Mohon tunggu...
Stefani Sijabat
Stefani Sijabat Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Tertarik degan isu-isu yang berkembang seputar sosial, hukum dan politik

menggemari topik-topik kontemporer di masyarkat urban. Blog https://dari-catatan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Orang Tua sampai DPR (Bisa Dong)

8 Oktober 2019   07:29 Diperbarui: 8 Oktober 2019   07:46 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang salah dengan keputusan Presiden? Tentu tidak, pemilihan menteri menjadi salah satu hak ekslusif Presiden. Apakah PDIP/ Megawati/ Puan salah dalam hal ini? Tentu tidak. Tidak ada hukum yang dilanggar.

Dan yang terbaru Puan Maharani juga di dapuk menjadi ketua DPR setelah PDIP menjadi pemegang jumlah kursi terbanyak di DPR dalam hasil pemilu di mei lalu. Setelah mundur dari posisinya menjadi Menko PMK pada 30 September kemarin. Ya si anak kembali mendapatkan pengalaman dan pengetahuanya di politik (sekolah). Orang tua pastinya tak mau membuang pengalamannya yang bisa dijadikan bekal bagi si anak mendapatkan kesempatan yang baik.

Megawati sebagai orang tua tentunya tidak ingin membiarkan pengetahuan dan pengalaman politiknya selama ini menjadi terbuang begitu saja. Si anak sudah bersedia masuk dalam dunia politik. 

Keinginan Puan ini ternyata sudah di pupuk semenjak memilih masuk dalam jurusan Komunikasi Massa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jadi ya kenapa tidak Megawati sebagai orang tua memupuk Puan sebagai politisi yang berkualitas berdasarakan pengalamanya.

Baca Juga :ASUMSI RICUHNYA (R)UU KPK

Megawati mungkin memang berpolitik sebagai orang tua untuk anaknya. Seperti pada aktivitas politik yang dilakukan orang tua sebagai wali murid anaknya. Berusaha untuk mendapatkan dan memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tak ada yang salah dalam berpolitik orang tua ini. Semua masih sah-sah saja. Megawati melalui PDIP yang berpolitik untuk Puan juga sah-sah saja.

Megawati berpolitik untuk Puan sebagai orang tuanya. Mendompleng nama besar orang tua. Ini yang kemudian menjadi stigma negatif dalam politik orang tua. Solusinya?. Menjadi tanggung jawab si anak lah ketika besar untuk membuktikan keberhasilan si anak memang dengan usaha orang tua tapi tidak bergantung padanya. 

Puan kemudian mempunyai tugas yang lebih besar daripada menerima pengalaman dan pengetahuan politik dari usaha Megawati. Membuktikan bahwa dirinya layak. Membuktikan bahwa tidak ada yang salah dalam politik orang tua ini. Membuktikan bahwa ia bukan sekedar anak dari Megawati Soekarnoputri dan cucu dari sang proklamator, Soekarno. Membuktikan bahwa kemampuanya saat ini tidak hanya berasal dari politik orang tua tapi juga dari kemampua di dunia politk.

Orang tua berpolitik untuk si anak sejak masih di bangku sekolah. Orang tua pun bisa berpolitik di mana saja untuk si anak. Politik dan berpolitik adalah hal yang lumrah. Itulah seni dalam politik yang dibatasi oleh norma hukum. Politik orang tua sampai DPR. Ya bisa saja dong.

Kunjungi juga tulisan seputar hukum dan politik di Dari Catatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun