menyangkut dengan pemimpin mereka, Kim Jong Un. Generasi ketiga dari "dinasti Kim" ini walaupun dinilai lebih terbuka dari ayahnya Kim Il Sung, tapi masih memegang tradisi memasang karakter ototriter seperti dua pemimpin sebelumnya.

Permintaan maaf resmi ini dilayangkan Korea Utara pada Korea Selatan setelah dikabarkan salah seorang warga Korea Selatan di tembak mati oleh tentara Korea Utara. Seperti yang kita tau, Korea Utara dan Korea Selatan merupakan dua negara yang hanya berbatas pada tanah dan perairan kecil. Selama ini perbatasan resmi antara kedua negara ini dijaga ketat oleh masing-masing militer. Seringnya insiden yang terjadi di perbatasan dua negara ini terjadi antara penjagaan militer atau usaha pembelotan warga negara sipil yang ingin membelot.

Baca juga : BIAYA PENDIDIKAN DI TENGAH PANDEMI, UNTUK SIAPA?

Seorang pria warga negara sipil tak bersenjata Korea Selatan kedapatan berada dalam perbatasan perairan Korea Utara dan Korea Utara. Belum diketahui dengan pasti maksud pria ini mendekati perbatasan perairan ini. Selama ini pembelotan lebih sering terjadi dari warga Korea Utara ke Korea Selatan. Alasanya beragam, termasuk kemiskinan di Korea Utara. Pria ini kemudian ditembak dan di bakar oleh tentara Korea Utara.

Ini adalah kali pertama dalam kepeminpinan Kim Jong Un, secara resmi memberikan permintaan maaf pada Moon Jae In, Presiden Korea Selatan. Lebih lanjut lagi ini adalah sebuah tindakan "halus" yang langka yang pernah di lakukan oleh Kim Jong Un dalam politik luar negeri. Kim Jong Un yang selama ini digambarkan sebagai tokoh pemimpin yang otoriter dan diktator lebih sering memperlihatkan sosoknya yang tidak mau diremehkan.

Kim Jong Un memang dikenal lebih mirip dengan kakeknya, Kim Il Sung, sang Great Leader, Perdana Menteri pertama Korea Utara. Sifatnya yang lebih terbuka seperti sang kakek berbeda dengan ayahnya, Kim Jong Il. Inilah mungkin mengapa di bawah kepemimpinannya, Kim Jong Un walaupun masih memutuskan Korea Utara "tertutup" dari dunia namun juga mengambil kebijakan yang penting terhadap politik dunia.

Seperti misalnya, hubungan panas-dinginya dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Kim Jong Un dan Donald Trump bertemu dua kali di DMZ (zona demiliterasasi) dan Singapura. Bahkan Kim Jong Un mempersilahkan Donald Trump menginjakan kaki di Korea Utara melewati DMZ. Dan hal ini menjadikan sejarah pertama kali Presiden Amerika menginjakan kaki di Korea Utara. Walaupun setelah dua pertemuan tersebut hubungan kedua kepala negara ini kembali memanas.

Baca juga : KDRT, APA YANG BISA DILAKUKAN

Atau kebijakan "terbuka" lainya yang dilakukan Kim Jong Un dengan melakukan "perdamaian" dengan Korea Selatan. Pertemuan ini juga menanandakan sejarah Kim Jong Un sebagai pemimpin Korea Utara pertama yang pernah menginjakan kaki di Korea Selatan.

Walaupun Kim Jong Un telah melakukan beberapa langkah yang lebih terbuka pada dunia, tetap saja kekuan pada dunia luar masih menjadi permasalahan utama Kim. Sebut saja ketika seorang mahasiswa asal Amerika Serikat yang di tahan lalu kemudian dipulangkan kembali tak sadarkan diri sebelum kemudian meninggal. Kim Jong Un tak mengajukan penyesalan atau bahkan permintaan maaf.

Permintaan maaf juga tidak terjadi saat terjadi baku tembak antara kedua Korea ini terjadi pada Mei 2020 lalu. Baku tembak ini dinyatakan oleh PBB sebagai pelanggaran perjanjian gencatan senjata di DMZ antara Korea Selatan dan Korea Utara yang telah disepakati sebelumnya. Walau Korea Selatan juga tidak mengajukan permintaan maaf.

Permintaan maaf resmi yang dilakukan oleh Kim Jong Un terhadap Moon Jae In ini memang paling tidak adalah hal yang patut disyukuri. Mungkin menjadi harapan bagi Korea Utara dan Korea Selatan untuk berdamai setelah berada dalam "status" perang yang cukup lama. Walaupun menjadi misteri juga, apa maksud Kim Jong Un?. 

Baca tulisan lain dari penulis di Dari Catatan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun